00:13

312 35 24
                                    

- 00:13 -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

- 00:13 -

Malam ini Jack dan Zelin memutuskan untuk keluar karena jenuh seharian di apartemen. Keduanya datang ke sebuah pantai yang ternyata masih ramai pengunjung meski di malam hari seperti ini. Sebelum melanjutkan perjalanan ke dermaga, keduanya memutuskan untuk membeli jajanan untuk mengganjal perut nantinya.

Meski sudah memakai pakaian tertutup juga menggunakan masker, ternyata masih ada yang bisa mengenali Zelin hingga beberapa penggemar meminta foto bersama. Tentu Zelin tak menolak, terlebih ketika dua orang anak perempuan juga meminta berfoto dengannya.

"Gak nyangka bisa ketemu model terkenal di sini, ternyata lebih cantik daripada yang sering saya lihat di televisi," ucap seorang wanita.

"Jack tolong jagain yang bener, ya. Jangan sampai lecet," ucap ibu-ibu lainnya.

Jack tersenyum kecil dan mengangguk pelan. Tanpa mereka minta pun, sudah pasti akan Jack lakukan.

"Kalau gitu kita permisi, Bu. Mari," ucap Zelin begitu ramah.

Perkumpulan ibu-ibu itu membalas tak kalah ramahnya. Mereka bahkan melambai-lambaikan tangan mereka sebagai salam perpisahan dengan perempuan itu.

"Gak nyangka mereka kenal aku," bisik Jack ketika keduanya sudah berjalan beriringan menuju dermaga.

"Lagian siapa juga yang gak kenal sama bodyguard aku yang overprotective dan super posesif ini?" kekeh Zelin membuat Jack tersenyum malu-malu.

Bagi penggemar lama Zelin, pasti paham seberapa posesifnya seorang Jacksen Northern ini. Bahkan sempat muncul shipper JeLin yang sangat mendukung bila Jack dan Zelin berpacaran. Sayang, dulu mereka belum sama-sama saling suka, jadi harapan penggemar pupus saat itu.

Dan sekarang setelah menjalin kasih, mereka sepakat untuk backstreet karena tidak mau hubungan mereka menjadi konsumsi publik.

"Aku tuh sayang banget sama kamu," ucap Jack melenceng jauh dari obrolan mereka sebelumnya.

"Seberapa besar sayangnya?" tanya Zelin seraya ikut duduk di samping lelaki itu ketika mereka sampai di dermaga yang sepi.

"Aku sayang kamu seluas lautan, sedalam Palung Mariana, setinggi langit, turun lagi ke lautan sampe tenggelam di Palung Mariana dan gak bisa lagi naik ke permukaan," ucap Jack dengan senyum manisnya.

Zelin tertawa pelan, merasa lucu mendengar ucapan Jack yang dinilai berlebihan. Jack pun mengerucutkan bibirnya ketika melihat Zelin terus mentertawakan dirinya seolah kata-katanya tidak serius.

"Aku beneran," ucap Jack membuat Zelin langsung memeluk lengannya.

"Iya, Sayang ... maaf ya enggak bermaksud ngetawain kamu, kok. Aku ketawa karena keinget hal lucu," kilah Zelin.

"Mau sosis bakarnya, gak?" tanya Jack seraya mengulurkan kresek putih berisi sosis bakar yang mereka beli tadi.

Sebelum kemari, mereka membeli sosis bakar, roti ice krim, teh hangat dan makanan ringan yang sempat Jack bawa dari rumah.

Zelin membuka mulutnya ketika Jack menyodorkan sosis bakar yang sudah lelaki itu tiup-tiup sebelumnya hingga dipastikan tidak lagi panas dan membakar lidahnya.

"Ah, pedes!" Zelin langsung meminta roti ice krim untuk menghilangkan rasa pedasnya.

"Aduh, maafin aku salah kasih," ucap Jack penuh sesal. Karena terlalu fokus memandangi kecantikan sang kekasih, Jack sampai salah memberikan sosis bakar super pedas yang seharusnya itu untuknya.

Bibir Zelin makin merah karena pedas, mata perempuan itu tampak berkaca-kaca membuat Jack benar-benar merasa bersalah.

"Aku tau cara paling ampuh redain pedasnya," ucap Jack sebelum mencium bibir Zelin. Katanya, dia akan menghilangkan pedas yang Zelin rasakan dengan caranya sendiri.

Dibawah pencahayaan yang begitu minim karena tidak ada penerang apapun selain rembulan yang bersinar terang, Jack menyatukan bibirnya dengan bibir Zelin dengan dalih ingin menghilangkan pedas yang perempuan itu rasakan.

Di lain sisi, Jeffrey mulai memainkan peran yang bodohnya Syadza mengira hal tersebut merupakan suatu perubahan. Padahal, Jeffrey melakukan semua itu semata-mata untuk menyerang Syadza dari jarak yang begitu dekat.

Syadza tak henti-hentinya tersenyum ketika Jeffrey sejak tadi berbaring dipahanya serta mengusap perutnya begitu lembut. Karena sudah memendam rasa sejak lama, Syadza sama sekali tidak menaruh curiga apapun perihal perubahan sikap Jeffrey yang dinilai terlalu drastis.

"Seharian ini dia ngerepotin kamu?" tanya Jeffrey begitu lembut.

Syadza menggeleng pelan. "Aku gak mual sama sekali, babynya anteng banget," ucap Syadza seraya mengusap rambut halus sang suami.

"Pinter banget anak Daddy," ucap Jeffrey kemudian mencium perut Syadza yang mulai membuncit.

"Jeff, aku ngerasa aneh banget, tau. Padahal usia kandungan aku baru dua bulan, kok bisa udah sebesar ini?" tanya Syadza sedikit khawatir.

"Itu normal, berarti anak kita sehat," ucap Jeffrey dengan senyum miring yang tidak Syadza sadari.

Perut Syadza cepat membesar karena produksi air ketuban yang tak wajar setelah Jeffrey memberinya sebuah obat yang diracik oleh temannya. Karena reproduksi air ketuban yang melimpah, bayinya akan kuat oleh benturan apapun.

Semakin bayinya berkembang, semakin memberikan dampak buruk bagi kesehatan Syadza bila Jeffrey meneruskan niat jahatnya.








to be continued

mari bersama sampai 13 hari kedepan baby boo💜

siap menaiki kapal #JackiEyin?

bacanya jekiyin manteman💜

yuk jangan lupa masukin perpus biar ga ketinggalan updatenya💜 kalau suka sama ceritanya jangan lupa follow, vote and comment juga, ya💜

1 vote and comment = semangat aku untuk update💜

1 silent readers and hate comment = kamu setan.

TANDAI KAAU TYPO<3

Love and Job [END]Where stories live. Discover now