$14

29 11 0
                                    

Minggu Pagi.

Keempat temannya kini baru saja pulang, semalam mereka menginap untuk saling mendeskripsikan diri sendiri maupun orang lain, dalam bahasa sehari-hari yang disebut dengan ghibah. Ambil sisi positifnya saja, mereka melakukan itu untuk mempererat tali persaudaraan karena disetiap pertemanan pasti ada saja masalah kecil yang riweh.

Dan tadi pagi juga Panji sudah menelpon untuk menanyakan kabar. Katanya pagi ini Panji nggak bisa ngajak sarapan bareng karena harus pergi nganterin keluarga ke tempat nikahan saudara jauhnya. Dan itu tidak masalah bagi Zifa, karena hari ini jadwalnya ia mengunjungi Mamahnya.

Zifa mengeluarkan motornya dan langsung pergi ke rumah sakit. Jarang-jarang dirinya berkunjung sepagi ini, karena biasanya Zifa selalu ke sana di sore hari menjelang malam. Berharap hari ini ia bisa mendapatkan kabar baik dari sang dokter yang merawatnya.

Sesampainya disana ia sudah bisa melihat beberapa pasien sedang senam. Dari luar mereka terlihat sehat namun belum tentu dalamnya juga sehat, tetapi dengan adanya bantuan dari dokter maupun suster mereka perlahan-lahan mulai membaik dan merasakan indahnya dunia. Disini mereka tidak sendiri, melainkan selalu tertawa dan bahagia bersama

Gadis tersebut berjalan ke ruang dokter.

"Masuk" ucap sang dokter bernama Atika, saat mendengar ketukan pintu dari Zifa

Zifa melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan dokter lalu ia disuruh duduk di hadapannya

"Selamat pagi dok"

"Ya pagi"

Zifa melirik ke langit-langit ruangan sekilas lalu ia menghela nafasnya, "Dok, gimana kondisi Mamah aku"

Mereka berdua sudah saling kenal semenjak Mamahnya masuk ke rumah sakit ini, dan dari awal masuk sampai sekarang masih tetap ditangani oleh dokter Atika

"Alhamdulilah sudah ada kemajuan, yang tadinya susah makan sekarang sudah bisa makan teratur dan sudah bisa mengenali beberapa perawat disini"

Zifa lega mendengar kabar baik dari Mamahnya. Apakah Mamahnya ingat dengan dirinya? seketika pertanyaan itu muncul dibenaknya saat dokter memberi tahu kalau Mamahnya sudah bisa mengenali perawat disini

"Tapi kalau dia melihat keluarga yang sedang berkumpul, reaksinya masih sama seperti dulu. Selalu berteriak dan menangis histeris, kadang bisa sampai melukai perawat dan berakhir kami harus menyuntikan obat penenang"

Air mata Zifa rasanya seperti ingin mengucur setelah mendengarnya, disisi lain ia merasa bangga karena Mamahnya sudah bisa makan dan mengenali orang sekitar tapi disisi lain ia sedih melihat penderitaan yang menimpanya. Semenyakitkan itu ternyata.

"Sekarang aku bisa ketemu Mamah nggak, Dok?"

"Kamu bisa melihat dari luar, karena tadi pagi penyakitnya kambuh karena melihat sekelompok keluarga yang sedang menjenguk salah satu anggota keluarganya"

Zifa mengangguk paham, "Mamah masih inget sama aku kah, Dok?"

Dokter Atika mengangguk lalu tersenyum, "Iyaa" lalu dokter memberikan beberapa lembar kertas yang berisikan gambar hasil dari coretan Ibu Zee.

TBC

Hubuhuhuuh sedih sendiri bacanya🤧, sayangilah kedua orang tua mu ya gengg

$EKEJAPWhere stories live. Discover now