17- Angka, Itu Emas

12 1 0
                                    

Hello everyone!

Pada rindu nggak sama cerita satu ini?

Jangan lupa untuk meninggalkan bintang dan komentar terlebih dahulu, ya!

~Selamat Membaca~

"Nilai bukan segalanya namun segalanya ditentukan dengan nilai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nilai bukan segalanya namun segalanya ditentukan dengan nilai."

~Bella Leilani~

*☆---🕊️---☆*

Pada waktu itu kalau tidak salah kala menginjak kelas 10, Akasa pergi ke Klinik karena merasa badannya kurang enak dan ingin diperiksa. Saat itulah mereka bertemu.

"Boleh saya duduk di sini?" tanyanya pada seorang gadis.

Dia lalu mengangguk dan Akasa pun duduk sembari menunggu obatnya dibuat. "Sendirian aja mbak?" dia kembali memulai pembicaran karena Akasa tak suka keheningan.

Gadis itu hanya mengangguk. Nampak jelas dari muka Akasa bahwa ia canggung dan lebih memilih untuk ikut duduk diam. Namun, satu kalimat yang keluar dari mulut gadis itu telah membuat suatu hubungan yang dinamai pertemanan.

"Lo juga kenapa datang sendiri?"

Ucapannya, Akasa tersenyum ternyata mereka seumuran. "Gue? Ah, gue nggak pengen keluarga tahu kalo lagi nggak enak badan, bisa-bisa entar gue disuntik. Ogah!"

"Lo takut jarum suntik? Phobia?" dan pertanyaannya dijawab Akasa dengan anggukan sangat cepat menandakan betapa ngerinya jarum runcing tersebut bagi dia.

Tanpa sengaja, perilaku itu membuatnya tertawa kecil. Mulai dari situ, mereka mengobrol santai dan saling berkenalan.

"Bella, nama lo kayak princess disney, cantik."

Ungkapan yang ia ujar barusan membuatnya bergeming. Terpaku, kalut, namun menyenangkan. Hingga tak terasa olehnya rasa kosong dan sakit tadi seketika saja menghilang. Niat hati datang untuk membeli paracetamol sebanyak mungkin untuk mati pun juga lenyap.

Berkat laki-laki ini, cowok yang bernama Akasa yang ia izinkan untuk duduk di samping. Tanpa Akasa ketahui, dia sudah menolong seseorang yang berniat mengakhiri diri.

"Ngomong-ngomong, lo ada urusan apa ke sini?" pertanyaan Akasa hanya dapat menjadi misteri karena nomor antriannya telah dipanggil.

Sebelum ia melangkah lebih jauh, gadis itu memanggilnya lalu berujar terimakasih. Pada awalnya Akasa tak mengerti mengapa ia berujar begitu namun dia berpikir positif dan membalas dengan senyuman khasnya.

Angels Like You [On Going]On viuen les histories. Descobreix ara