7. Sick people

106 23 7
                                    

Happy reading!

🍂

Hope menatap datar pintu ruangan operasi yang tertutup itu. operasi telah berjalan selama tujuh jam lebih, dan Hope tidak bergerak sedikit pun dari tempat nya.

Beberapa panggilan dari guru sekolahnya dia abaikan. Mungkin dia dihubungi karena tidak memasuki kelas.

Waktu sudah menunjukkan pukul satu siang. sedari tadi Hope tidak makan, wajahnya begitu pucat dan tidak berekspresi membuat orang-orang dirumah sakit ragu kalau Hope benar-benar sedih akan kecelakaan yang menimpa ibunya itu.

Pintu Operasi terbuka setelah beberapa jam kemudian, Hope menatap dokter yang menghampirinya dengan wajah gelisah.

"Hope, anak Ibu Hela?" tanya Dokter Zia, dokter yang mengoperasi ibunya.

Hope mengangguk singkat.

"Begini, Operasi berjalan dengan baik. Tapi ibu Hela mengalami pendarahan yang parah sehingga kami mengalami kesulitan untuk memulihkan kondisi Ibu Hela." ucap Dokter Zia, melihat Hope yang tidak bereaksi Dokter Zia menghela nafasnya.

"Yang ingin kami sampaikan adalah, Kemungkinan besar Ibu Hela tidak akan sadar dalam waktu yang dekat. Mungkin bisa menghabiskan berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan untuk melihat Ibu Hela sadar dari kritisnya."

"Itu disebabkan karena pendarahan Ibu Hela yang terjadi saat ditikam dan dibiarkan begitu saja. Jika membawa ibu Hela ke rumah sakit Lebih cepat, kemungkinan besar Ibu Hela akan cepat Sadar dan pulih."

Hope sekali lagi Mengangguk singkat. "Terima kasih." ucap Hope singkat.

Dokter Zia mengangguk dengan senyuman kecilnya. "Kalau begitu saya permisi, dipersilahkan masuk jika ingin menemui pasien." ucap Dokter Zia kemudian berjalan melewati Hope bersama rombongannya.

Hope melihat ponselnya yang tiba-tiba berdering. Melihat nama Kaivan tertera di nomor yang menelponnya Hope segera mengangkat.

"Kenapa?"

"Hope, Lo dimana? Gue mau ngomong sesuatu"

"Mau ngomong apa?"

"Lo dimana Sekarang, gue samperin deh"

"Rumah sakit Hafuza"

"Oke!"

Hope mengernyit ketika panggilan telepon terputus. Sepenting apa yang ingin dibicarakan Kaivan hingga ingin menghampirinya sekarang.

🍂

"Mama stop dulu deh, Kai bosen tau dengerin celotehan mama tentang Izora!" Kaivan melipat tangannya didada dengan wajah dibuat sekesal mungkin.

Grania mengerucut. "Jadi sekarang kamu bosen ngomong sama mama gitu?" sambung Grania dengan wajah yang dibuat-buat merajuk.

Kaivan merotasi matanya. "Iya, Kai bosen. Bosen banget malah, makanya jangan ngomongin Izora terus."

Grania mendengus. "Mama pengen, kamu ajak Izora barengan ke acara ulang tahun pernikahan mama. Sesulit itukah Kai?" tanya Grania.

"IYA, SULIT. udah Kai bilang berapa kali sih ma, kalau Kai ogah sama cabe reog itu" ucap Kaivan tak berperasaan.

Grania melotot kemudian menabok bahu Kaivan. "Ya ampun anak ini. Mulutnya di jaga, Izora cewek baik-baik. Mama ngerasa dia cocok untuk kamu kai, dan bisa jadi istri yang ba-"

The High Class Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang