Part 22

147 25 0
                                    


"Choi Beomgyu!"

Suara Yeonjun bergema di ruang tengah rumahnya. Yeonjun baru saja datang dari kamar dan mendapati para adiknya mulai bertingkah.

Beomgyu pun menoleh menatap kakak sulungnya dengan senyum lebar khas miliknya. "Aku hanya bercanda kak. Kau ini, semakin tua selera humormu berubah." Cibir Beomgyu.

Pemuda itu berjalan ke arah Soobin dan Minjeong. "Aigoo, lihatlah Yujin kita sedang tertidur. Ah andai dia bangun, aku ingin menggendongnya."

Tangan Beomgyu terulur untuk memainkan pipi keponakannya. Jari panjangnya menekan pipi gembul berwarna merah dan bertekstur kenyal itu hingga sang 'korban' mulai menggeliat.

"Yak yak! Dia bangun!" Tak lama tangis Yujin mulai terdengar hingga Karina bergerak cepat untuk mengambil puteranya.

Beomgyu sendiri sudah menyingkir ke arah belakang Soobin. Ia takut Yeonjun akan melempar sesuatu ke arahnya karena membuat anaknya menangis.

"Sepertinya ia ingin menyusu. Aku mau memberinya asi dulu. Kalian makan duluan saja, nanti aku menyusul." Ucap Karina lalu pergi ke arah kamar.

"Aku ikut." Ucap Giselle yang pergi menyusul Karina.

Sementara itu Yeonjun, Soobin, Beomgyu dan juga Minjeong pergi ke arah ruang makan untuk makan bersama.

Yeonjun memberikan tatapan mautnya ke arah Beomgyu, sementara Beomgyu pura - pura tidak tahu.

"Wah sudah lama kita tidak makan bersama seperti ini." Ucap Soobin.

"Kau benar kak." Sahut Beomgyu.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau masih marah karena aku membuat Yujin menangis? Cih, aku tidak menekan pipinya dengan keras. Hanya sedikit menyentuhnya." Lanjut Beomgyu usai menatap ke arah Yeonjun yang ternyata masih setia memberikan tatapan kesalnya.

Yeonjun mendengus. "Ck, lupakan saja. Awas saja jika kau membuat anakku menangis lagi. Ayo kita makan. Minjeong, ini makanan kesukaanmu kan? Ayo makan yang banyak. Akhir - akhir ini kau terlihat makin kurus." Ucap Yeonjun.

Minjeong tersenyum kecil lalu mengangguk. Mereka mulai makan dalam diam.

"Minjeong, bagaimana pekerjaanmu di kantor?" Tanya Soobin usai menyelesaikan makannya.

"Lancar. Project yang kami kerjakan berjalan dengan mulus."

"Adik Kak Mingyu juga bekerja di perusahaan kita kan?" Tanya Soobin lagi. Minjeong mengangguk.

"Dia satu divisi denganku."

"Cih, kau harus berhati - hati. Jangan - jangan dia itu spy. Hii, apalagi Minseo itu pintar. Kenapa dia tidak bekerja di perusahaan Kak Mingyu saja?" Ucap  Beomgyu.

"Itu juga berlaku untukmu. Kenapa kau tidak bekerja di perusahaan kita saja?" Sahut Yeonjun.

"Kenapa aku harus bekerja di sana? Kau sudah bekerja di sana kak. Lagipula aku tidak tertarik. Yang penting aku punya saham di sana."

"Jangan mengatai Minseo terus. Nanti kau jatuh cinta padanya. Lagipula perusahaan kita dan Kak Mingyu berbeda fokus."

Beomgyu terkekeh. "Aku? Jatuh cinta padanya? Jangan harap. Dia itu galak sekali. Mana mau aku dengannya. Lagipula sudah ada gadis cantik yang mengambil hatiku."

"Siapa?" Tanya Minjeong.

"Tentu saja kau, Minjeong sayang." Ucapnya disertai senyum lebar.

Uhukk uhuk

Soobin langsung tersedak minuman. Sementara Yeonjun mendelikkan matanya.

"Dasar gila." Gumam Minjeong sambil menatap datar Beomgyu. Meskipun begitu, jantungnya kembali berdetak dengan cepat.

THE TWINS | BEOMGYU TXT & WINTER AESPAWhere stories live. Discover now