Chapter 9 : Undesirable

Start from the beginning
                                    

Dor!

Letizia menjerit kaget dan sontak memejamkan mata serta menutup kedua telinganya. Ia tidak percaya Gabrielle menembak ibunya sendiri. Ia tidak bisa melihatnya. Ia tidak akan pernah bisa. Letizia menangis, menutup wajahnya dan matanya rapat-rapat, tubuhnya bergetar hebat. Bagaimana bisa Gabrielle begitu tidak memiliki perasaan? Ibunya saja bisa ia bunuh, apalagi Letizia! Wanita itu berkorban banyak untuk Gabrielle, sementara Letizia? Apa yang bisa ia berikan pada pria itu sehingga tentu saja menyingkirkan Letizia pasti lebih mudah. Ia takut pada monster di dalam suaminya. Ia takut suatu hari monster itu akan menyerangnya juga. "Aku membencimu, Gabrielle," ucapnya di sela-sela tangis. "Aku membencimu."

"Lily," panggil Gabrielle pelan seolah merasa bersalah atas perbuatannya.

Merasakan dirinya disentuh, Letizia menepis tangan pria itu. "Don't touch me!"

"Ada apa ini?" Suara Cate terdengar disertai langkah ramai orang-orang, mungkin mereka terkejut karena suara pistol dan ingin mengecek. Namun Letizia masih tidak berani membuka matanya, ia tetap menangis dan menutup wajahnya rapat-rapat.

"Lily, ada apa?" tanya Bianca menyentuhnya.

Letizia langsung memeluknya dan menumpahkan tangis. Ia ketakutan, sangat ketakutan pada monster di dalam diri suaminya. Pria itu tidak akan pernah mendengarkannya dan ia harus terus bertengkar dengan monster yang ada di dalam diri suaminya. "Is Kelsey, okay?" tanyanya dengan terputus-putus karena isakan.

Bianca mengusap-usap pundak Letizia. "She looks really hurts, apa yang dilakukan Gabrielle?" tanyanya dengan suara pelan, seolah-olah jika ia mengeraskan suaranya sedikit saja maka Letizia akan tambah ketakutan.

Tangis Letizia tumpah. "He shot her."

"Tidak, Lily. Dia tidak menembak ibunya," beritahunya masih dengan suara lembut. Ia mengusap puncak kepala Letizia. "Bukalah matamu."

Letizia membuka matanya ruangan itu kembali ramai oleh anak buah mereka. Ia menelusuri ruangan, mendapati Gabrielle yang terlihat bersalah padanya, namun segera ia alihkan pandangan, mendapati Kelsey yang terdiam tanpa sepatah katapun dengan tatapan kosong, airmata terus mengalir dari sudut mata wanita itu. Tentu saja, Kelsey pasti sangat terluka akan perbuatan Gabrielle dan hal itu semakin membuat dada Letizia sakit. Ia kembali terisak dan langsung berlari ke arah Kelsey, memeluknya dengan erat. "I'm sorry! I'm so sorry!" pintanya merasa amat bersalah karenanya Gabrielle sampai berbuat seperti itu, Gabrielle terlalu mencintainya, bagaimana ibunya tidak cemburu? Karena Letizia juga Gabrielle menodongkan pistol ke kepala Kelsey. Letizia terisak keras, rasa bersalah menggerogoti hati dan paru-parunya, mengakibatkan tangis memilukan. "I'm so sorry, Mom!"

Mendengar panggilan itu, airmata Kelsey semakin banjir dan membalas pelukan Letizia, tidak peduli semua orang melihat ia menangis keras di mana dirinya benci dilihat menangis oleh seorang pun. Perasaan sesak di hatinya bercampur haru, membuatnya hanya bisa menangis terisak untuk melampiaskan derita yang selama ini ia pendam. Kelsey tidak percaya Letizia memanggilnya ibu yang menandakan wanita itu menganggap dirinya masihlah seorang ibu dari Gabrielle meskipun anaknya tidak.

Cate dan Bianca menangis melihat pemandangan itu. Cate menatap tajam Gabrielle, anak itu selalu menghancurkan keluarga mereka. Cate terisak berucap, "Fuck you, Gabrielle."

Gabrielle terdiam sesaat, memerhatikan Letizia dengan perasaan sesak di dadanya. Ia menghembuskan napas berat dari hidung mancungnya, memasukkan pistol di balik jas dan pergi. Ia melirik Ace yang berusaha menyusulnya, menatap tajam seolah diperintahkan untuk tetap di sana dan menjaga Letizia.

Letizia melihat ekspresi dingin, namun frustrasi Gabrielle merasa terluka. Ia tahu perasaan itu, perasaan di mana Gabrielle tidak menginginkannya. Ia tidak mau Gabrielle merasa seperti itu. Letizia harus menyusul Gabrielle, ia tidak ingin Gabrielle merasa sendiri. Merasa Kelsey mulai tenang, Letizia perlahan melepaskan pelukannya.

"Maaf, tapi aku harus—"

"Aku mengerti," potong Kelsey tersenyum tipis. "Pergilah. Kaulah satu-satunya yang mengerti Gabrielle. Aku mencintainya, tapi aku tidak mengerti dia. Kaulah rumah Gabrielle di saat dia muak dengan semuanya. Jangan pernah tinggalkan dia. Hanya kau yang dia percaya, Lily."

Letizia tersadar akan ucapan Kelsey dan segera berlari menemui Gabrielle. Kelsey benar, Kelsey memiliki ayah, Luke, Cate, dan keluarga Stone yang lain. Sementara Gabrielle? Pria itu hanya memiliki Letizia sebagai orang yang ia percayai.

Letizia membuka pintu kamar, mendapati Gabrielle tengah menggenggam pecahan kaca gelas, membuat darahnya terus mengalir ke pergelangan tangan hingga kemeja dan jasnya. "Gabrielle!" Ia langsung bergegas melepaskan genggaman Gabrielle. Namun, luka itu cukup dalam, membuat Letizia harus menarik keluar tusukan serpihan itu. Letizia menangis dan meletakkan serpihan kaca itu ke atas meja. "Apa yang kau lakukan?" ucapnya dengan suara memilukan. Ia mengambil kain dan melap darah pada tangan Gabrielle. "Jangan lukai dirimu, kumohon." Gabrielle menatap Letizia dengan tatapan kosong tanpa sepatah kata pun. Hal itu melukai Letizia. "Katakan sesuatu."

"Apa kau membenciku juga?" tanyanya masih tenang. Namun, Letizia terdiam mendengar hal itu, apa itu yang sejak tadi Gabrielle pikirkan? Apa setakut itu Gabrielle jika Letizia membencinya? Apa pria itu merasa bahwa dirinya benar-benar sendiri? Airmata Letizia jatuh perlahan dari sudut netra. "Do you scare of me?" tanyanya lagi.




#To be Continue...



220623 -Stylly Rybell-
Instagram : maulida_cy

Monster's Wife [Gabrielle's Season 2]Where stories live. Discover now