30 | Melewati Bendera Merah

4.7K 666 55
                                    


Nike kembali ke mansion. Dia pergi diam-diam dan kembali lewat pintu depan membawa Laysen. Bersama Roan yang sedikit acak-acakan setelah bertarung dengan Zelan.

Agies menghampiri kakaknya, lalu melihat Laysen dengan penuh pertanyaan.

"Kakak dari mana, aku mencari kakak dari tadi. Dan ... siapa dia?"

Agies sebenarnya tahu kalau kakaknya pergi untuk suatu hal penting. Dan menyangkut tentang keberadaan Roan yang tidak ada di mansion tadi. Tapi dia bukanlah seorang transmigator yang tahu semuanya.

"Dia akan menjadi pelayanmu mulai sekarang." Nike memutuskan tanpa persetujuan Laysen. Tapi memang itu tidak diperlukan. "Dan jangan berlaku sembarangan meskipun dia pelayanmu."

Agies melihat bocah lusuh itu dari atas sampai bawah. Sambil berpikir 'Oh, jadi ini adalah hadiah dari kakak untukku'.

"Terima kasih, kak. Aku akan merawatnya dengan baik," balas Agies dengan mata berbinar. Tanpa tahu siapa sebenarnya dia.

Setelah percakapan singkat itu, Agies memutuskan untuk membawa Laysen ke kamar barunya dan menyuruh pelayan untuk memandikannya. Karena dilihat dari manapun dia benar-benar tidak terurus.

Sejak itu, Nike menjadi lebih sibuk dari biasanya karena mengurus masalahnya dengan marquess. Perang dingin antara kedua belah pihak sudah tidak bisa dihindari lagi. Roan secara resmi keluar dari kubu orang itu, dan menjadi bawahan dari Nike.

Pembunuhan berencana terus dilakukan oleh marquess secara diam-diam kepada Nike dan Roan. Dia benar-benar menjadi orang yang pemarah sekarang. Tidak bisa lagi menahan emosinya karena Roan berani mengkhianatinya secara terang-terangan. Tapi untunglah Nike sekarang sudah tumbuh menjadi kuat dalam hal kedudukan maupun militer. Jadi dia bisa mengimbangi bangsawan lain yang berniat untuk menjadi musuhnya. Namun, tentu saja itu belum sempurna, Roan masih mengisi celah-celah kekurangannya.

Dan di sisi lain, semua pergerakan Nike itu dilihat oleh suruhan Arizon. Berbeda dengan bawahan marquess, bawahan Arizon lebih bertalenta soal bersembunyi dan mengumpulkan informasi. Mereka adalah orang-orang pilihan tokoh utama.

Arizon mendengarkan laporan itu sambil mengayunkan pedang di tempat latihan. Dan dia berpikir kenapa ada orang lain selain dirinya yang melakukan hal berbeda. Apakah dia juga sama dengan Arizon? Dia takut kesempatan kali ini akan diganggu oleh keberadaan Nike.

"Baiklah, awasi terus pergerakannya dan laporkan kepadaku. Jangan sampai ketahuan," ucapnya, sambil mengelap keringat dengan punggung tangannya.

'Orang ini berbahaya. Setiap tindakannya direncakan untuk mengumpulkan kekuatan. Seakan-akan dia juga tahu tentang masa depannya sendiri.'

***

Dalam empat bulan terakhir, nama Arizon langsung melambung tinggi. Sebagai seorang pimpinan utama, dia berhasil memenangkan perang besar. Dimana itu adalah sebuah perang yang sangat mengerikan dan minim kemungkinan untuk menang. Dia dibuang dan diharapkan mati oleh para bangsawan lain di sana.

Walaupun dengan banyak luka di sekujur tubuhnya, dia kembali dengan membawa kabar gembira untuk semua orang. Dan di dalam hatinya dia menyimpan dendam yang sangat besar kepada para bangsawan biadab itu yang dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah sama sekali. Busuk.

Di sisi lain, akhirnya bendera merah untuk Nike sudah menghilang. Perang dimana Nike mati di dalam novel. Tapi sekarang dia malah sedang asyik minum susu dengan biskuit coklat di tangannya. Memanjakan diri dengan bersantai di bawah pohon dan duduk di atas karpet yang digelar di atas rumput hijau. Itu sangat menyenangkan dan terasa seperti di surga. Dengan uang yang melimpah dan pelayanan VVIP.

Dan dia sudah melakukannya untuk dua hari ini. Setelah mendengar kabar bahwa Arizon sudah kembali dengan membawa kemenangan. Yang berarti dia tidak perlu ikut terjun ke dalam perang mengerikan itu dan menewaskan diri sendiri setelah perjuangan panjang ini.

Sedangkan Arizon saat ini sedang mendapatkan perawatan intensif dari dokter kerajaan dan tinggal di sana untuk sementara waktu. Raja sangat senang dengan kerja kerasnya, walau sebenarnya dia tahu sejak awal Arizon ingin ditumbalkan oleh para bangsawan lain. Terutama Duke Estio.

Dia adalah bangsawan murni yang tidak menyukai ide tentang pengangkatan Arizon menjadi marquess. Karena itulah dia dan bangsawan lain yang mendukungnya mengusulkan Arizon untuk terjun ke medang perang. Tapi dia tidak menyangka kalau Arizon akan kembali dengan membawa kemenangan. Dan hal itu malah membuat citranya semakin bagus di mata banyak orang.

***

Seminggu setelahnya, menyebarlah kabar bahwa putri kerajaan ingin bertunangan dengan Arizon. Tapi hal itu belum dikonfirmasi karena itu keinginan sepihak. Dan Nike yang mendengarnya tidak terlalu terganggu dengan hal itu, karena itu juga terjadi dalam novelnya.

Sekarang, Nike sibuk mengurus berkas-berkas pendaftaran Agies ke akademi. Seperti perkataannya empat bulan lalu, dia akan memasukkan adiknya ke sana. Dia akan mendapatkan banyak pengalaman dan relasi. Selain itu, dengan memasukkan Agies ke akademi, itu berarti mengakui bahwa Agies juga tuan muda dari keluarga Sofaran. Meskipun dia berdarah campuran.

"Agies, jangan melupakan ucapanku, oke?"

"Iya, kak. Aku akan mengingatnya. Aku tidak akan mudah percaya dengan sembarang orang dan berhati-hati memilih teman."

"Benar. Ingatlah hal itu."

'Tenang saja kak. Aku akan membantumu setelah lulus dari sana,' batin Agies.

"Dan Laysen juga akan ikut denganmu. Aku sudah membereskan berkasnya. Kalian berdua akan saling bantu di sana. Aku harap kalian tidak membuat masalah besar. Tapi jika kalian direndahkan duluan oleh orang lain, kalian boleh melawan. Aku yang akan menanggungnya."

Agies dan Laysen mengangguk mengerti. Mereka berdua cukup akur. Dan Laysen juga cepat beradaptasi. Walaupun agak sulit mendapatkan izin untuk memasukkan Laysen ke akadami, tapi sepertinya Roan berhasil mengatasinya. Dia memang kompeten.

Dan untuk masuk ke akademi, Nike mengubah warna rambut Laysen menjadi biru muda menggunakan ramuan yang dibeli Roan dari pasar gelap. Dia tidak ingin mengambil risiko dengan membeberkan identitas asli Laysen terlalu awal.

"Laysen, bawa ini. Disaat warna rambutmu mulai memudar dan hampir kembali ke asal, gunakan ramuan ini untuk mengubahnya kembali menjadi biru muda. Ini untuk kebaikanmu sendiri." Nike menyerahkan botol kaca itu kepada Laysen. Dan Laysen menerimanya. Dia mengangguk menuruti semua perkataan Nike tanpa bertanya apapun.

Dan setelah itu keduanya masuk ke dalam kereta kuda. Mereka berangkat ke akademi dengan banyak pengawal yang mengikutinya.

Tbc.

.
.
.

Heloooo sorry baru kembali😋

Sudah mulai mood untuk menulis

Oiyaaa, aku pengen buat official visual dari para tokohnya. Kalau ada yang punya rekomendasi atau temen yang bisa gambar karakter style manhwa kayak ilustrasi cale sama dokja bisa komen ya. Atau lewat pesan boleh~

See u next chapter🌷


Become The Villain's Brother Donde viven las historias. Descúbrelo ahora