Part 25

117 22 3
                                    


"Sst, sudah jangan menangis lagi. Nanti kepalamu pusing." Ucap Jay. Saat ini ia berada di apartment Ningning.

"Kenapa dia tidak jujur padaku?" Tanya Ningning di sela tangisannya.

"Hh mungkin Sunghoon punya alasan tersendiri. Kita harus mendengarkan  penjelasannya."

Ningning menggeleng. "Aku tidak ingin bertemu dengannya."

Jay menghela nafas panjang. Ia mengerti, pasti Ningning sangat terkejut sekarang. Ningning mengeratkan pelukannya pada Jay. Tak lama gadis itu melepaskannya.

Ia menatap Jay dengan tatapan sendu. "Jay, mau menemaniku minum? Aku sedang tidak ingin minum sendiri."

***

Seungcheol terlihat gusar. Sudah dua hari berlalu. Ia masih memikirkan ucapan Minhyun. Memang benar apa yang dikatakan Minhyun, setidaknya Minjeong harus tahu mengenai Bona, ibu kandungnya. Tapi apa Jisoo akan setuju dengan hal ini?

"Pasti Jisoo tidak akan membiarkannya. Ia sudah terlanjur menyayangi Minjeong. Bagaimana jika setelah Minjeong mengetahui semuanya, ia pergi? Pasti Jisoo tidak akan tinggal diam. Dia tidak akan membiarkan Minjeong pergi begitu saja dari keluarga Choi."

Ya, Seungcheol sangat mengetahui tabiat buruk isterinya. Jisoo adalah tipikal orang yang nekat. Dia bahkan tak segan menggunakan cara ilegal untuk mencapai keinginannya. Secara tidak langsung, Jisoo lah yang menyingkirkan Bona.

Ia akui, isterinya sedikit gila dan juga ambisus. Waktu terus berjalan, dan Seungcheol harus segera membuat keputusan.

***

"Sampai kapan kau akan memelukku hah?" Ucap Minjeong dengan nada malas. Saat ini ia tengah memasak omelet untuk mereka makan.

Hari ini Beomgyu sengaja meliburkan para pegawai hingga besok agar ia bisa berduaan dengan Minjeong.

Pemuda itu tidak menggubris, ia masih setia memeluk tubuh mungil Minjeong.

"Lepas. Aku jadi tak leluasa. Nanti bagaimana jika omelet ini gosong? Kau mau makan apa hah? Aku tidak akan memasak lagi." Omel Minjeong.

"Aku akan memakanmu."

Minjeong merotasikan bola matanya. Ia pun melepas paksa pelukan Beomgyu. "Ini sudah hampir matang. Ayo duduk dan makan."

Dengan malas Beomgyu menuruti ucapan Minjeong. Ia pun mendudukkan dirinya di kursi dan memandang Minjeong yang sedang menyajikan hasil masakannya di atas meja makan.

"Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Beomgyu sebelum menyuap omelet miliknya.

"Seperti biasa. Kami sedang mengerjakan project baru."

Pemuda itu mengangguk. Mereka kembali diam dan lebih memilih untuk menyantap sarapannya dalam hikmat.

Brakkk

Pintu depan terbuka dengan paksa.

"KIM JISOO!" Teriak Seungcheol saat isterinya masuk ke dalam rumah dengan kondisi emosi.

Jisoo melangkahkan kakinya ke arah kamar tanpa mempedulikan Beomgyu dan juga Minjeong yang saat ini menatap heran keduanya.

Seungcheol mempercepat langkah kakinya, mencoba menyusul Jisoo.

"Mama? Kenapa dengan mereka?" Tanya Minjeong.

"Biarkan saja. Lagipula ini bukan pertama kalinya mereka bertengkar." Sahut Beomgyu yang kembali fokus memakan sarapannya.

Minjeong mengangguk kecil. Namun sekali lagi ia menoleh ke arah kamar kedua orang tuanya dengan raut sedikit khawatir bercampur bingung.

***

THE TWINS | BEOMGYU TXT & WINTER AESPAМесто, где живут истории. Откройте их для себя