ugly pict & smile

6 0 0
                                    

Salva memberikan amplop coklat itu di hadapan meja kerja nathan. Nathan yang tengah sibuk memandangi monitor nya hanya bisa berdehem tanda 'apa? '.

"Aku udah tanda tangan ini surat cerai kita nath."

"Bagus kalau gitu" Jawaban yang sangat tidak salva harapkan sebelumnya.

Perjuangan salva untuk meyakinkan dirinya menandatangani surat itu dan fikiran yang terus berpacuh saat ia beranjak dari rumah menuju kantor dirgantara sangat tidak mudah. Pikirannya kalut akan keputusannya sendiri. Dan jawaban nathan membuat salva harus menahan sedikitnya harapan bahwa nathan akan mengubah keputusannya.

"Kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa di pengadilan nath."

Suara hels milik salva terdebgar nyaring di ruangan nathan sebelum akhirnya hilang di balik pintu ruangan kerjanya. Sedangkan salva memasuki lift dengan terburu-buru. Tak mengizinkan satupun orang ikut di dalamnya dan berlari keluar kantor dengan tergesa-gesa. Namun, seseorang menahan dirinya.

"Bu, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. " Asisten pribadi salva sekaligus orang kepercayaan salva membuat salva harus mengikutinya ke ruang tamu.

"Siapa? " Sembari mengikuti pangkah kaki asistennya, salva terus menatap kosong kedepan.

"Katanya temen ibu. " Asisuren itu membukakan ruangan dengan segala hormat. Salva mengangguk dan memasuki ruang tamu kantor itu.

Salva hanya bisa melihat seorang wanita yang tengah menelpon dengan begitu sibuk. Nada bicaranya yang lembut membuat salva yakin jika dia benar-benar temen salva. Tetapi salva tak ingat siapa temannya.

"Oke, mama nanti bakal masakin lagi ya. Sekalian nanti mama bawain buat Rafa. "

"... "

"Oke dadah.. "

Wanita itu mematikan ponseonya tetapi pandangannya masih setia menatap pemandangan di balik kaca ruangan itu. Pemandangan kota yang sangat indah. Tetapi atenai wanita itu teralihoan saat suara salva membuatnya merasa terpanggil.

"Ada yang bisa saya bantu nyonya? "

Wanita itu membalikkan tubuhnya dan betapa terkejutnya ia ternyata benar, itu salva. Tanpa ragu wanita itu tersenyum membalas senyuman salah yang tulus. Di lubuk hati yang paling dalam, ia tak menyangka jika bisa melihat senyum temannya setulus ini.

******

Rafa memberikan helmnya kepada Rachel, setelah seharian tidak bertemu dengannya keadaan sedikit canggung. Kerap kali Rafa mencoba membuang wajahnya. Kerap kali juga Rachel mencoba menangkap mata Rafa. Hari ini ia dan Rafa seperti bermain petak umpet, terlebih lagi Rachel. Ia harus mengerti kondisi Rafa saat ini. Menebao-nebak seseorang memang sangat Rachel tak sukai.

"Ke rumah dulu. Mama mau bawain makanan buat kita. " Ujar Rachel membuat Rafa tak merespons sedikitpun. Kecuali menghidupkan motor ninjanya. Bahkan ia tak mengizinkan Rafa atau memaksa Rachel menaiki motornya.

Dengan terpaksa Rachel mandiri untuk menaiki motor itu. Namun Rachel tak memilih mipat tangannya di depan dada. Tidak dengan merangkul pinggang Rafa. Toh sebelumnya seperti itu.

Setelah dirasa Rachel sudah naik. Dengan perlahan Rafa melakukan motornya. Dan tidak seperti biasanya Rafa mengendarai dengan kecepatan normal. Mimpi apa Rachel semalam, Rafa tiba-tiba menjadi sedingin dan sesantai ini. Tetapi bodoamat lah, bati Rachel. Yang terpenting ia merasai damai walaupun sehari wkwk..

Selama perjalanan menuju rumahnya, ponsel Rachel tak henti-hentibya berdenting, bahkan jika dilihat, Rafa pasti mendengar itu. Namun nyatanya Rafa tak merespons sedikitpun. Tanpa ragu Rachel meraih ponseonya dan melihat bar notifikasi atas nama kucing disana. Ya itu nama gerry yang sengaja Rachel sembunyikan. Agar tidak ketahuan dsngan Rafa. Bisa habis dia di tangan papa kalau Rafa sampai ngadu.

RAFAEL (Squel Alya Dairy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang