19- It's Okay

17 1 0
                                    

Hai kamu yang di sana!

Apa kabar? Yang masih waras acungkan tangan!!

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, ya!

~Selamat Membaca~

"Setiap manusia punya alasan dan tujuan mengapa bisa mereka sanggup untuk dilahirkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Setiap manusia punya alasan dan tujuan mengapa bisa mereka sanggup untuk dilahirkan."

~Akasa Vanka Zantara~

*☆---🕊️---☆*

Seminggu kemudian selepas insiden kebakaran...

"Out!"

Di siang menjelang sore karena tidak ada kegiatan juga, Akasa beserta teman-temannya memutuskan untuk latihan baseball saja. Namun, Ajisai dan Vanny tidak.

"Oke guys! Waktunya istirahat! Yang pada mau pulang boleh dipersilakan gak papa," tegas Farrel yang dijawab mereka semua.

Semua mulai menyebar namun ditengah jalan Akasa tiba-tiba berhenti dan menyentuh dadanya yang mendadak nyeri.

"Pengen nyebat dah gue, nongki yok?!" ajak Erick antusias sementara yang lain tidak.

"Nongka-nongki aki-aki, kapan kayanya lo kalo hamburin duit mulu, hah?" Ali menyentil telinga sahabat Jahannamnya.

"Bre, uang bisa dicari tapi masa muda hanya datang sekali, iya 'kan, Ka?" Erick menanyai satu sahabat karibnya namun ternyata dia tertinggal di belakang mereka.

"Ngapain lo menyendiri pose kayak gitu, Ka? kebelet boker?"

"Dada, gue sakit..," ujarnya cukup susah didengari.

Mereka merotasikan bola mata, ayolah Akasa memang suka bergurau seperti ini dia pasti sedang bercanda. Namun, dugaan mereka menjadi goyah saat lelaki itu terduduk yang terdengar sakitnya begitu nyata.

"Nggak, kayaknya dia serius. Akasa! Lo nggak papa?" Farrel menghampiri lebih dulu dan dapat dia lihat Akasa kesulitan bernapas.

"Lo sih udah tahu nih anak baru sembuh ngajak main! Entar ini habis lo sama Jisa!" tampol Ali pada Erick memanasi.

Zidan menampilkan wajah cemas sudah ia duga hal ini akan terjadi. Cowok itu baru 5 hari yang lalu keluar dari rumah sakit karena insiden kebakaran dan Akasa tadi malah lebih banyak mendapat giliran untuk berlari daripada melempar.

"Ka, atur napas lo! Masih bisa denger suara gue 'kan?"

Cowok itu mengangguk dan ikut apa kata Zidan. Perlahan, nyeri di dadanya berangsur-angsur hilang. Namun, setelah itu wajahnya pucat pasi badannya juga seketika lemas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Angels Like You [On Going]Where stories live. Discover now