PART 9

5.5K 593 89
                                        

Matahari mulai menguning tanda akan terbenam beberapa jam kemudian, namun kamar besar itu masih sunyi karena penghuninya masih terlelap.

Pria yang lebih besar menggerakkan kepalanya pelan, matanya perlahan terbuka. Menyesuaikan keadaan sekitar, Jaehyun tersadar dirinya tidur di kamar Taeyong.

Jaehyun sedikit mendongak menatap Taeyong yang masih terlelap dengan tangan yang bertengger di pipi Jaehyun. Handuk yang tertempel di dahi Jaehyun kini telah mengering menandakan sudah cukup lama mereka terlelap.

Senyum Jaehyun mengembang, tangannya mengerat memeluk pinggang Taeyong yang masih sama rampingnya. Meski kepalanya masih pusing, Jaehyun tetap tersenyum karena kini ada Taeyong yang bersedia memberinya pelukan saat dirinya sakit.

Jaehyun menyukainya, Jaehyun menyukai pelukan Taeyong.

Wajah tampan yang lebih didominasi dengan cantik itu terus-menerus Jaehyun pandangi, tak pernah bosan. Jaehyun tak akan bosan, sampai kapanpun.

Mata besar, hidung mancung yang lancip, bibir tipis yang selalu merona, serta struktur rahang yang tajam itu begitu memanjakan mata dan jari Jaehyun ketika memegangnya. Mungkin Taeyong akan marah jika mengetahui ini, tapi diam-diam Jaehyun suka menyentuh wajah Taeyong.

"Aku tak bosan menatapmu dan menyukaimu," bisiknya begitu pelan, takut akan membangunkan Taeyong.

Matanya terus menelusuri setiap inchi wajah itu hingga tatapan matanya terhenti pada bibir yang sering sekali membuat Jaehyun gagal fokus. Jakun Jaehyun naik turun karena menenggak ludahnya sendiri.

Perlahan wajah Jaehyun mendekat, begitu pelan. Matanya terpejam seiring kian sempitnya jarak wajahnya dan wajah Taeyong. Bibirnya maju, berusaha menggapai lawannya untuk dirinya satukan...

"Apa yang kau lakukan?"

Suara dengan nada dingin terlontar dan masuk dengan bebas pada indera pendengarannya. Mampu membuka mata Jaehyun yang sempat terpejam.

Kini kedua mata itu bertatapan dengan jarak begitu dekat. Taeyong yang menatapnya datar sedangkan Jaehyun mengerjap beberapa kali, tak menyangka Taeyong akan membuka matanya.

Taeyong melirik pada bibir Jaehyun yang manyun seperti bebek, "Kenapa bibirmu maju seperti itu?" Pertanyaannya begitu sulit untuk Jaehyun jawab hingga pria itu hanya mengerjap cepat.

Jaehyun merasa panas pada telinganya karena rasa malu, namun tubuhnya begitu kaku untuk bergerak. Jaehyun memejamkan matanya erat saat telunjuk Taeyong mendarat pada keningnya dan mendorongnya menjauh.

"Napasmu bau, sikat gigimu!"

Taeyong mendelik tajam pada Jaehyun sebelum beranjak dari ranjangnya dan meninggalkan Jaehyun sendirian di kamar itu.

Jaehyun membenamkan wajahnya pada bantal, "Sepertinya aku lebih baik terjun di Sungai Han saja," gumam Jaehyun begitu merasakan malu yang menjalar. Wajahnya kini memerah sempurna karena malu.

Sedangkan di balik pintu, Taeyong mengulum bibirnya menahan senyum, dirinya tau apa yang Jaehyun lakukan dan ucapkan. Rasa aneh menyeruak di dadanya.

Namun seketika kepalanya menggeleng keras mengenyahkan semuanya.

*****

Taeyong menuruni tangga sayup-sayup mendengar suara TV menyala. Kening Taeyong mengernyit, seingatnya anggota keluarganya belum pulang jadi siapa yang menyalakan TVnya?

Kepala Taeyong mengintip ke ruang keluarga, "Hyung?" panggilnya pelan.

Jadi ketika yang dipanggil 'Hyung' itu menoleh dan pria itu adalah Sehun, maka helaan napas lega Taeyong terdengar cukup nyaring.

Back To You (JAEYONG)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora