Part 17

155 25 1
                                    


Beomgyu menatap sengit Minjeong. "Kenapa menatapku begitu? Kau kesal karena aku yang mendapatkan bunga?" Tanya Minjeong  dengan nada sarkastik.

Mereka baru saja menyelesaikan makan malamnya di sebuah hotel mewah tempat resepsi pernikahan Soobin dan Giselle.

"Dasar menyebalkan. Harusnya Kak Soobin dan Kak Giselle melempar bunganya ke arahku. Kenapa kau berdiri di sebelahku?" Sungut Beomgyu.

Minjeong merotasikan bola matanya."Choi Beomgyu, dengar. Bukan salahku jika bunganya mendarat di kedua tanganku. Kau kan tinggi, kenapa tidak meraih bunganya dengan cepat? Malah melihatku."

Tak ada sahutan dari Beomgyu. Ia hanya mendengus dan menatap kedua temannya yang sedang fokus meminum wine.

"Kalian langsung pulang setelah ini?" Tanya Beomgyu pada Chenle. Pria berdarah China itu mengangguk.

"Aku harus pulang, tapi aku harus menunggu Ningning selesai dengan urusannya."

"Aa sepupumu itu. Dimana dia?" Tanya Beomgyu.

Ekspresi Chenle berubah menjadi kecut. "Tidak tahu. Dia pergi dengan kekasihnya. Jika sampai 30 menit ke depan dia tidak menunjukkan batang hidungnya, akan kutinggal dia."

"Memangnya siapa kekasih Ningning?" Tanya Minjeong.

"Park Sunghoon."

Mata Beomgyu melebar. "Astaga, bocah itu."

Jeongin yang berada di sana juga sedikit kaget. Namun ia tidak banyak bersuara karena ia sedikit mabuk. Ia memang peminum yang payah.

***

Brukk

"Astaga lelah sekali." Keluh Giselle. Ia baru saja sampai di apartment milik kekasihnya- ralat. Suaminya.

Ya, mereka telah resmi menjadi sepasang suami isteri. Soobin menatap gemas isterinya. Ia sedikit terkekeh.

"Ayo bersihkan dirimu. Siapa dulu yang mau mandi? Kau atau aku?" Tanyanya sembari melepas kancing kemeja yang ia kenakan.

Giselle menoleh. "Kau saja. Aku masih malas. Lagipula aku masih harus melepas beberapa aksesori yang kukenakan."

Soobin tersenyum kecil. "Baiklah, jika kau butuh bantuan panggil saja aku."

Giselle mengangguk kecil. Setelah itu Soobin beranjak ke arah kamar mandi.

***

Heesung menatap tajam gadis di depannya. Tangan kanannya mencengkeram erat kerah baju gadis tersebut. "HEO YUNJIN!" Bentaknya.

Saat ini ia sedang berada di apartment sang gadis. "BERANINYA KAU!" lanjut Heesung.

Yunjin terkekeh. Ia sama sekali tidak takut dengan sepupunya ini. "Kenapa hm? Aku sudah menuruti ucapanmu. Aku sudah mendekati Beomgyu."

"ITU MEMANG SUDAH TUGASMU! GADIS SIALAN! BERANINYA KAU MENGADUKANKU KEPADA AYAH! DARIMANA KAU MENDAPATKAN FOTO DAN VIDEO ITU HAH?!" mata Heesung bahkan sudah memerah. Ia benar - benar dikuasai emosi.

"Kenapa kau marah sekali hm? Seharusnya kau tidak perlu marah begini. Kelakuanmu memang sebusuk itu. Kau harusnya tahu apa konsekuensi yang akan kau dapat karena perbuatanmu itu Hee." Ucap Yunjin.

Tatapan mata gadis itu berubah. Ia bahkan menepis tangan Heesung yang mencengekram kerah bajunya dan mendorong sang sepupu hingga pria itu jatuh terduduk di sofa miliknya.

Yunjin berdiri di tengah kaki Heesung yang terbuka dan balas mencengkerm kerah baju milik sepupunya itu.

Matanya melotot. "Kenapa kau marah hah?! Ini tidak lebih menyakitkan daripada di usir oleh keluargamu sendiri Hee! Apa kau ingat dengan apa yang terjadi padaku dulu?! Kau menjebakku, memfitnahku, dan membuatku di asingkan ke Amerika karena hal yang bahkan tidak pernah kulakukan!! Kau yang menaruh narkoba itu di tasku kan?! Dasar sialan!" Marah Yunjin. Nafasnya mulai terengah - engah.

THE TWINS | BEOMGYU TXT & WINTER AESPAWhere stories live. Discover now