24. Bersama dengan nya

Start from the beginning
                                    

"Dia lagi piket kebersihan, bagian dapur umum. Eh, tapi Ning Hana ngga apa apa kalo nemanin aku ke ruangan kantor buat nyetor absen ini?"

Hana menganggukkan kepala dan sibuk berjalan dengan Syifah yang sedang membawa banyak buku absen, daftar santri santri yang melaksanakan shalat berjamaah di masjid, dan sekaligus daftar hadir dari santri santri yang melakukan piket kebersihan di hari itu.

Mereka berdua berjalan menuju ke ruangan kantor di pesantren. Di mana semua hal hal yang di urus berada disana. Biasa nya di sebut, ruangan guru dan staff.

Mulai dari urusan absen, pendaftaran santri, surat surat, berkas, dan diskusi ustadz ustadzah bersama Kyai Zayn. Semua nya berada disana.

"Daftar hadir santriwan yang ikut shalat subuh berjamaah, hari Sabtu, tanggal..."

Hana yang sibuk melihat nama nama santriwan, kini sempat salah fokus pada salah satu nama yang membuat jari nya yang menyentuh buku absen, berhenti.

"Daniel." Gumam nya.

Kemudian ia bergumam. "Selalu hadir shalat berjamaah. Padahal dulu kata nya sering bolos."

"Apa jangan jangan udah tobat, ya."

"Siapa, Ning?"

Hana menoleh cepat ke arah Syifah. Syifah baru saja keluar dari salah satu ruangan ustadzah. Perempuan itu menghampiri nya. Hana langsung saja meletakkan buku absen tersebut.

"Syif, tau Daniel ngga? Santriwan disini."

"Daniel?"

"Kayak kenal." Gumam Syifah. Berpikir.

"Oh Daniel, ya?"

*****

"Itu Daniel nya."

Hana melihat dengan jelas. Ketika Syifah memperlihatkan nya sosok yang barusan ia katakan. Daniel. Mereka berdua sedang berdiri di perbatasan area santriwati dengan santriwan.

Berdiri di belakang semak belukar yang ada disana. Memperhatikan area luas santriwan.

"Penampilan nya udah jauh beda." Syifah menyadari perkataan Hana barusan.

"Emang nya dulu kayak gimana?"

"Berantakan. Peci nya ngga tau tempat. Dia juga gay."

"Astaghfirullah, Ning. Ngga baik membicarakan keburukan orang."

Gadis itu langsung saja menutup mulut nya sendiri. Mata nya membelak terkejut. Ia panik sendiri. Syifah menggelengkan kepala nya dengan cepat.

"M-maaf, Syif."

Syifah menganggukkan. "Oke. Aku terlanjur tau. Usahain, cuma kita, dan Allah yang tau. Lihat Daniel. Dia juga udah berubah, kan?"

"Kamu tau banyak soal Daniel?"

"Ngga juga. Tapi dengar dengar, dia masuk pesantren karena di paksa sama orang tua nya." Jawab Syifah dengan jujur.

"Iya, itu." Hana menambahkan. "Dia juga pernah bilang ke aku. Tapi sekarang, orang nya keliatan kalem."

"Rencana Allah sebagus itu, Ning. Hanya Allah yang dapat membolak-balik hati manusia. Dan yang tadi, keburukan nya barusan itu adalah aib. Allah menutup aib nya Daniel dengan sebaik mungkin. Jadi, rahasia ini, cuma sampai kita aja"

GUS AZZAM Where stories live. Discover now