bab 10 | kondangan

17 12 5
                                    

Lalu mereka beranjak pergi keacara tersebut, yang acaranya pun tak jauh dari tempat mereka tingali. Jaraknya sekitar 1 jam jika tidak terkena macet.

Azzuri dan Tian sangat terlihat seperti sepasang kekasih pada umumnya keduanya sangat tampan dan cantik. Namun sayangnya mereka hanya sebatas saudara. Jika orang lain yang melihatnya, mungkin saja mereka iri dan banyak yang ingin menjadi posisi seperti Azzuri.

Bagaimana tidak, Tian adalah dokter magang yang sangat dikagumi oleh wanita manapun, minus nya hanya lelaki itu lebih obsesi dengan alat medis dan obat-obatan.

Sekitar menghabiskan waktu 40menit mereka pun sampai di tempat dan Tian memarkirkan mobil sport nya didepan pintu gedung yang menjulang tinggi itu kesembarang arah, ia membuka kan pintu mobil sebelahnya untuk membantu Azzuri keluar. Memberi kunci mobil ke security gedung untuk dititipkan mobil serta kunci tersebut. Mereka berdua pun berjalan kedalam acaranya sangat meriah dan megah.

Bahkan dekorasi nya pun sangat terlihat cantik dan mahal, dihiasi banyak bunga berwarna pink-putih - ungu di setiap sisi ruangan dan lampu hias yang sangat besar dan indah.
Saat di tengah-tengah ruangan Tian berhenti langkahnya pandangannya fokus kearah depan, Azzuri yang dapat memperhatikan keheranan pada saudara lelakinya itu pun mengikuti arah pandangnya.

"Wowww" pertama kali penilaian pertama untuk Azzuri menganggumi hal sesuatu yang menurutnya indah dan mewah.

Di ujung gedung yang menjulang tinggi, ruangan yang cukup dipenuhi dengan suhu pendingin, bangku dan meja yang tersusun rapih, bahkan didepan mereka tersedia hiasan dan ukuran nama yang cukup besar.

SARAH & RANGGA engg--

"Lo masih mau disini sampai acara selesai?"

Tian hanya mengangguk sebagai jawaban, inilah bukti nyata untuk sesuatu yang harus kita hindari jika belum siap. Maka kebanyakan orang-orang memilih jika hal yang penting tidak melibatkan masalalu, seperti Sarah saat ini, disarankan tidak mengundang masalalu dihari spesial maka akan seperti Tian contohnya, fisiknya bisa menerima tetapi tidak dengan perasaannya.

Lelaki itu tiba-tiba meneteskan butiran air mata di pelupuk bola indah itu, Azzuri yang menjadi bukti nyata kisah cinta mereka ikut terharu.

Tian terus memperhatikan pengantin cantik dan anggun didepan sana dengan senyuman yang bahkan Tian baru menyadari senyuman itu sangat indah dan menenangkan. Apakah Tian terlambat? Jawabannya iya, dilarang keras untuk merebut sesuatu yang sudah bukan milik kita apalagi perempuan itu sudah memiliki ikatan khusus.

Bahkan siapapun sudah tidak berhak untuk menganggu ikatan tersebut.

bisa saja direbut kembali, jika orang itu memang tidak memiliki urat malu.
Azzuri dan Tian sudah duduk di kursi tamu dan meja bundar yang tempatnya tak jauh dari plampian tersebut.

tak lama kedua pengantin yang mereka tunggu pun hadir dengan sorak-sorai tamu undangan yang sudah dipenuhi seisi gedung.

"Mau lihat - lihat gedung? Kalo hati bang Tian udah tenang kita balik lagi ke sini, sambil kasih salam ke pengantin. Gimana?"

"Ayok Zi"

Bukan keluar gedung, lelaki itu malah berjalan keatas panggung yang mengarah pada pelaminan pengantin baru itu.

"Eh eh ko kesitu sih bang"

"Siap engga siap, harus siap Zi, kalo gue menghindar terus nanti acaranya engga selesai-selesai"

Azzuri mengangguk paham "tapi--"

"Abis kita kasih ucapan perpisahan, kita makan diluar" balas Tian cepat.

"Yaudah, Azzuri ngikut bang Tian aja, asal stop sedih lagi"

Tian pun mengangguk, ia menarik nafasnya dalam-dalam lalu ia buang perlahan. Tian menatap kedua pengantin itu secara bergantian, tak lupa juga Tian memberikan senyumannya sebagai tanda bahwa dirinya baik-baik saja.

ANGKASAZZURI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang