Part 10

200 33 0
                                    

"Hahahahahhahahahaha"

Jeongin memegangi perutnya yang kini terasa sakit. Ia langsung meledakkan tawanya saat mendengar jawaban Beomgyu.

"Hahaahaha, apa kau bilang? Kau menyukai Minjeong?? Hahaha" Jeongin masih tak percaya.

Beomgyu merotasikan matanya. Ia tahu temannya ini tak akan percaya. "Ck sudah lupakan. Aku mau pulang saja."

"Hei hei, jangan marah. Lagipula kau lucu sekali. Mana mungkin kau menyukai saudara kembarmu sendiri. Kalau tidak mau memberitahuku jangan mengarang begitu."

"Hm, aku pulang. Terima kasih telah menampungku." Seusai mengucapkan itu, Beomgyu benar - benar pergi. Sedangkan Jeongin hanya menatap kepergian Beomgyu sambil menggeleng kecil disertai kekehan.

***

Minjeong menatap Kai dan Taehyun bergantian dengan wajah galaknya sambil berkacak pinggang.

"Jadi siapa yang membuat rumah berantakan? Tidak mau mengaku?"

Kai dan Taehyun terdiam sambil menundukkan kepala.

Oke, Minjeong punya alasan kenapa dia kesal sekali kepada dua adik sepupunya ini. Saat ia turun dari lantai atas untuk mengambil minum di dapur, ia melihat ruang tamu sangat berantakan.

Bantal sofa berserakan di lantai. Begitu pula dengan bulu - bulu angsa yang bertebaran di udara dan juga lantai.

Para pelayan tidak ada yang berani menegur dua tuan mudanya ini. Mereka hanya bisa mengelus dada sambil membayangkan betapa susahnya membersihkan dan membereskan kekacauan ini.

"Kang Taehyun! Kai! Jawab pertanyaanku! Siapa yang membuat ruang tamu berantakan? Siapa yang memulai?!" Minjeong menatap dua sepupu itu bergantian.

Taehyun dan Kai masih menundukkan kepala. Sebenarnya ekspresi Minjeong tidak begitu menakutkan.

Jika dilihat secara langsung justru ekspresi Minjeong sangat lucu. Dua alisnya beratut dengan bibir merapat ditambah pipi chubbynya, sangat menggemaskan.

Tapi tetap saja Taehyun dan Kai tidak berani menatapnya. Cukup lama mereka diam hingga akhirnya Taehyun membuka suara.

"Ini semua bukan salahku kak. Kai yang salah, dia merobek buku kesukaanku dan menggangguku padahal aku sedang membaca." Ucap Taehyun.

Mendengar itu, Kai pun tak terima dan melotot ke arah Taehyun. "Hei, sudah kubilang aku tidak sengaja merobek bukumu. Aku hanya penasaran dengan buku yang kau baca, karena kau tidak mau memperlihatkan padaku ya kuambil saja. Kenapa kau memegang bukunya dengan erat, kan jadi sobek!" Kai tak terima dengan tuduhan Taehyun.

Taehyun memandang Kai sinis. "Jangan menyalahkanku, kau sudah besar! Kenapa terus menggangguku dan mengajakku bermain permainan bodoh itu. Ditambah kau mengganggu kegiatan  favoritku!"

Mereka terus beradu mulut, saling membela diri hingga mengabaikan keberadaan Minjeong yang kini sedang memejamkan matanya. Mencoba menahan emosi.

Oke, dia mulai paham dengan permasalahan dua sepupunya ini. "Cukup!"

Taehyun dan Kai pun menghentikan adu mulutnya. Mereka menelan ludah kasar lalu menatap Minjeong takut. "K-kak Minjeong." Panggil Kai.

"Diam!"

Kai pun menutup rapat mulutnya. Minjeong menghela nafas kasar lalu kembali berujar "Jadi, intinya siapa yang memulai lebih dulu?"

Kai dan Taehyun saling menunjuk. Minjeong mencebikkan bibir. "Siapa yang pertama melempar bantal?"

"Taehyun kak! Dia marah padaku setelah bukunya robek, lalu melempar bantal padaku. Lalu kubalas saja. Karena itu aku lari keluar kamar, tapi dia malah mengejarku. Dia melempariku dengan bantal hingga bantalnya sobek dan bulu angsanya keluar semua. Lalu kulempar saja ia dengan bantal sofa." Jawab Kai.

THE TWINS | BEOMGYU TXT & WINTER AESPAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum