15 | Kembali ke Mansion

9.1K 1.3K 23
                                    


Matahari sudah terbit, dan kini waktunya Nike pulang ke mansion. Peristiwa pembunuhan raja dapat dihindari dan dia tidak menjadi kambing hitam. Luka di kakinya sudah diobati dan itu bukan masalah besar jika dibandingkan dengan nyawanya.

Raja melihat Nike pergi. Bahkan putra mahkota dan putri Erisya yang kemarin tidak kelihatan juga ikut menemani.

Saat ini musuh Agies masih kecil, tapi aura bermusuhannya sudah sangat terasa. Hanya saja semua itu tersapu bersih saat melihat senyuman imut dari putri Erisya. Sepertinya putri kecil itu menyukai aura ramah dari Nike. Karena itu Nike membalasnya dengan senyuman tipis.

Kemudian setelah semuanya berkumpul, Nike masuk ke dalam kereta kuda bersama Roan dan Agies. Acara penobatan Duke baru pun resmi usai. Dan sekarang ini Nike adalah Duke Sofaran yang baru. Dia akan pulang ke kediamannya.

***

"Selamat, Tuan Muda, ah--! Maksud saya, Duke," ucap Roan sambil tersenyum.

"Ya ...."

Nike nampak tak begitu senang ketika mendapat ucapan selamat dari Roan. Pasalnya, apakah itu benar untuk mengucapkan selamat atas kenaikan kedudukannya setelah 'orang tua kandungnya' meninggal? Dia dipenuhi rasa aneh di dalam hati.

"Anda terlihat tidak begitu senang, Duke. Apa ada hal yang mengganggu pikiran Anda?"

'Tentu saja ada. Bagaimana bisa aku tersenyum ketika kaki bawahku sakit akibat ulahmu? Dasar pelayan sialan!'

Nike mendengus ke samping karena tidak bisa mengatakan isi hatinya.

"Tidak ada," ucapnya singkat.

Melihat hal itu Roan hanya tersenyum pura-pura tidak tahu. Sedangkan Agies, dia sudah tidur sejak tadi.

Hal pertama yang nantinya akan Nike lakukan saat tiba di mansion adalah fokus mengobati kakinya. Dan setelah sembuh, dia akan mulai melatih elemennya agar bisa mengendalikan sihir dengan baik. Selain itu, dia juga akan berlatih ilmu pedang untuk berjaga-jaga.

Setelah menjadi Duke, kematian akan siap menghampirinya setiap saat. Dia tidak boleh lengah dan tidak boleh lemah. Karena banyak orang yang mengincar kursi ini.

Untuk bertahan hidup, dia harus menjadi kuat. Dia tidak bisa hanya bergantung kepada seseorang, karena itu akan membuatnya memiliki celah yang besar.

Melihat tingkah Nike, nampaknya Roan mengerti. Jadi dia hanya tersenyum bodoh tanpa mau menanggapi lebih jauh.

'Jika aku ingin berganti kubu, aku harus memastikan bahwa bocah ini tumbuh dengan benar dan tentunya tidak terlihat oleh Marquess. Setidaknya sampai kekuatannya menjadi lebih kokoh sebagai seorang duke.'

Roan sudah memiliki niat untuk bergabung dengan Nike sekarang. Tapi, itu belum pasti. Dia akan mengamati sedikit lebih lama sebelum menentukan keputusan akhir. Walaupun sekarang jawabannya sudah terlihat condong ke arah Nike.

***

Nike turun dari kereta kuda. Dan para pelayan serta semua pekerja di kediaman ini sudah menunggu di halaman depan. Mereka menyambut Tuan Mudanya yang kini telah menjadi Duke.

Memang agak berat melakukan hal ini mengingat Duke dan Duchess sebelumnya mati mengenaskan. Tapi, itu bukan alasan untuk membuat Nike merasa sedih.

"..."

Melihat penyambutan ini, Nike merasa agak aneh. Bahkan Zefani berdiri di barisan paling depan. Apa hal ini tidak masalah? Apa ini perlu disambut?

'Benar. Melakukan hal ini sekarang bukan berarti melupakan kematian kedua orang tuaku. Malah ini akan menjadi titik balik di mana aku akan melakukan pembalasan. Jangan perlihatkan kepada musuh bahwa kita berduka dan lemah.'

"Selamat datang, Duke," ucap Zefani memberi salam.

Nike tersenyum.

"Ya."

Selanjutnya, Agies, Roan, dan Zefani mengikuti Nike masuk ke dalam mansion. Sedangkan pekerja yang lain bubar dan kembali ke peran masing-masing.

***

Dokter dipanggil ke kediaman Duke Sofaran. Bukan karena dokter istana tidak mumpuni, hanya saja waktu yang digunakan sangat singkat dan itu kurang intensif.

"Bagaimana? Apa ada perkiraan akan terjadi hal serius?" ucap Nike bertanya.

"Tidak ada, Duke. Saya rasa ini akan sembuh dalam waktu dua sampai tiga hari. Namun bekas lukanya mungkin akan memakam waktu lebih lama lagi hingga memudar."

"Baikalah, itu tidak masalah. Terima kasih."

"Suatu kehormatan bagi saya, Duke."

Dan setelah Nike mengangguk, dokter itu pun pamit undur diri.

"Syukurlah itu bukan luka parah. Saya harap Anda akan pulih lebih cepat dari pada waktu yang diperkirakan," ucap Zefani sambil tersenyum tulus.

"Ya, aku juga berharap begitu," balas Nike sambil menyentuh kakinya.

"Kalau begitu saya akan keluar terlebih dahulu, Tuan. Saya akan segera menyiapkan makanan untuk Anda."

Nike mengangguk. Nampaknya saat ini kepalanya dipenuhi dengan banyak rencana dan beban.

Kemudian saat tersisa Nike dan Roan di dalam ruangan, Roan langsung bicara.

"Saya akan menerina tawaran Anda."

Sejenak Nike yang awalnya fokus kepada kakinya kini diam. Dia sudah menyangka hal ini, tapi dia tidak berpikir kalau akan secepat ini.

"Baguslah kalau kau sudah memutuskannya."

Roan mengangguk.

"Dan juga, saya tidak bisa menunjukkan banyak hal saat ini kepada Anda. Karena pergerakan saya selalu di awasi oleh Marquess Helisyan, ayah saya. Jadi, saya harap untuk sementara ini Anda bisa menjaga diri sendiri."

"Ya. Aku tidak selemah itu."

"Jika Anda lemah saya akan pergi."

"..."

"Apa kau ingin aku bunuh sekarang, Roan?!"

"Haha, tidak!"

Dan detik ini, Roan sudah memutuskannya.

.
.

Reflemoon
29/03/2022

Become The Villain's Brother Kde žijí příběhy. Začni objevovat