DENTING | DUA PULUH ENAM

356 75 6
                                    

"Ehh sori sori." Wandi membantu memungut barang belanja gadis yang tidak sengaja ditabraknya saat akan membayar ke kasir. "Elo...," telunjuk Wandi terangkat melihat wajah yang familiar. "Amora?"

Amora bingung tapi ia cepat mengingat siapa cowok di hadapannya sekarang. Dia adalah cowok yang waktu itu dikeroyok di jalanan sepi dan ia menolongnya. "Elo cowok yang waktu itu?"

Wandi mengangguk. "Sori gue gak sengaja nabrak tadi."

Amora tersenyum hangat. "Gak papa. Rumah lo deket daerah sini atau gimana kok kebetulan banget ketemu di sini?"

"Jauh sih, cuma mampir aja kebetulan lewat."

"Ohh, gue bayar duluan, ya."

Amora bergegas membayar barang belanjanya, Wandi masih di tempatnya berdiri memandang Amora dari belakang sebentar, lalu lanjut mencari barang belanjaannya.

Dengan keresek putih yang penuh camilan Wandi keluar dari minimarket. Ternyata di luar sedang hujan deras. Atensi Wandi beralih pada seorang gadis yang berdiri tak jauh darinya, dengan langkah ringan ia mendekati gadis tersebut. "Kejebak hujan juga?"

Amora menghela napas kemudian mengangguk.

"Duduk dulu." Wandi mengajak Amora duduk di kursi depan minimarket, di sana bukan hanya mereka yang terjebak hujan, tetapi juga pembeli lain dan ada beberapa pengendara motor yang berteduh. "Oiya gimana kabar temen lo yang kabur itu, udah ketemu?"

"Alhamdulillah udah."

"Syukur deh, gak papa kan anaknya?"

"Kalau untuk kabarnya gue gak tau gimana karena belum ketemu dia lagi. Meskipun kata temen dia baik-baik aja tapi gue gak yakin kalau belum lihat sendiri."

"Harus yakin kalau dia gak kenapa-kenapa."

Amora mengangguk. "Gue harap begitu. Btw...," Amora mengulurkan tangannya membuat Wandi bingung. "Gue lupa kalau gue belum tau siapa nama, lo. Gak adil kan lo kenal gue tapi gue gak kenal siapa lo?"

Wandi membalas uluran tangan Amora dengan senyum rekah. "Wandi."

Deg. Wandi? Bukankah nama itu terdengar tidak asing.

"Iya, Wandi Adibrama Widjaya."

"Lo kenal sama Arjuna?"

Wandi menukik alis, kenapa tiba-tiba jadi Arjuna?

"Kalau Arjuna yang lo maksud anak SMA Mediatama, temen-temennya Farel, Bill, Galen iya gue kenal."

Amora tidak menyangka jika akan bertemu dengan sosok Wandi. Orang yang selama ini disebut-sebut sebagai musuh Arjuna, teman balap Arjuna, dan segalanya tentang dunia malam Arjuna. Jadi dia orangnya?

"Kenapa? Lo kenal sama Arjuna?"

Amora mengangguk. "Temen satu sekolah."

Wandi tidak kalah terkejutnya. "Berarti lo kenal sama Chika? Dia anak baru di SMA situ, dia temen gue, Chika Amodhya."

Amora mengangguk kesekian kali.

Ternyata dunia memang sempit sekali bisa mempertemukan dua orang yang ternyata lingkungannya sudah saling mengenal satu sama lain.

****

Chika bersemangat membuka keresek camilan yang dibawa Wandi lalu membuka bungkus Chitato. "Lama banget katanya otw otw tapi baru sampe."

"Gak lihat di luar badai? Udah untung gue bela-belain dateng karena nanggung udah deket."

"Masa sih? Gak kedengeran soalnya." Chika mengorek kereseknya lagi. "Kok susu strawberry nya gak ada?"

DentingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang