Taeyong langsung menutup pintu rapat. Tak perduli jika Chaeyeon akan menggedor pintu. Taeyong meringis seketika, pasti wanita itu akan merecokinya dengan pertanyaan panjang nanti.

Wajah Jaehyun terlihat, setengah bangun dengan selimut yang tergeletak sembarangan, tak menutupi tubuh telanjangnya sama sekali.

"Kenapa? Siapa?"

"Chaeyeon!" Taeyong melempar celana bahan yang Jaehyun pakai tadi malam dan melemparkannya ke wajah Jaehyun, "Tidur sana kau!"

Dengan kesal Taeyong masuk ke kamar mandi sembari menghentakkan kaki.

*****

Taeyong menatap pantulan dirinya di cermin lebar yang ada di kamar mandi besar itu. Tangannya menurunkan sedikit bathrobenya hingga menampilkan bahu indahnya yang tercetak beberapa tanda kemerahan hasil karya Jaehyun tadi malam.

Sedikit bersyukur jika Jaehyun tidak membuat itu di lehernya, ya walaupun ada satu atau dua tapi tanda itu masih begitu samar. Jadi Taeyong tak perlu repot menutupi lehernya.

Akan tetapi bukan hal itu yang membuatnya termenung, ada beberapa hal yang memenuhi kepalanya. Meneriakkan bahwa tindakan mereka tadi malam jelas salah dan terlalu gegabah.

Mereka berdua memiliki orang lain. Meski Taeyong tidak mencintai Eunwoo, namun Taeyong juga tidak mau seakan-akan mengkhianati Eunwoo seperti ini. Sudah cukup pria itu terluka karena selama ini Taeyong selalu memikirkan Jaehyun, bahkan selalu Jaehyun.

Taeyong merasa dirinya begitu jahat, bingung, kecewa dan perasaan yang lainnya yang bercampur aduk.

Tentang tadi malam, Taeyong sama sekali tak merasa menyesal telah menyerahkan diri pada pria itu. Itu yang membuat Taeyong kecewa pada dirinya sendiri. Dirinya seperti orang yang plin-plan.

"Kenapa melamun?" Suara berat itu memecahkan lamunan Taeyong, "Memikirkan sesuatu?"

Taeyong mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk dan mendapati Jaehyun berdiri di belakangnya. Handuk melingkari pinggangnya menutupi bagian bawahnya dengan baik.

Tak ada jawaban apapun dari Taeyong, mata bulat itu hanya menatap pantulan mereka dari cermin. Lebih tepatnya menatap wajah Jaehyun dari sana.

Jaehyun melingkarkan tangannya di pinggang ramping Taeyong, mendekap. Melabuhkan dagunya pada bahu Taeyong, sesekali menyematkan kecupan-kecupan singkat di ceruk leher Taeyong. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh Taeyong yang dari dulu selalu candu baginya.

"Saat kita keluar dari kamar ini. Aku ingin kita melupakan apa yang terjadi tadi malam dan bersikap seperti biasanya."

Kecupan yang Jaehyun bubuhkan di leher Taeyong harus terhenti ketika mendengar ucapan Taeyong, kepala pria itu terangkat dan menatap Taeyong dari cermin.

"Apa maksudmu?"

Taeyong balas menatap Jaehyun di cermin itu, "Aku sudah bodoh membiarkan diriku terlena dengan segala bentuk sikap yang kau berikan tadi malam. Jadi aku hanya ingin menyudahi apa yang seharusnya tidak kita lakukan," ucapnya tegas.

Jaehyun menjauhkan kepalanya dan berdiri tegak meski lengannya tetap melingkar erat di pinggang Taeyong, "Jadi kau menyesal? Dengan apa yang kita lakukan tadi malam?"

Bukannya segera menjawab, Taeyong malah menggigit bibirnya, menyatakan dengan lantang lewat raut wajahnya bahwa dirinya tak kuasa untuk merasakan seperti yang Jaehyun katakan.

"Tidak, aku tidak bisa..." desahnya, matanya terlihat sendu, "Itulah mengapa aku ingin melupakannya."

Jaehyun membalikkan tubuh Taeyong agar menghadapnya, "Taeyong... Sayang..."

Back To You (JAEYONG)Where stories live. Discover now