Lee Taeyong, pria mungil yang sedang berdiri di depan pagar rumah mewah yang bertetangga dengannya itu menatap lekat pagar tinggi menjulang berwarna putih.
Beberapa kali memejamkan matanya erat kemudian membuka matanya lagi berusaha meyakinkan dirinya bahwa masuk ke dalam rumah itu akan baik-baik saja, walau jantungnya tetap tak berhenti berpacu dengan cepat.
Dengan tangan sedikit gemetar Taeyong menekan bel yang ada di sana, lalu tak lama pagar terbuka otomatis, menampilkan halaman luas yang tak berubah dari terakhir kali.
Oke, kaki Taeyong akan sakit karena jauhnya berjalan hanya untuk masuk ke rumah besar itu, walau rumahnya juga kurang lebih seperti ini.
Langkahnya terayun, melangkah menuju rumah mewah itu dengan tangan menenteng tempat besar berisi makanan yang ibunya titipkan padanya untuk diberikan pada si tetangga.
Sesekali Taeyong berdehem pelan berusaha mengusir rasa gugupnya. Matanya juga ikut meliar melihat halaman yang sering dilihatnya dulu. Taeyong mengingat betapa seringnya dulu dirinya bertandang ke rumah itu.
Terdengar helaan nafas pelan bersamaan kakinya yang berdiri di teras depan, di depan pintu besar. Lagi-lagi Taeyong harus menguatkan dirinya dan berdoa semoga tak bertemu dengan salah satu anggota penghuni rumah ini.
Taeyong kembali memencet bel, tak lama pintu besar itu terbuka memperlihatkan wanita paruh baya dengan wajah cantik yang tersenyum lebar, senang dengan kehadiran dirinya. Taeyong mengembangkan senyumnya.
Yang mana langsung ditarik wanita itu ke dalam pelukan hangat, "Oh, Taeyong! Betapa Eomma merindukanmu."
Bukan, wanita itu bukan ibunya. Hanya saja wanita itu ingin dirinya menyebut wanita itu dengan sebutan Eomma.
"Taeyong juga merindukan Eomma," balasnya, melingkarkan tangan membalas pelukan wanita itu.
Wanita itu melepaskan pelukannya, menangkup wajah kecil, "Lihat sekarang! Kenapa kau bertambah cantik, hm?" Wanita bernama Yoona itu menangkup gemas wajah Taeyong.
Taeyong yang mendengar itu memajukan sedikit bibirnya tak terima, "Eomma, aku pria, aku itu tampan," sahutnya.
Yoona hanya tertawa karena pria mungil itu selalu menolak disebut cantik, padahal begitulah adanya, dirinya tak mengada-ada.
"Yayaya, kau yang paling tampan. Ayo masuk, Eomma begitu merindukanmu." Yoona menarik tangan Taeyong untuk masuk ke dalam.
"Eomma, siapa?"
Suara itu, suara yang familiar walau terdengar lebih berat dari terakhir kali Taeyong dengar membuat mata Taeyong yang sudah bulat semakin membulat.
Meski dirinya tak ingin membalikkan tubuhnya, tapi tubuhnya malah melakukan sebaliknya membuat si pemilik suara tadi juga menampakkan wajah terkejut meski tak lama karena orang itu kembali mendatarkan wajahnya yang sangat ingin Taeyong pukul.
"Jaehyun? Ini Taeyong. Kau tak mengenalinya? Kau taukan jika Taeyong sudah pulang?" sahut Yoona, tak sadar jika kini 2 orang dengan umur yang sama itu saling melayangkan tatapan tajam dan dingin.
Jeong Jaehyun, orang yang sangat tak ingin Taeyong temui kini malah berada di hadapannya, sepertinya semua doa yang dirinya lantunkan di depan pagar tadi tak terkabul.
Pria berwajah angkuh itu menyilangkan tangannya di depan dada, menatap Taeyong dingin, "Kenapa kau pulang? Kenapa tak kau habiskan saja sisa umurmu di Los Angeles supaya aku tak perlu melihat wajahmu lagi?"
WAH.
Perkataan itu, membuatnya merapatkan rahangnya berusaha menahan emosinya agar tak meledak. Baiklah, Taeyong tandai hari ini sebagai hari mereka mengibarkan bendera perang satu sama lain.
Jeong Jaehyun, sialan.
TBC
UNPUB/NEXT?
How was your day?
Hope it's a nice day~
Happy Reading 💖
Jangan lupa vote dan komen ya~
Love you all!!!❤️❤️❤️
YOU ARE READING
Back To You (JAEYONG)
Romance"I know i'd go Back To You." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
