01- Ketimpuk Bola

62 10 0
                                    

Welcome in this story!

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak dan selalu ingat! Buat menarik napas biar nggak ngap!

~Selamat Membaca~

"Rumah mungkin tempat ternyaman untuk sebagian orang, tapi tidak denganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rumah mungkin tempat ternyaman untuk sebagian orang, tapi tidak denganku."

~Soraya Ghiska Arawinda~

☆*---🕊️---*☆

Dia memandang dari belakang dalam diam. Tubuhnya yang kecil berdiri di atas jembatan dengan rambut panjang yang terpotong berantakan, baju putih biru lusuh yang belum tergantikan, dan pergelangan tangan kiri yang penuh dengan coretan merah.

Takkan pernah ia lupakan penampilan dia pada waktu itu.

Akasa, meraih tubuh yang rapuh tersebut untuk dituntun saling memeluk. Matanya yang redup, tangis yang sudah mengering menyisakan pilu, dan satu kata berulang-ulang dari mulut mungilnya yang begitu menusuk, "Mati, mati, mati..."

Tuhan, apakah dia masih menjadi seorang yang ia kasih?

"Akasa, kamu mau berjanji?"

"Apapun, bilang aja."

"Bisakah, kamu melenyapkan ini?" pintanya dengan sangat.

Laki-laki itu mendekap dia erat, seakan memegang harap yang begitu dipercayakan hanya kepada dirinya seorang.

"Tentu, akan gue buat kesakitan lo menghilang."

Di detik tersebut, mereka membuat sebuah ikatan hubungan yang tidak boleh diingkar. Gadis itu akan terus mengingatnya seperti ini, ikatan benang merah antara malaikat maut dan insan yang meminta untuk dijemput.

"Gue berjanji sama lo."

*☆---🕊️---☆*

Ikatan rambut tersebut terpasang sempurna. Gadis itu, Sora, segera mengambil tas serta kunci motornya dan buru-buru pergi untuk menuju sekolah dengan perasaan gembira.

"Sora? Lo nggak sarapan?" tegur kakak lelakinya, Reyfan, yang baru saja ingin mengetok pintu kamar gadis tersebut.

"Nggak, Kak. Aku sarapan di kantin sekolah aja," elaknya ingin cepat pergi.

"Kenapa? Mama udah capek-capek masak masa lo buang-buang duit? Jangan gitulah. Dah, sarapan! Masih pagi juga lo nggak bakal telat, ayok!" ajaknya dengan sedikit memaksa.

Angels Like You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang