BAB 32: Mengejar Cinta Ustaz Tampan

190 15 0
                                    

Kembali dari masjid, Dian langsung mengecek ponsel. Sebuah pesan masuk dari Keysa ke grup Remponger5. Apalagi yang mereka bahas kalau bukan seputar kegalauan satu-satunya gadis di geng mereka.

Keykey: Iya dong, Dudul. Kok jadi lemot gini lo, Di. Nggak keren banget. :p

Keykey: Samperin gih! Atau ajak ketemuan. Lo perjelas semua. Kalau emang dia nggak ada rasa ya udah, ngapain juga lo kejar.

Begitulah yang dituliskan Keysa cukup panjang dengan nada kesal. Tidak biasanya Dian menjadi telat berpikir seperti ini.

Dian menganggukkan kepala mantap, setuju dengan perkataan Keysa. Bu Jamilah memang bisa membantu, tapi ia juga harus berusaha sendiri. Gadis itu tidak ingin terlalu lama mengharapkan yang tidak pasti.

Me: Oke, Key. Hari ini gue harus ketemu sama dia.

Keykey: Good luck, Di. Gue bantu doa dari sini ya. Yang terbaik pokoknya buat lo. :*

Senyum lebar tergambar jelas di paras ketika membaca chat dari Keysa.

Me: Sweet banget sih. Peluk sini. >.<

Dian langsung berpindah dari ruang obrolan Remponger5 menuju ruang obrolan Ustaz Tampan. Jari-jari yang tadi bergerak lincah, kini berhenti ketika memikirkan apa yang akan ditulis di sana.

"Pak, hari ini ada waktu nggak? Ada yang mau saya omongin," gumam Dian mengucapkan kalimat yang akan diketik. Kepalanya langsung menggeleng cepat.

"Maaf, Pak. Hari ini boleh minta waktunya sebentar. Ada yang mau saya diskusikan."

Lagi-lagi kepala Dian bergerak ke kiri dan kanan. "Terlalu formal."

Bibir Dian saling menjepit saat bola mata bergerak ke atas.

"Maaf, Mas. Hari ini ada waktu untuk ketemuan? Ada yang mau saya katakan."

Dian langsung bergidik membayangkan memanggil Fajar dengan kata Mas. "Duh. Kok jadi geli sendiri."

Gadis itu meletakkan ponsel di atas kasur, kemudian menepuk pelan kedua belah pipi. "Fokus, Di. Masa hal gampang kayak gini aja nggak bisa. Lo udah ahli merangkai kata menjadi kalimat, 'kan?"

Terdengar tarikan napas panjang, sebelum tilikan mata berpindah ke arah ponsel. Kepala yang dihiasi rambut model bob itu mengangguk tanpa ragu. Setelah mengambil gadget pipih tersebut, Dian mulai mengetikkan sesuatu.

Me: Assalamu'alaikum, Pak Fajar. Hari ini ada waktu luang jam berapa? Bisa ketemuan nggak? Ada hal penting yang mau saya tanyakan secara langsung.

Tanpa berpikir panjang lagi, ia segera menekan tombol enter di bagian sudut kanan bawah. Dalam hitungan detik pesan tersebut telah OTW (on the way) ke aplikasi Whatsapp milik Fajar.

Kelopak mata Dian terpejam sebentar ketika harap-harap cemas menanti pesan dari Fajar. Tungkai digoyang-goyangkan ketika mata menatap layar ponsel. Selang dua menit kemudian, pesan balasan masuk ke ruang chat dengan Ustaz Tampan.

Ustaz Tampan: Wa'alaikum salam. Saya free pagi ini, pukul 08.00. Mbak Dian bisa?

Embusan panas lega meluncur di sela bibir Dian membaca pesan balasan dari pujaan hati.

Me: Bisa banget, Pak. Nanti Bapak bisa ketemuan di mana?

Mata Dian berpindah ke bagian kiri atas layar ponsel yang menunjukkan kata 'mengetik'. Fajar sedang membalas pesannya.

Ustaz Tampan: Bagaimana jika di ruangan kerja saya di kampus? Atau Mbak Dian mau bertemu di luar?

Dian diam sejenak. Bibir bergumam ria memikirkan tempat yang cocok untuk bersua.

Mengejar Cinta Ustaz Tampan [TAMAT]Where stories live. Discover now