$12

34 17 9
                                    

"Gengsinya gede bener tuh anak"

Raya terkekeh mendengar ucapan Vika. Menurutnya, Zifa memang anak yang sulit buat ngungkapin perasaannya. Zifa lebih banyak diem jika bersama orang yang tidak cocok dengannya walaupun orang itu sudah lama kenal. Gadis itu memang tipekal yang pemilih, nggak banyak orang  bisa masuk kedalam hidupnya. Bahkan mantannya pun bisa dihitung dengan jari, Bagaimana Raya tidak hafal dengan karakteristik Zifa, mereka sudah berteman sejak SMP kelas 1 dibanding Vika, Prita dan Arsel. Arsel satu-satunya teman lelaki yang seperti boti, anggunly dan kiyowo.

Tak lama kemudian Prita datang bersama Arsel.

"Buset dijalan macet amatt, skin care gue bisa luntur ini mah" Arsel berjalan mendekati Vika dan Raya dengan histeris

"Si Mprit nyetir mobilnya kaya siput"

"Salah elo disuruh naik motor nggak mau, udah mana dandannya lama. Pegel gue" Prita menduduki bokongnya pada sofa seraya menyender menikmati sejuknya kipas angin

"Haduh nggak bisa gue bayangin kalo naik motor, pasti muka gue kaya tanah longsor"

Vika maupun Raya tertawa, "Itu muka atau tanah sengeketa?"

"Tanah wakaf kebetulan" timpalnya, kemudian ia mengeluarkan buket bunga dari tote bag miliknya

"Busettt dapet bunga dari siapa lo?" tanya Vika

Arsel mengangkat buketnya "Ini? buat Zifa kali, ada didepan pager soalnya"

Vika maupun Raya mengangguk, palingan dari Panji. Lalu Zifa keluar dari kamarnya, gadis itu sudah tidak pakai seragam lagi. Rambutnya di kuncir dan memakai celana diatas lutut yang dipadukan dengan kaos polos membuatnya semakin cantik

"Ada bunga nih" Ucap Arsel sambil memberikan bunganya

Zifa mengambilnya dengan wajah yang bertanya, "Dari Panji kali" balas Arsel, ia paham dengan raut wajahnya yang tampak bingung

Gadis itu mengambil secarik kertas yang ada di selipan bunganya,

'Bunganyaa cantik kaya lo, tolong jangan dibuang lagi'

Setelah membacanya, Zifa diam sejenak. Melihat Zifa sedang membaca isi surat, keempat temannya itu mengintip karena penasaran. Mereka terkejut. Lagi?

"Lo tau siapa pengirimnya?" tanya Prita hati-hati

"Lain kali langsung buang aja" Zifa kemudian pergi ke depan rumahnya lalu ia membuangnya di tempat sampah sambil melirik ke jalanan komplek nya

TBC

$EKEJAPWhere stories live. Discover now