chapter 40

2.3K 51 0
                                    

Setelah hampir sejam perjalanan, mobil Sean berhenti disebuah vila yang jauh dari kota.

"Enggak turun?" tanya Salsa saat Sean belum juga beranjak.

"Bukan gue, tapi lo yang turun," ucapan Sean membuat Salsa menautkan kedua alisnya.

"K-kok gue!?"

"Pokoknya masuk aja deh ke vila," suruh Sean.

"Lo mau jual gue ya!? Ngaku Lo!" tuduh Salsa.

"Oi kerdil, Lo enggak laku kalau dijual badan cebol gitu juga," ejek Sean yang mendapatkan pelototan tajam Salsa.

"Bercanda yaelah, pokoknya turun aja. Gue jamin lo enggak akan kenapa kenapa," Sean seriusan dengan kalimat nya membuat Salsa mau tak mau percaya dan turun dari mobil.

Sesuai perkataan Sean, Salsa memasuki sebuah vila yang cukup luas dengan nuansa alam yang sangat kentara banyak ditumbuhi berbagai macam tumbuhan.

Memutar kenop pintu yang dengan cepat terbuka menampilkan sosok yang amat dirinya rindukan dan tanpa banyak waktu Salsa berlari memeluk Satya.

"Satya!?" serunya.

Satya tampak tersenyum miris, lebih mempererat dekapannya pada gadis yang sudah benar-benar menjadi bagian dari hatinya. Dia benar-benar ingin kabur saja.

"Lepas dulu Sa," ujar Satya setelah hampir satu jam keduanya saling berpelukan.

"Enggak mau,"

"Kita duduk dulu, enggak pegal apa?" tanya Satya.

Salsa akhirnya menguraikan pelukan keduanya, dan melangkah menuju sofa.

"Jadi?" Salsa lebih dulu berbicara "berita itu bohong kan? Aku tau bukan kamu ayah bayi itu, jadi itu hanya omong kosong kan?" tanya Salsa yang tampak kalut.

"Aku bukan ayah bayi Jihan," jawaban Satya membuat Salsa bernafas lega walaupun sebentar karena setelahnya Satya melanjutkan perkataannya.

"Tapi berita itu benar, aku akan menikahi Jihan," setelah Satya mengakhiri perkataannya Salsa hanya mampu membeku.

Tampak terjadi keheningan yang cukup panjang diantara keduanya. Sialnya Salsa bahkan tak mampu menahan cairan bening yang terasa penuh di pelupuk matanya.

"Sa," lirih Satya tercekat.

"Jelasin alasannya," ujar Salsa setelah lama bungkam. Satya menarik nafas berat sebelum kemudian melarikan tangannya untuk menggenggam Salsa namun harus menerima tepisan dari Salsa.

"Pakai mulut bukan tangan, jangan pegang pegang!" sinis Salsa membuat Satya mengusap tengkuknya canggung.

Lalu Satya mulai menceritakan apa yang terjadi hingga alasan yang membuatnya memberitakan soal pernikahannya dengan Jihan.

"Harus seperti itu? Tidak bisakan kita langsung memaksanya? Bagaimana kalau ternyata kita tidak berhasil dan kamu harus menikah dengan wanita licik itu?" tanya Salsa pesimis.

"Tenanglah Salsa," lirih Satya menarik Salsa dan memeluknya sembari mengusap punggung Salsa yang bergetar.

"Aku janji, kita akan kembali seperti semula. Menggelar pernikahan yang mewah," ujar Satya tersenyum menyakinkan.

Salsa menatap sendu Pria dihadapannya, dulu dia sangat benci Pria ini karena terlalu menyebalkan belum lagi dia tiba-tiba saja menjadi dosen pengganti dan melakukan hal hal yang sangat sangat menyebalkan.
Lucu bukan sekarang Pria ini adalah orang yang amat dirinya cintai.

"Aku bisa bantu apa?" tanya Salsa.

"Tetap divila ini sampai aku menjemputmu, ini juga agar tidak ada kecurigaan mungkin aku akan memutuskan komunikasi untuk beberapa saat," jelas membuat Salsa tertegun.

"Sa, are you okay?"

Salsa mengangguk pelan "pasti kangen banget,"

Satya yang mendengar ucapan Salsa tersenyum dan menggenggam tangan gadisnya itu. "Aku juga pasti kangen, tapi kita bisa bertahan kan,"

"Kok kisah kita harus sedrama ini ya? Nyebelin banget tau gak," gerutu Salsa.

"Iya drama kayak kamu," ejek Satya mendapatkan cubitan maut dari kekasihnya itu.

"Kalau ngomong filter dong, ini kita mau pisah. LDR! Masa ngomong jelek gitu sama aku," kesal Salsa.

Satya tersenyum "iya maaf, cantiknya aku bertahan bentar ya tunggu sampai situasi membaik terus aku bisa lamar kamu," mendengar kata kata yang sejujurnya menggelikan itu membuat hati Salsa berbunga-bunga. Dasar bucin!

"Terus aku stay disini sendirian?" tanya Salsa.

"Enggak, bakal ditemani sama pengurus vila ini, belum lagi Sean bakal sering berkunjung juga buat jagain kamu. Perlengkapan kayak baju dan segalanya udah siap jadi mulai hari ini udah boleh tinggal disini. Momy,Bunda, ayah sama dady juga udah bolehin dan setuju tentang rencana kita," jelas Satya.

Salsa mangut mangut "jangan kepincut sama nenek sihir itu, jaga jarak!" peringat Salsa.

Satya terkekeh lalu memmbuat gerakan menghormat "siap komandan!"

Keduanya terkekeh, cukup lama menghabiskan waktu seharian sebelum Satya harus pergi.

"Hati hati!" ujar Salsa, yang mendapatkan kecupan dikeningnya oleh Satya.

"Titip kakak ipar Lo!" peringatan dari Satya untuk Sean yang hanya ditanggapi dengusan Sean.

"Iya iya, lagian seharusnya lo khawatir sama gue bisa aja nih kerdil lukain gue," seloroh Sean yang mendapatkan tatapan tajam milik Salsa.

Setelah keduanya berpelukan, Satya benar-benar meninggalkan kawasan vila menyisakan Salsa yang tampak menahan tangis.

"Oi jangan nangis, masuk kasihan anginnya kalau masuk di badan lo" ucapan Sean membuat tangis Salsa harus ditunda dulu karena Salsa sudah berbalik dan mengejar Sean yang sudah pasang ancang-ancang dan berlari menghindari gadis tersebut.

"Awas ya lo seannnn!!!!!" Seru Salsa.


.

.

.











Konferensi pers, klarifikasi skandal Jihan dan Satya.

"Benarkah berita pernikahan antara anda dengan Mr. Bagaskara?"

"Itu benar, saya ah lebih tepatnya kami memutuskan untuk menikah. Saya meminta maaf kepada Salsabila Bhayangkara atas kabar pernikahan kami berdua. Keluarga besar Bagaskara juga sudah menerima saya dan bayi dalam kandungan saya," ucap Jihan mengusap perutnya yang sudah semakin membesar.

"Lalu bagaimana dengan keluarga dari pihak laki laki? Karena saya melihat belum ada satupun yang datang atau memberikan pernyataan,"

"Saya rasa mungkin itu karena mereka memikirkan reputasi? Apalagi rasanya tidak benar jika mereka datang pada media saat perbuatan yang telah dilakukan putranya," jawaban Hans membuat Jihan menatap papanya tersebut tajam.

"Ah mohon maaf, tolong jangan pikirkan perkataan ayah saya. Saya ingin masa lalu itu tidak perlu diungkit terlepas siapa yang salah. Lebih penting sekarang adalah membuka lembaran baru bukan?" Jihan berucap sambil tersenyum palsu.

"Keluarga Bhayangkara apakah juga telah bersepakat tentang masalah ini? Apalagi mengingat bahwa kabarnya Mr Bagaskara dan Mrs Bhayangkara menjalin hubungan hingga akan melangsungkan pernikahan?"

"Saya rasa bukankah sudah jelas, putus hubungan karena sekarang saya yang akan menikah. Jadi saya mohon untuk tidak menyangkut pautkan keluarga Bhayangkara dalam masalah ini. Semua juga sudah clear dengan kesepakatan masing masing,"

Usai berkata begitu, konferensi pers diakhiri lalu jihan berserta kedua orangtuanya meninggal tempat konferensi pers.

Banyak berita berseliweran tentang pernikahan keduanya, banyak juga yang menghujat dan mengasihani Salsabila Bhayangkara yang telah dikhianati namun tak sedikit yang menduga bahwa Salsa adalah orang ketiga. Namun berita tersebut meredam oleh berita pernikahan dan kehamilan Jihan.

Sesuai kesepakatan, keluarga Bhayangkara dan tentu saja Salsa tidak lagi menjadi sasaran media ataupun keluarga Xavier.

PAK DOSEN BUCIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang