00:20

319 47 24
                                    

- 00:20 -

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

- 00:20 -

"Ciyapa yan uda bitin Mama nanis!"

Zae marah-marah, anak itu jalan cepat menuju kamar Jack setelah sang ayah berkata bahwa Jack-lah pelakunya. Fanboy Zelin garis keras itu kini menendang pintu kamar Jack hingga membuat si pemilik kaget.

"Woy! Tamu yaaa!" Zae menggulung celana panjangnya sampai sebatas lutut, kemudian menatap Jack dengan tatapan seolah akan melenyapkan lelaki itu saat ini juga.

Jack mengernyitkan dahinya, bingung siapa bocah tengil yang menatapnya penuh dendam itu. Anak siapakah dia?

Zae berlari dan menaiki kasur tinggi Jack dengan penuh perjuangan. Setelah berhasil naik, tanpa basa-basi Zae segera memukul kepala Jack bahkan menutup kepala lelaki itu dengan bantal.

Gawat. Zae melakukan aksi pembunuhan berencana!

"Mati tamu ya! Mati tamu uda bitin Mama Je nanis!" ucap Zae seraya menarik kuat rambut lelaki yang kini berusaha menyingkirkan badan kecilnya.

Jack kesusahan karena Zae duduk di dadanya, bahkan anak itu berbaring di bantal yang menyekapnya saat ini. Tubuh kecilnya sengaja ditekan lebih kuat berharap Jack kehabisan napas.

Saksi mata tak berniat menolong. Dia malah gemas melihat aksi pelaku tanpa merasa kasihan pada korban.

"Zbakabei! :#828)(2$(." Entah apa yang Jack katakan, suaranya tidak terdengar jelas karena bocil kematian itu terus menekan bantal yang berada di wajahnya.

Cara terakhir adalah membalikkan badan. Berhasil. Bocil kematian itu malah memukul kepalanya setelah dia berhasil bebas.

"Butuh senjata, Zae?" Saksi mata tadi malah menawarkan diri untuk membantu, bukannya menahan si pelaku dan menyelamatkan si korban.

"Tuan Muda-" Jack tak jadi melanjutkan ucapannya ketika Zae menarik kepalanya dan dipukul-pukul oleh anak itu.

"Iii! Temayin-temayin biyana tayang Mamana Je! Tekayang Mamana Je dibitin nanis teyus! Datay bu-aya!" Zae mengapit kepala Jack menggunakan kaki kecilnya, tangan kecilnya terus melayangkan pukulan ke kepala lelaki itu.

"Akh!" Jack memegang kepalanya yang berdenyut ngilu, darah segar keluar dari bekas luka jahitan di kepalanya hingga membuat Gevano tersadar bahwa tindakan putranya telah melampaui batas.

"Zae! Lepasin!" Gevano panik, terlebih ketika melihat Jack yang begitu kesakitan.

Ya Tuhan! Jahatnya Gevano membiarkan anaknya menganiaya adiknya!

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Aku gak bisa liat apa-apa, Jeff,"

Jeffrey terkejut mendengarnya, tapi sungguh dia tidak merasa khawatir sedikitpun karena sudah menduga obat tersebut memberikan efek buruk pada kesehatan Syadza.

Love and Job [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora