chapter 30

7.4K 263 13
                                    

Vote end coment 🤧

Disebuah ruangan serba putih dengan aroma antiseptik dan obat obatan yang tercium, Kalian pasti sudah menebaknya.

Ya, ini masih diruang inap rumah sakit tempat Jihan dirawat.

"Aku udah enggak mau Satya," ujar gadis tersebut terlihat tak berselera makan

"Kau harus makan sekarang, bahkkan kau baru menghabiskan dua sendok Jihan. Apa kau tak memikirkan dirinya?" Ujar Satya dengan tangannya yang terulur menyuapi Jihan.

Jihan menatap perutnya yang mulai membesar kemudian dengan terpaksa melahap makanan yang disuapi Satya.

Terlihat Satya dengan telaten menyuap Jihan sedangkan Jihan mulai melahap habis makanan tersebut tanpa ada lagi penolakan.

Drrt... Drrt....

Suara dering telepon milik Satya membuat sang pemilik segera mengalihkan atensinya pada benda pipih yang sedari tadi dibiarkan tergeletak di atas nakas.

"Tulang rusukku"
Itulah nama yang tertera pada kontak yang menelpon Satya dengan segera Satya menggeser tombol hijau.

"...."

"Hallo Sa"

"...."

"Maafin aku, pekerjaanku hampir selesai dan segera kesana"

Sambungan terputus, Satya menghela dan meminta maaf pada gadisnya lagi.
Karena ia hampir saja melupakan dirinya.

"Kenapa Sat?" Tanya Jihan membuat Satya menatap Jihan.

"Setelah ini kau beristirahat lah dan jangan melakukan hal bodoh lagi. Saya pergi dulu" pamit Satya langsung keluar dari ruangan Jihan.

Jihan menatap punggung tegap Satya yang menghilang dibalik pintu yang tertutup.


____________000____________

Satya dengan tergesa-gesa memasuki kafe yang tadi disepakati oleh keduanya agar Salsa menuggu di situ.

Satya mengedarkan pandangannya mencari sosok gadis yang telah mengisi hatinya.
Dan tatapannya melembut mendapati gadisnya yang sedang duduk di meja yang paling pojok.

Namun rahangnya mengeras mendapati gadisnya tak sendiri, Satya melihat punggung seorang pria yang duduk berhadapan dengan gadisnya bahkkan keduanya tampak menikmati obrolan.

Satya melangkah mendekati meja Salsa.
"Sayang," panggil Satya membuat Salsa menoleh namun sedetik kemudian Satya menarik Salsa kedekapanya.

"Maafin aku bikin kamu menunggu," lirih Satya mendekap Salsa erat tak memperdulikan sekitarnya.

"Ehem ... " Sebuah deheman membuat kedua pasangan sejoli itu menguraikan pelukannya.

"Lo kenapa disini?" Tanya Satya mengetahui Pria yang sempat membuatnya cemburu ternyata adik lacnat nya Sean.

Sean bersedekap "idih gue kebetulan lihat cewek Lo yang ditinggal sama cowoknya yang enggak bertanggung jawab" sindir Sean.

Tampak Satya menatap Sean tajam kemudian dengan tatapan lembut menatap Salsa yang hanya tersenyum manis menunjukkan gigi kelincinya yang amat mengemaskan.

Satya mengenggam tangan Salsa "maafin aku," ujar Satya.

Salsa menggeleng "ish bapak sekali lagi bilang maaf awas aja ya, Salsa kan sekarang pacar bapak ya sudah sepatutnya Salsa ngertiin bapak. Sebuah hubungan akan harmoni saat saling memberikan pengertian" ujar Salsa.

"Gue pamit ye, eneg gue lihat keuwuan kalian Enggak tahu apa gue ini masih JOMBLO epribadeh!" Dengus Sean segera melangkah keluar dari kafe diiringi kekehan dari Satya juga Salsa.



PAK DOSEN BUCIN (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant