BAB 04

4.7K 184 0
                                    

Happy reading!!!

****

"Makasih ya kak Galang udah nganterin aku pulang."

Galang hanya menjawab dengan deheman saja.

"Besok pagi gue jemput lo."

"Eh gak usah. Aku naik angkot aja kak." Tolak naya halus.

"Lo bisa gak sih jangan ngebantah terus. Lo asisten gue, jadi turutin semua perintah gue."

"Ta-tapi..." Belum juga Naya selesai bicara Galang sudah memotong nya.

"Ck! Gak usah ngomong. Gue balik dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Naya menghela nafas nya pelan. Kenapa dia harus berurusan dengan yang seorang Galang areksa putra, sungguh merumitkan!

****

Naya terbangun pukul 03.00 dini hari. Dengan cepat gadis itu mengambil wudhu untuk menjalankan sholat Sunnah tahajud.

Setelah sholat subuh gadis itu langsung membereskan semua rumah. Mulai dari nyuci baju, cuci piring, memasak. Dan akhirnya pukul 06.00 pagi semuanya selesai.

Buru-buru gadis itu berangkat sekolah. Kenapa dia berangkat pagi sekali? Jawaban nya karena takut Galang keburu menjemput nya. Dia tidak mau berangkat bareng Galang areksa putra. Seseorang yang ingin Naya jauhi.

Gadis itu berdiri di pinggir jalan. Ia menunggu ada angkot yang datang. Tapi sayangnya di sisi lain Galang melihat nya.

"Ngapain tuh cewek berdiri di situ? Pantes aja gue ke rumah nya sepi, ternyata udah berangkat duluan. Liat aja gue kerjain Lo."

Galang pun turun dari motor nya. Dan memilih menaiki angkot dengan memakai sweater berwarna hitam, topi, dan juga masker. Kalo begini sudah pasti Naya tidak akan mengenali nya.

Soal motor nya? Dia sudah menghubungi orang untuk membawa motor nya pulang.

Dugaan yang tepat, angkot itu berhenti di depan Naya. Gadis itu pun segera menaiki nya dan duduk tidak begitu jauh dengan Galang.

Galang terus memperhatikan Naya dari samping. Dia benar-benar kesal dengan gadis itu. Kenapa dia tidak mengikuti perintah nya kemarin?

Angkot itu tiba-tiba berhenti karena ada penumpang. Dua orang laki-laki berpakaian seperti preman memasuki angkot itu dan duduk berhadapan dengan Naya. Sedangkan Galang duduk di paling pojok.

Naya benar-benar Risih saat kedua laki-laki itu menatap Naya dengan tatapan intens.

"Neng, sendirian aja." Ucap salah satu lelaki itu sambil hendak memegang tangan Naya. Tapi Naya segera menghindar dan mencoba bersikap acuh.

"Neng, jangan jutek-jutek atuh. Nanti cantik nya hilang." Ucap lelaki yang satu lagi dan pindah duduk di samping naya.

Tentu saja Galang sedari tadi melihat nya. Kedua telapak tangan Galang terkepal erat. Dia tidak suka jika ada yang menggangu naya.

Dengan cepat Galang langsung menghajar kedua wajah lelaki itu. Tentu saja mereka kaget apalagi Naya.

"Lo ngapain nonjok wajah gue? Berani Lo? Hah?"

love with youWhere stories live. Discover now