DENTING | TIGA PULUH ENAM

78 19 2
                                    

Suasana pagi ini berbeda dari biasanya, lebih tegang dan tidak sedamai seperti sebelumnya. Dean yang biasanya sarapan sebelum berangkat ke sekolah kini sengaja bangun terlambat. Meski dalam kondisi yang tidak sehat Dean tetap memikirkan Raefal dan mengajak adiknya berangkat bersama. "Raefal udah selesai sarapannya?" tanya Dean. Tatapannya hanya tertuju pada sang adik, tidak melirik sedikitpun orang tuanya yang juga ada di sana.

Raefal melihat piringnya yang masih banyak nasi.

"Kamu berangkat aja, Raefal biar Bunda yang antar ke sekolah. Sekalian Bunda mau ke butik."

Dean tidak menanggapinya, cowok itu lantas berbalik pergi tanpa berpamitan. Dapat Retna rasakan sorot kekecewaan dari mata Dean, sekarang Dean jelas menjaga jarak.

Halaman sekolah ramai sorak ruai penonton pertandingan basket antar sekolah yang diadakan hari ini. Itu lah alasan kenapa Dean memaksa bersekolah karena dia termasuk dalam tim. Dean tidak mau membebani tim nya kalau sampai dia tidak datang.

"SMA Mediatama semangaaaaattt!!!"

"SMA Cendrawasih semangaaaattt!!!"

Hari ini begitu meriah, bahkan Chika termasuk yang memeriahkan karena bagian dari tim cheers. Walau sedang tidak baik-baik saja dengan ketua cheersnya, mereka tetap profesional. Chika juga cepat memahami gerakan karena sudah fasionnya. Di sekolah lama Chika juga tergabung dalam grup cheers. Makanya teman-teman Chika dulu terkejut mengetahui Chika ikut ekskul bela diri, karena yang mereka tau Chika berbakat di cheers.

"Keren banget Chika!" puji Nayra memandang Chika dengan tatapan kagum.

"Biasa," jawab Chika jumawa sambil menyibak rambutnya yang diikat kuda.

"Harusnya dari dulu lo ikut ekskul ini. Gak perlu bela-belain ikut bela diri cuma karena Juna."

"Karena cuma itu cara supaya gue bisa deket sama Juna. Udah tau nyari Juna di sekolah itu susah, anaknya bel bunyi aja udah ngilang gak tau ke mana," ujar Chika. "Oiya gue gak lihat Amora dari tadi, gak masuk anaknya?"

"Masuk kok. Tadi dia ada gabung sama panitia lain cuma gak tau sekarang ke mana."

Chika mengedarkan pandangan, tak jauh darinya ia melihat Farel dan Bill yang tengah menyemangati Galen dan Dean yang sedang bertanding. Oke, dia tidak melihat Arjuna juga di sini.

Tiba-tiba ponsel dalam genggaman Chika bergetar, ada pesan masuk dari nomor asing yang membuat Chika mengernyit membaca pesannya.

+62897-7656-×××××

SMA Cendrawasih sekolah gue

???
Ada yang nanya?

send a picture

Chika mengerutkan kening melihat gambar yang dikirim.

Rooftop? Orang yang gue cari-cari ada di sini ternyata

Lo siapa sih anjing! Kenapa lo foto-foto Juna?

Hendra

Degh! Jantung Chika terpompa cepat, darahnya berdesis hebat. Tanpa berpikir panjang Chika berlari keluar bibir lapangan membuat Nayra kebingungan. "Chika mau ke mana?" teriak Nayra yang jelas tidak terdengar.

Di tengah pertandingan Galen sempat melihat Chika yang berlari tergesa-gesa, raut wajah panik yang tidak biasa Galen lihat dari Chika. Tiba-tiba saja Galen mendongak dan jantungnya dibuat berdetak cepat melihat seseorang di atas sana tengah memperhatikan keramaian di bawah.

Dengan napas tersengal-sengal setelah melalui banyak anak tangga akhirnya Chika sampai di depan pintu rooftop. Chika membuka pintu itu dengan kasar, menyapu sekeliling rooftop tapi tidak ada yang dia temukan.

DentingWhere stories live. Discover now