chapter 39

2.1K 56 0
                                    

Disini Satya bertemu dengan keluarga Xavier, menatap wajah wajah yang pernah hampir menjadi keluarganya.

Akh!
mengingat itu membuat Satya murka.

"Kita semua tau bahwa anak dikandungan itu bukan milik saya," mulai Satya berbicara namun hendak Jihan menyangkal yang segera ia iaditahan oleh Satya.

"Saya tidak pernah berpikir bahwa keluarga anda benar benar picik, mengiring opini publik dengan kisah murahan itu dan menyuruh saya bertanggungjawab dan selamat karena saya terpaksa melakukannya," jelas Satya tajam.

Hans berdecih "kau memang harus bertanggungjawab Satya, jujur saja bukankah memang kalian hampir menikah juga,"

"Itu dulu, bukan sekarang. Kalian benar benar lupa atau harus saya ingatkan bahwa putri anda yang lari dari pernikahan itu," balas Satya membuat Jihan menunduk.

"Itu karena dulu aku belum siap tapi sekarang aku benar-benar jatuh cinta dengan kamu Satya, lagian sebentar lagi kita menikah," jelas Jihan tersenyum manis.

"1 bulan lagi pernikahannya dan saya harap segera tarik berita berita murahan tentang tunangan saya," jelas Satya.

"Hei kau akan menikah dengan putriku, untuk apa mengurus wanita itu," protes Laura, wanita paruh baya itu tampak angkuh.

Satya terkekeh "aku tidak peduli dengan pernikahan sialan ini, karena sejujurnya diatas segalanya aku hanya mementingkan wanita yang anda katakan itu,"

Jihan mengepalkan tangannya kuat, dirinya cemburu dan benci mendengar perkataan Satya. "Baik kalau itu mau kamu, tapi kenapa harus satu bulan? Kita bisa menikah seminggu lagi tidak perlu pernikahan mewah," jelas Jihan.

"Apa yang kau katakan Jihan! Pernikahan keluarga Xavier harus mewah bahkan aku ingin meminta tambahan waktu untuk mempersiapkan pernikahan spektakuler," cegah Laura membuat Jihan menghela.

Satya berdecih "terserah, saya akan tunggu kabar pembersihan nama baik keluarga Bagaskara dan Bhayangkara. Dan tentu saja saya harap kalian mendapatkan karma yang baik," jelas Satya tanpa pamit bangkit berdiri melangkah keluar dari rumah keluarga Xavier. ***





Satya memasuki rumahnya dan tampak Shireen dan Rama sedang menunggunya.

"Bagaimana bang?" tanya Shireen.

Satya mengangguk lemah "Satya benar benar tidak bisa menemui Salsa sekarang Bun, Satya merasa amat bersalah,"

Shireen mengusap pucuk rambut Satya, dulu putranya hanya laki laki kaku dan dingin namun gadis manis seperti Salsa mampu mengajarinya mengeluarkan apa yang dirinya rasakan.

"Ayah sudah mengabari keluarga Alexander dan mereka bersedia membantu dan mungkin butuh waktu sepertinya keluarga Xavier sudah merencanakan semuanya dan menutupi bukti," ujar Rama tampak tenang.

Satya mengangguk "makasih yah, Satya juga bakal berusaha buat mengulur waktu dan mengecoh Hans Xavier agar lengah,"

Rama menepuk bahu putra tunggalnya itu, "Ayah sudah menjelaskan pada kedua orang tua Salsa dan meminta maaf. Untuk Salsa Ayah mau kamu yang ngomong sendiri karena rasanya kamu lebih berhak," jelas Rama.

"Satya tau pah, terimakasih," ujar Satya meninggalkan kedua orangtuanya menuju lantai atas dan berdiri didepan kamar Sean.

Tok tok

"Buka aja, enggak dikunci!" seruan Sean membuat Satya masuk ke kamar adiknya itu.

"Ternyata Bang Sat, ada apa?" tanya Sean mendapati sosok Satya yang memasuki kamarnya.

"Enggak kuliah lo?" tanya balik Satya.

"Kelas dibatalin," balas Sean "berita makin ngaco, kenapa jadi bahas pernikahan lo sama nenek lampir?" lanjut Sean bertanya mengingat dirinya tak sengaja melihat banyak berita mengenai pernikahan Satya bukan dengan Salsa melainkan Jihan Xavier.

"Enggak ngaco, emang benar gue bakal nikah sama Jihan," lanjut Satya membuat Sean melotot.

"Enggak lucu sumpah! Lo jangan main main dong Bang," protes Sean.

Satya terkekeh "gue enggak punya solusi lain selain lakuin itu, apalagi gara gara skandal ini nama keluarga kita sama salsa tercoreng, Salsa yang seharusnya mempersiapkan wisudanya mengurungkan diri dirumah, belum lagi perusahaan yang semakin lama semakin menurun, " jelas Satya terdengar putus asa.

”kalau lo nikah sama si nenek lampir otomatis lo membenarkan tuduhan mereka dong Bang! Goblok perasaan Salsa enggak lo pikiran!" terlihat Sean marah.

"Gue butuh bantuan lo buat bawa Salsa bertemu sama gue, gue butuh ngomong sama dia," ujar Satya.

"Ogah gue, " balas Sean cepat.

"Gue mohon Sean, gue bakal jelasin sama lo nanti tapi gue lebih butuh saat ini menjelaskan segalanya sama Salsa, setelah berita itu rasanya enggak mungkin kalau gue pergi gitu aja menemui Salsa," mohon Satya.

Sean mendesah pasrah "gue harap lo enggak buat dia makin sakit," jelas Sean bergegas keluar dari kamarnya.***

Kapan kalian merasa bahwa dunia memusuhi kalian? Takdir membenci kalian? Dan merasa hancur karena alam?

Salsa rasa, itu yang saat ini dirinya rasakan mendengar berita yang baru saja dirinya dengar.

Saat semuanya semakin rumit kenyataan pahit itu memasuki, membuatnya tak mampu bereaksi.

Sinta sedari tadi mengusap bahu putrinya berusaha menenangkan "jangan percaya sama berita seperti itu," ujar Sinta.

"Itu Satya ma, Satya!" seru Salsa kembali sadar.

"Kita tanya langsung sama keluarga Bagaskara," saran Sinta berusaha tenang.

Dering telepon rumah membuat Sinta mengangkat panggilan setelah itu melangkah membuka pintu mendapati sosok laki laki yang langsung masuk mengingat kediaman Salsa dipenuhi oleh wartawan.

"Sean?"

"Eh hai Tante, hai bocil," sapa Sean dengan cengiran khasnya.

"Ngapain lo kesini!?" tanya Salsa.

"Santai dong, muka kalian pada tegang. Udah denger berita tentang pernikahan bang Satya?" tanya Sean santai dan ingin sekali Salsa menenggelamkannya.

Oh Sean ayolah ini berita pernikahan Jihan dan Satya!

"Gue mau menculik lo jangan nanya entar di sana dijelasin kok," seloroh Sean membuat Salsa speechless.

"Lo enggak waras!" seru Salsa kesal.

"Tante ijin menculik putrinya dulu ya," ijin Sean yang langsung di anggukan oleh Sinta yang sudah terlebih dahulu mengetahui hal ini setelah mendengar penjelasan dari orang tua Satya.

"Mama! Kok, gini. Ini Satya mau nikah loh ma," ujar Salsa bingung dengan kedua manusia dihadapannya ini.

"Kamu ikut Sean saja, nanti juga tau apa yang terjadi," jelas Sinta.

Akhirnya, acara penculikan Salsa berjalan lancar keduanya melewati halaman belakang rumah untuk mencapai keluar dan masuk kedalam mobil Sean yang setelahnya melaju pergi.***


PAK DOSEN BUCIN (END)Where stories live. Discover now