chapter 26

6.1K 283 13
                                    

Vote and coment 😊

Sebelum berangkat Satya menggenggam tangan Salsa membuat Salsa menoleh.
Namun terlihat Satya tidak ada niatan menjelaskan kemudian ia mulai melajukkan mobil nya.

Dengan tangan kanannya memegang setir mobil dan tangan kirinya menggenggam sosok gadis yang amat ia cintai disebelah nya.

Salsa yang mendapat perlakuan seperti ini hanya mengulum senyum merasakan hatinya yang berdetak tak karuan.

Jangan tanya seberapa merah pipi Salsa, sudah seperti kepiting rebus dan dia Sekarang benar benar gugup bercampur malu.

Dia gugup dengan genggaman tangan Satya dan malu akan apa yang di lakukan tadi.
Bagaimana bisa seorang Salsa menangis, merengek, Bahkan memeluk erat dosen nya ini dan juga merupakan crush Salsa.

Ah....
Mengingat nya membuat Salsa ingin menghilang sekarang juga.

Tampak didalam mobil hanya keheningan yang terjadi,

"K...kita mau kemana pak?" Tanya Salsa memulai perbincangan.

Satya menatap Salsa sekilas kemudian kembali fokus pada jalanan didepan.
"Kamu Udah mendingan hm?" Tanya Satya.

"Saya kan baik baik aja pak" jelas Salsa.

Satya terlihat menaikkan sebelah alisnya
"Tapi tadi kamu nangis kencang banget" ucapan yang cukup bagus untuk membuat wajah Salsa semakin memerah dan malu.

"S...saya enggak nangis loh pak, itu....itu saya kelilipan" sangkal Salsa namun terlihat dirinya menunduk menahan malu.

Satya yang melihat tingkah gadis disebelahnya hanya terkekeh.
"Iya kelilipan ya, makanya peluk saya" goda Satya Seakan sangat menyenangkan membuat gadis disebelahnya ini merasa malu.

Salsa berdecak "bapak ish, enggak usah diingat ingat lagi!" Ujar Salsa terdengar merengek dan bahkan memajukan bibirnya.

Tawa Satya pecah melihat Salsa yang merengek dengan bibir mengemaskan itu.

"Kok ketawa sih pak!" Protes Salsa.

"Karena kamu lucu" jawab Satya jujur.

Mampu membuat pipi Salsa memerah, ia segera mengalihkan pandangannya ke jendela dengan bibir melengkung ke atas.



____________________________________________




Mobil milik Satya berhenti , segera Satya keluar diikuti oleh Salsa.

Terlihat Susana terlihat gelap membuat bulu kuduk Salsa berdiri.
"B..bapak kita dimana?" Tanya Salsa gugup.

Satya tersenyum melihat wajah Salsa yang pucat ketakutan.

"Kamu takut hm?" Tanya Satya mengenggam erat tangan Salsa.

Salsa mengangguk "Takut pak, gelap banget" cicit Salsa merinding.

Satya menggenggam tangan Salsa hingga berada di undakkan tangga.

"Bapak mau kemana?" Tanya Salsa melihat Satya hendak pergi.

"Saya mau ngambil sesuatu" ujar Satya.

Salsa menggeleng Semakin menggenggam tangan Satya erat.
"Saya ikut ya pak, takut banget ini" mohon Salsa.

Satya tersenyum kemudian mengelus bahu Salsa. "Enggak usah takut, kamu punya Tuhan Salsa dan juga punya saya . Saya tidak akan pernah membiarkan kamu terluka sedikitpun. Kamu percaya kan?" Tanya Satya membuat Salsa mengangguk lemah.

"Saya hanya sebentar tunggu ya" pamit Satya pergi.

Terlihat Salsa mengedarkan pandangannya, tempat ini benar-benar gelap. Namun terlihat seperti sebuah taman .

PAK DOSEN BUCIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang