Part 29

152 18 1
                                    


Waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Kedua insan yang terbalut selimut hangat itu masih setia memejamkan matanya, hingga salah satu dari mereka  mulai mengerjapkan matanya.

"Eungh"

Minjeong baru saja melenguh. Rasa pegal langsung melanda tubuhnya. Begitu pula dengan rasa pusing dan sakit yang langsung menyerang kepalanya.

Tangan mungilnya memegangi kepala dengan ringisan kecil keluar dari bibir tipisnya.

Ia masih belum sadar, bahwa dirinya tidak berada di kamarnya. Matanya mulai membuka lebar hingga ia terdiam. Ia melihat ke sekitarnya dengan tatapan kaget.

'Ini bukan kamarku!' batinnya.

Ia menoleh ke samping, dimana di sana terdapat seonggok manusia tanpa busana yang sedang tidur dengan posisi tengkurap dan membelakanginya.

Jantungnya mulai berdetak dengan cepat. Ia tahu betul siapa orang itu, Choi Beomgyu.

Perlahan ia menatap dirinya yang juga tidak mengenakan sehelai benangpun, kecuali selimut yang membungkus tubuhnya.

Ia meremas kencang selimut yang menutupi tubuhnya dan memejamkan mata. Ingatannya kembali ke kejadian semalam saat ia menarik Beomgyu ke atasnya dan mulai menciumnya.

'Tuhan!! Kenapa aku melakukan itu??! Ini salahku!' Ucapnya dalam hati.

Remasan tangannya pada selimut makin mengencang.

Setelah terdiam beberapa lama, dengan perlahan ia bangkit dari tempat tidur dan mulai memungut pakaiannya yang tercecer di lantai lalu memakainya asal dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tentu saja ia melakukan itu dengan sangat hati - hati agar Beomgyu tidak terbangun. Ia tidak mau mengalami hal canggung saat bertatapan dengan Beomgyu dalam keadaan yang memalukan.

Namun tanpa ia sadari, sebenarnya Beomgyu sudah bangun dari tadi. Ia sudah sadar ketika Minjeong bangun dan pergi ke kamar mandi.

Ia hanya pura - pura tidur agar Minjeong tidak merasa malu. Diam - diam ia tersenyum kecil. 'Mama, semuanya berjalan dengan lancar.' Batin pemuda berparas tampan itu.

***

Ningning terus menatap layar monitor kecil yang menunjukkan eksistensi Sunghoon yang saat ini terus menekan bel apartmentnya.

Karena sudah tidak tahan dengan bunyi belnya yang sangat mengganggu, akhirnya ia memutuskan untuk membuka pintu.

Klik

Pintu terbuka menampilkan sosok pemuda tinggi berkulit pucat dan beralis tebal. "Ningning"

"Masuk." Ucap Ningning datar lalu pergi meninggalkan Sunghoon yang saat ini berdiri di tengah pintu sembari memandang punggung kecil Ningning.

"Jika kau tidak mau masuk lebih baik pergi." Lanjut Ningning.

Sadar akan keterdiamannya, Sunghoon pun masuk ke dalam apartment Ningning. Tak lupa ia tutup pintu berwarna cokelat itu.

"Ada apa kau kemari?" Tanya Ningning yang kini sudah duduk di sofa ruang tamunya.

Sunghoon mendudukkan dirinya di seberang Ningning sembari menundukkan kepalanya.

"Aku ingin meminta maaf. Aku tahu aku salah."

Kedua alis Ningning langsung menukik. "Tentu saja kau salah. Bagaimana mungkin kau tidak jujur padaku? Pada keluargamu, bahwa kau sudah mempunyai anak eoh. Kau pikir itu bukan hal yang serius? Kau bahkan meninggalkan anakmu dan tidak mengakuinya." Omel Ningning.

Kepala Sunghoon langsung terangkat. Ia bangkit dari duduknya dan pergi ke arah Ningning lalu mulai duduk bersimpuh. Kedua tangan besarnya mengambil tangan Ningning untuk digenggam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 17, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THE TWINS | BEOMGYU TXT & WINTER AESPAWhere stories live. Discover now