bab 5 | kantin

16 17 18
                                    

"inget tujuan Lo tahun ini bisa pacaran sama febby, kalo Lo penasaran sama anak baru bisa - bisa kepincut dan gagal niat Lo" ujar bian membuat Angkasa menghela nafasnya berat.

"Tapi gue juga penasaran secantik apa sih, info dari sih imam katanya ngegemesin anaknya ahhh gue jadi kepo" balas robby tak kalah penasaran.

"Bukan tandingan, pasti udah ada gebetan gamungkin masih jomblo" ucap bian

Angkasa tertawa "hebat banget bisa langsung mikir kesitu, gue aja ga kepikiran"

"Ya mikir aja sih, tapi walaupun punya juga masih bisa di dapetin" ucap Robby, sementara Angkasa tetap diam.tidak mau mengatakan apa-apa.

Angkas mengembuskan napasnya, hampir satu jam ia menghabiskan waktu jam kosongnya untuk bolos dan kini ia kepikiran dengan perempuan yang baru saja ia tahu.

Angkasa adalah tipe-tipe anak yang rajin dan pintar walaupun perilakunya yang suka bolos, namun. lelaki itu tidak pernah lupa ia selalu membawa buku pelajaran untuk ia pelajari walaupun hanya 30% tidak dibaca.

Sekarang ia duduk di kelas 71 di SMP negeri jakarta, kelas tempat anak - anak rajin berkumpul. sayangnya, Angkasa tidak begitu menyukai teman kelasnya. Ia lebih suka belajar dikelas ataupun di perpustakaan.

Angkasa tipikal lelaki yang pura-pura bodoh, kepintarannya hanya ia habiskan ketika ujian atau ulangan dadakan. Angkasa juga tidak suka bergaul sama sekali dengan teman-teman kelasnya. Bisa dikatakan, ia sulit menerima orang untuk sekedar berteman.

Berbeda dengan kelima sahabat nya yang lain.

Hanya dirinyalah yang penutup untuk orang lain,namun. tidak dengan hatinya. Ia selalu menyukai perempuan yang menurut nya ia pantas sukai dan perjuangi. Aneh? Aneh banget!.

Untungnya, Angkasa kelewat ganteng, jadi banyak cewe-cewe yang terus mendekatinya. Jika saja tidak, mungkin Angkasa tidak memiliki keberanian untuk mendekati seorang perempuan.

Dan saat ini angkasa sedang memperjuangkan cinta nya untuk satu perempuan yang bernama nafebby quela.

Perbincangan mereka diakhiri dengan ramzi yang sudah beranjak dari tempat berniat ingin pergi kini tertahan karena ucapan robby "Lo mau kemana Ram?"

"Kantin, laper" hanya dua kata itu yang keluar dari mulut lelaki yang sedari tadi hanya diam dan menyimak.

"Gak ke kelas ram, bentar lagi bel"

"Lo pada duluan aja, gue butuh asupan"

"Lo bolos cuman tidur anjir, ga ngeluarin tenaga"

"Tidur juga butuh tenaga ekstra buat pejam-in mata dan netralin pikiran, dan sekarang gue laper kalo masih pada mau disini terserah! Gue cabut"

"Gue ikut ram, kadang kalo ramzi udah bertindak pasti dia punya firasat yang akan bikin kita lembur di sekolah. Iyakan ram" ujar robby cengengesan, membuat bian memberhentikan game diponselnya, angkas pun juga ikut bangkit ketika ia tahu arti perkataan Robby.

Dikantin

"Lah Lo ada disini lang? Sejak kapan? Ko Lo ga hubungi kita sih"

"Sejak gue selesai ngasih berkas ke anak baru, gue udah hubungi Ramzi"

Robby menatap ramzi, ramzi yang ditatap malah acuh.

"Sih kampret pantes nyuruh ikut ke kantin, ternyata buntutnya ada disini"

"Terus gimana lang?"

"Apanya yang gimana?"

"Itu--- hm, anak baru Lo udah lihat? Gimana menurut lo"

"B aja"

Bian mengangguk paham "pasti duduk sama nindy nolep" dan Galang menjawab dengan anggukan seakan ucapan Bian adalah benar.

"Gue masih penasaran, balik sekolah gue coba ajak pulang bareng mau gak yah!?" ungkapan lelaki itu membuat bian dan yang lainnya tercenga.

"Serius Lo!? Kalo ditolak gimana?"

Tipis-tipis aja soalnya singkat :)

ANGKASAZZURI Where stories live. Discover now