27. Janjian

331 12 0
                                    

JANGAN LUPA BUAT TlANDAIN SETIAP PARAGRAF 🗨 DAN JANGAN LUPA BUAT VOTE!

[CHAPTER 27 : Janjian]

Sekarang aiden sudah sampai di depan rumahnya. Meletakan motornya di garasi, aiden masuk dan berjalan ke ruang kamarnya.

Berendam dengan air hangat agar melepaskan rasa lelah di tubuh aiden. Selesai membersihkan tubuhnya, aiden langsung berjalan menuju kasur king sizenya dan langsung terlelap ke alam mimpi.

Matahari muncul menyinari alam semesta yang mengantikan posisi sang bulan. Aiden sekarang sudah siap untuk berangkat kuliah lagi, dan tentu saja aiden juga sudah melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu.

Menuruni anak tangga satu per satu, aiden menghampiri orang tuanya yang berada di ruang meja makan.

"pah mah, aiden berangkat dulu" pamit aiden yang langsung meraih tangan orang tuanya untuk bersaliman.

"gak sarapan dulu?" tanya bela.

"nanti di kampus aja mah, yaudah al berangkat dulu, assalamualaikum" jawab aiden.

"waalaikum salam" sahut salam levi dan bela bersama.

Aiden melajukan motornya dan menuju kampusnya karena hari ini aiden ada jam kelas pagi. Untuk hari ini, aiden tidak mengantarkan tasya karena tasya sendiri yang tidak mau diantar oleh aiden.

Di sepanjang jalan yang dilewati, hari ini di sepanjang jalan sangat padat dengan kendaraan beroda dia dan empat. Sambil menunggu kendaraan di depannya maju, aiden tak sengaja melihat spanduk yang memperlihatkan ada pasar malam hari ini.

Hadirinlah Pasar Malam
Hari ini sampai besok !
Jangan sampai kehilangan kesempatan kali ini, datang lah bersama keluarga, teman, maupun kekasih anda.

Begitulah tulisan yang terdapat di spanduk besar itu. Aiden langsung mengambil ponsel dari saku celananya yang langsung memotret tulisan spanduk itu.

Kendaraan sudah berjalan maju sedikit cepat, aiden langsung memasukkan lagi ponselnya dan melajukan motornya dan mengambil arah belok kiri yang tidak terlalu macet agar tidak terlambat sampai kampus.

Sekarang aiden sudah sampai di tempat parkiran kampus. Aiden melepaskan helm full facenya dengan satu tangganya dan berjalan menuju ruang kelasnya berada.

Melangkah demi langkah, di sepanjang lorong, aiden dibuat kaget ketika seseorang menepuk bahu aiden.

"baru sampai?" tanya seseorang itu, yang tak lain agus.

"ya, eh lo bisa gak usah kagetin gue ha?"

"gitu aja kaget, bos apaan lo"

"Bos apaan lo? Lo kalau dikagetin juga kaget kan? Ck! Gue dulu sering di kagetin sama alex waktu kecil, mungkin gara gara tuh bocah gue gampang kagetan"

Ucapan aiden ada benarnya sesuai fakta, sedari kecil ketika aiden bermain dengan alex, aiden selalu di buat kaget dengan alex. Dari alex tiba tiba muncul dari belakang dan ada lain yang alex lakukan agar aiden terkejut sewaktu kecil.

"oh jadi gitu toh, karena alex lo sering kagetan saat ada orang yang kagetin lo?"

"hem"

Mereka berdua berjalan menuju ke kelas. Agus dan aiden terpisah ketika agus sudah sampai di depan ruang kelasnya, sedangkan aiden berjalan terus untuk menuju kelasnya sendiri.

Setelah sampai di kelas, aiden langsung duduk di kursi dan bergabung bersama teman temannya yang sudah datang dari tadi.

"eh ada bos tumben datang agak pagi, gak antar tasya?" tanya alpa.

AIDEN ALEXANDERWhere stories live. Discover now