7. Makan Malam

11.2K 1.7K 1
                                    


Pemakaman telah selesai. Semua orang kembali ke kediaman masing-masing. Hal yang sama juga dilakukan Nike. Terlalu lama berdiri di sana hanya akan memperlihatkan kelemahan kepada bangsawan lain.

Nike merenung di kamarnya. Semua orang dilarang masuk ke dalam ruangan termasuk Roan. Itu hanya untuk menunjukkan bahwa Nike sangat berduka saat ini. Tapi sebenarnya itu hanyalah cara untuk menutupi sikapnya yang terlalu biasa.

Bagaimanapun dia tidak bisa pura-pura sedih terlalu lama, karena dia tidak bisa melakukannya. Dia bukanlah putra Duke dan Duchess yang asli, melainkan orang asing. Yang dia rasakan saat ini hanyalah rasa iba kepada jiwa Nike yang sudah dia gantikan posisinya.

"Sepertinya posisi Duke tidak boleh kosong terlalu lama. Karena bahkan Raja pun sudah mengirimkan surat resmi kepadaku agar datang ke istana. Ini bahkan belum genap satu hari, tapi dia sudah melakukan semua ini ...."

Nike meletakkan surat di tangannya ke atas nakas. Kemudian dia merentangkan tubuhnya di atas ranjang.

'Raja, aku rasa dia adalah orang yang akan melakukan segala cara untuk memenuhi tugasnya. Entah cara kotor ataupun bersih, dia akan menggunakan semuanya. Di dalam cerita dia dikatakan sebagai sosok yang tegas dan berwibawa. Dia juga membuat jalan tokoh utama pria menjadi lebih mudah setelah kehidupan yang kedua. Tapi untuk keluarga Sofaran, itu menjadi jalan yang sulit karena putra mahkota bermusuhan dengan Agies.'

Nike menutup matanya sebentar sebelum pergi menuju ruang makan nanti.

'Sudahlah, ayo berhenti memikirkan hal itu.'

***

Waktu berlalu begitu cepat dan saatnya makan malam telah tiba. Nike duduk sendirian di kursi seperti biasanya. Tapi hari ini ada yang berbeda. Itu adalah kenyataan bahwa ayahnya tidak akan pernah duduk lagi di kursi kepala keluarga itu. Dan ibunya tidak akan lagi tersenyum di kursi yang berhadapn dengannya.

Dia dapat membayangkan betapa sedihnya Nike yang asli. Karena dia juga pernah merasakan hal ini di kehidupan sebelumnya, saat dia masih menjalani hidup sebagai dirinya sendiri.

Nike meminta Roan untuk menyiapkan makanan. Dan dia langsung dengan sigap menyuruh pelayan dapur untuk menyiapkannya.

Setelah makanan siap, para pelayan itu mulai menata makanan di atas meja makan. Mereka sangat berhati-hati melihat Nike yang duduk dengan raut wajah sedih. Mereka merasa kasihan kepadanya, meskipun itu tidak perlu bagi Nike.

Dia tidak serapuh apa yang dilihat orang-orang. Karena dia sebenarnya adalah pria dewasa yang sudah terbiasa mengurusi segala halnya sendirian di kehidupan sebelumnya. Itu hanya karena suasana dan persepsi orang-orang sehingga Nike terlihat menyedihkan di mata mereka.

"Roan."

"Ya, Tuan Muda?"

"Apa kau sudah makan malam?"

"Seorang pelayan pribadi tidak layak untuk makan lebih dulu dari pada Tuannya," jawab Roan dengan sopan.

"Aku mengerti. Kalau begitu tolong panggilkan Agies untuk datang ke sini. Lalu setelah itu pergilah ke dapur dan makan," ucap Nike.

"Baik, Tuan Muda. Saya mengerti."

"Tidak. Bawalah ke sini. Aku berniat untuk mengajaknya makan malam meski aku sudah makan terlebih dahulu."

Roan langsung terkejut mendengarnya. Meski itu tidak tercetak jelas di wajah tampannya, tapi itu dapat dipastikan dengan mudah. Tak hanya Roan, pelayan lain yang mendengarnya juga terkejut. Karena dulu saat masih kecil, Nike lah yang menyuruh Agies untuk tinggal di gubuk belakang. Dan tentu saja Duke dan Duchess menyetujuinya. Karena Agies hanya dianggap sebagai anak haram yang tidak sengaja lahir dari rahim wanita rendahan.

'Apa yang dipikirkan, Tuan Muda?' batin Roan.

"Baik, Tuan Muda. Saya akan melakukannya."

Nike hanya mengangguk ringan. Dan setelah itu Roan pergi dari ruang makan.

***

Tok ... tok ... tok ....

"Buka pintunya. Ini Roan, pelayan pribadi Tuan Muda Nike."

"..."

Tidak ada jawaban dari dalam gubuk kecil di belakang mansion itu.

Tok ... tok ... tok ....

"Apa tidak ada orang di dalam?"

Hening. Masih tidak ada respon apa-apa dari dalam. Dan saat Roan berkata bahwa dia akan masuk, barulah ada respon pelan.

"Yaaa? Siapa?" balas seorang bocah laki-laki dengan nada gemetar. Mendengar hal itu Roan langsung menyadari bahwa itu Agies.

"Tuan Muda Kedua, saya adalah pelayan pribadi Tuan Muda Nike. Dan saya ke sini atas perintahnya untuk membawa Anda ke hadapannya," jelas Roan dengan sopan. Dan mendengar hal itu Agies mencoba untuk membuka pintunya sedikit.

"A-Apa aku telah melakukan suatu kesalahan?" ucapnya.

Melihat Agies yang menatapnya dengan ketakutan membuat dirinya sedikit melunak.

"Tidak. Tuan Muda Nike hanya ingin makan malam bersama Anda," jelasnya.

Mendengar hal itu Agies tak menampakkan raut wajah senang. Karena selama ini dia mendapatkan segala perlakuan yang buruk, dia menganggap bahwa semua orang juga memiliki niatan buruk kepadanya. Dia mulai was-was, tapi tak ada pilihan lain selain menurut.

Agies menunduk sambil menggigit bibir bawahnya.

"B-Baiklah. Tapi pengasuhku sedang pergi dan dia akan marah besar jika aku tidak izin terlebih dahulu kepadanya."

"Itu tidak masalah. Saya yang akan mengurusnya nanti."

"Benarkah? Kalau begitu aku akan ikut sekarang."

Roan mengangguk. Kemudian dia memandu Agies menuju mansion utama.

***

"Tuan Muda, saya telah membawanya," ucap Roan.

.

.

Reflemoon
18/02/2022

Become The Villain's Brother Where stories live. Discover now