12

883 25 4
                                    

"Menikah lah dengan Abi"

Aku tersentak dengan keberadaan Reksa yang datang secara tiba-tiba.
Aku memandangi kolam dengan pikiran yang campur aduk.

"Aku pengen kuliah Kak" Ujarku.

"Kamu bisa kuliah, suami bukan penghambat mencari ilmu Jess" Ujar Reksa.

"Aku bingung kak, takut" Ujarku.

"Apa yang harus di takuti, kamu belum siap punya anak? Bisa di tunda dulu kan. Nikah juga enak Jessi" Ujar kak Reksa.

Aku berdecak "Ah sudah lah aku tak tau"

"Demi papa"

🦋

"Emangnya kakak udah punya calon nya?" Tanyaku seusai sampai di rumah.

"InsyaAllah kakak akan di lamar" Ujar kak Jingga.

"Aduh ada yang di mabuk cinta nih, siapa tuh orang nya?" Tanyaku penasaran.

"Kamu akan tau sendiri kok" Ujar kak Jingga.

"Dia seorang dokter" Lanjut ucapan kak Jingga.

"Do-dokter?"

"Dokter rumah sakit Bakti mulia" Ujar kak Jingga.

Jantung ku berdegup lebih cepat ketakutan yang ku rasakan, sungguh.

"Namanya?" Tanyaku penasaran.

Perasaan ku campur aduk antara rasa takut dengan penasaran.

Kak Jingga mengelus tanganku "Udah, kamu nggak perlu tau kakak capek mau istirahat"

Kak Jingga beranjak pergi ke kamar, aku mendengus kesal. Overthinking ku terlalu berlebihan dokter rumah sakit bakti mulia kan banyak bukan hanya satu dokter.

Aku beranjak dari sofa menuju lantai atas ke kamarku, duduk di kasur mengamati bulan dengan jendela yang masih terbuka.

"Bulan aku rindu saat semuanya belum seberantakan ini, saat semuanya masih baik-baik saja. Banyak pecahan yang tertinggal bulan" Monolog ku sendiri.

Aku tertawa miris sungguh miris menertawakan hidup ku sendiri tanpa sadar air mata ku mengalir, aku hanya punya bulan yang selalu menjadi tempat cerita ku.

"Bulan kamu ingat tidak? Lelaki kecil yang selalu menunjuk ke arah mu sambil bercerita ingin menemui mu. Lelaki kecil itu udah tumbuh dewasa, dia mirip kamu tengelam bak di telan bumi bedanya kamu muncul lagi tapi dia lama tak muncul padahal aku menunggu kehadiran nya seperti aku menunggu mu di waktu malam hari" Monolog ku.

Aku beranjak dari duduk ku mengambil botol obat di dalam nakas dan air putih di atas maja. Menelan dua pil obat sekaligus lalu meminum air putih itu.

Aku menganti baju ku dengan piyama tidur, merebahkan tubuhku di kasur sengaja aku tak menutup jendela biarkan bulan yang menemani ku. Aku kesepian dunia ku tak seindah yang dipikirkan orang-orang, kocak sekali hidup ini.

🦋

"Ra lo udah baikan?" Tanya ku duduk di samping Aira yang sedang mengerjakan tugas.

"Udah, Dika hujan-hujanan demi bisa baikan lagi Jessi. Aira yang baik hati ini jadi nggak tega" Ujar Aira.

Aku berdecak "Kenapa cinta sama tuh monyet ijo?"

My Husband DoctorWhere stories live. Discover now