The High Class

17. Kaivan's anger

Happy reading

🍂

Kaivan melempar bola tenisnya ke tembok dan menangkap nya. Dilakukan berulang-ulang kali dengan pikiran yang terus memikirkan Hope.

Bagaimana kabar gadis itu?

Apakah Hope benar-benar tidak membutuhkan nya lagi?

Dia tidak akan diganggu siapa-siapa lagi kan?

Kaivan melempar asal bola tenisnya dan mengacak-acak rambut nya. Dia kesal, gelisah, dan khawatir.

Apa Hope benar-benar bisa tanpa dirinya?

"Bodo ah!" Kaivan bahkan sampai tidak ke sekolah karena pikiran nya kacau.

Pikirannya terus teringat dengan apa yang Hope katakan padanya.

"Ya intinya sampai sini aja! Gue udah gak butuh bantuan, apalagi manfaatin lo!"

Kaivan menghela nafas frustasi "dia kenapa sih sebenernya" gumam Kaivan

"Bisa gila gue lama-lama" gerutu cowok tampan itu.

Drrt..

Ponselnya bergetar.

Kaivan melihat siapa yang meneleponnya disaat ia tidak ingin diganggu.

Ternyata Jiro.

"Kenapa lo sat" ucap Kaivan ketus membuat Jiro mendengus.

"Kalem. Gue mau ngasih tau berita hot terkini di Luxurious"

"Bacot. Gak tertarik gue"

"Serius? Ini menyangkut Hope"

Kaivan tiba-tiba menegakkan badannya dengan raut yang sudah berubah serius.

"Apa?" tanya Kaivan

Jiro mendengus. "Giliran Hope langsung sadar lo"

"Cepet basa-basinya, ada apa?"

"Gini, Lo jangan menggila ya. Ada rumor kalau Hope jual diri ke elo supaya bisa bertahan di High class," Jiro menggantungkan kalimatnya

Kaivan meremas ponselnya erat, pertanda dia tidak suka dengan rumor gila itu.

"Terus?" tanya Kaivan

"Janji ga menggila ya kai"

"APA BANGSAT!" nah Jiro yang kena juga kan.

"Iya-iya, kalem dong. Hari ini Hope dikeluarin dari sekolah. Bukan skors, tapi bener-bener di keluarin"

Kaivan langsung melempar ponselnya ke cermin hingga cermin serta ponselnya pecah.

"KAI, KENAPA?!" Grania berteriak setelah mendengar keributan itu.

Tak peduli keributan yang dia buat hingga Grania langsung menghampirinya, cowok itu langsung keluar begitu saja dengan amarah yang meluap-luap.