25. Are you afraid?

66 11 15
                                    

Happy reading.

🍂

Kaivan mengernyit setelah melihat arloji di tangannya. Sudah tengah malam tapi Hope belum terlihat.

Kaivan mencoba menelpon Hope tetapi ternyata ponsel Hope tidak diaktifkan.

"Dia kemana sih?" Kaivan mulai khawatir. Tentu saja khawatir, banyak orang diluar sana yang mau melukai cewek itu.

Kaivan segera meraih kunci mobil serta jaketnya kemudian keluar dari apartemen. Berniat mencari Hope di supermarket.

Di sisi lain Hope sedang berjuang melawan rasa sakitnya.

Hope ingin memohon untuk berhenti tapi dia tidak sudi untuk memohon seperti itu pada bajingan-bajingan itu.

"Kalau lo minta maaf sama gue, kayaknya gue bakal pikir-pikir lagi untuk gak bunuh lo sekarang juga" kekeh Tino

Hope tersenyum remeh, lebih baik dia mati daripada harus meminta ampun pada mereka.

"Gak sudi. Dasar sampah masyarakat!" Maki Hope dengan tenaga yang lemah.

Tino menggigit bibirnya seolah gemas. "Gue suka banget nih sama cewek yang sok nolak tapi ternyata mau" kekehnya

"Gak usah gengsi, gue tau lo nikmatin apa yang gue lakuin kan?" Tino segera mengangkat tubuh Hope yang tak bertenaga lagi.

Tino mendudukan Hope dipangkuannya kemudian mengelus pipi cewek itu.

"Gue gak bakal bunuh lo tapi asalkan lo ikut gue. Gimana?" Tawar Tino setelah mencium pipi lebam Hope.

Hope kembali tersenyum tipis dengan mata kosong.

"Lo yakin?"

Tino tersenyum lebar kemudian mengangguk. "Iya dong"

"Lo mampu bawa gue?" Tanya Hope sekali lagi.

Tino mengangguk mantap. Dia mengelus kepala Hope. "Gimana?"

"Yaudah kalau gitu. Gue juga udah gak ada tujuan" Tino tersenyum bangga.

"Kan? Dia gak terlalu sulit buat didapetin. Gampangan gini" kekeh Tino pada anak buahnya.

"Lo gak bakal kirim video itu ke Izara?" Tanya Hope pada Tino membuat Tino tertawa.

"Iya juga" ucap Tino kemudian meraih ponselnya namun Hope menahan tangan Tino.

"Biar gue yang kirim, gue juga penasaran gimana reaksi Izara" ucap Hope

Tino terlihat kurang yakin membuat Hope tersenyum kemudian mengelus pipi Tino dan mengecup pipi cowok itu.

"Gak usah curiga. Lo bakal bawa gue kan? Gue mau buat lo percaya sama gue" ucap Hope membuat Tino tersenyum dan mengangguk.

"Oke kalau gitu" ucap Tino membiarkan Hope mengotak atik ponselnya.

"Kelihatan judes ternyata dia manis juga" kekeh Tino pada anak buahnya sambil mengelus pinggang Hope.

The High Class Where stories live. Discover now