Hari Tanpa Ghery

9 1 0
                                    

Pagi yang cerah, tepatnya pukul 6.30 wib. Di sebuah perkarangan rumah yang besar dengan cat krem yang kas dan sejuk. Pepohonan memenuhi setiap sekeliling rumah itu. Membuat suaranya nyaman selayaknya di sebuah desa.

Suara Mobil Alphard tiba tiba terdengar. Pasti itu papanya yang sebentar lagi akan muncul. Tak lama, hanya hitungan lima detik, benar papa muncul di pintu dengan stelan juba putih serta tas di tangannya. Khas seorang dokter.

"Belum berangkat hel? " Tanya papa dengan suara yang teduh seperti suasana pagi itu.

Rachel mengangguk "belum pa. "

Satya meraih pintu mobil lalu memasukan tasnya. Namun ia mengurungkan niatnya untuk masuk terlebih dahulu.

"Mau bareng papa? " Tawar Satya.

Rachel lagi lagi menggeleng. "Rachel berangkat sendiri aja. " Diakhiri dengan senyuman singkat.

Bukan tanpa sebab Rachel tidak ingin semua teman temanya tahu jika dia anak dari sekarang dokter. Selama ini Rachel hanya menunjukkan kehidupannya yang sederhana. Rachel tidak manja yang selalu ingin memenafaaatkan kekayaan yang papanya punya.

"kalau gitu papa berangkat dulu. Owh ya atmmu sudah papa isi lagi. Kalau perlu apapun atau kurang, kamu bisa ngomong ke papa. "

Rachel mengerutkan dahinya. "Pa, kenapa papa selalu mengirimkan uang sebanyak itu ke ATM rachel? Rachel nggak mau pa. Rachel nggak mau bergantung terus sama papa. "

Satya tersenyum singkat lalu menghembuskan nafasnya kasar. "Iya itu benar, tetapi Rachel entah kenapa papa merasa suatu saat kamu akan membutuhkan itu.  kamu simpan saja, karena papa memberikan sesuatu untuk kamu bukan tanpa alasan. "

Rachel menghembuskan nafasnya pelan. Rachel tau sifat papanya. Papa akan mengambil keputusan dengan alasan yang kuat. Tetapi Rachel, dia masih tidak menginginkan semuanya.

"Papa berangkat dulu ke rumah sakit. Hari ini ada jadwal operasi, papa pulang jam 10 malam. Jadi jangan lupa untuk rawat mama. Dan Rachel ingat, saat siang kamu ke rumah sakit dan ambil hasil Rosen mama ya. "

Rachel mengangguk pelan. Setelah berpanjangan pagi itu. Mobil Satya pergi, melaju meninggalkan rumah mereka. Meninggalkan Rachel yang masih duduk di depan teras. Rachel sedang menunggu seseorang namun sudah lebih dari sepuluh menit dia belum datang.

Sebuah notifikasi muncul di beranda ponsel Rachel.

Ghery

Hel lo udah ke sekolah?

Rachel menepuk dahinya. Dia lupa jika Ghery sedang menjalani masa skornya. Kenapa Rachel masih menunggu Ghery.

Dengan cepat tanpa membalas pesan Ghery, Rachel langusng bergegas keluar pagar rumahnya. owh ya jangan lupa hanya bersisa lima belas menit lagi. Artinya Rachel harus sampai ke sekolah dalam waktu sesingkat itu. Padahal jarak ke sekolahnya cukup jauh.

Rachel tidak melihat tanda tanda taxi yang lewat atau ojek di sekitar sini. Beberapa kali Rachel mengecek aplikasi ojek pun, tidak ada satupun yang mau menerima Rachel.

"Aduh... Udah telat nih.. "Rutuk Rachel kesal.

Karena terpaksa Rachel berlari menuju ke jalan besar di lorong rumahnya. Tepatnya di sana, sebuah halte bus. Namun biasanya bus akan datang saat pukul setengah delapan. Itu artinya Rachel terlambat.

Tiba tiba ponsel Rachel berdering. Nomor seseorang tertera disana. Owh ya jangan lupa ini adalah ponsel Rachel yang sudah hancur naas di taman kemarin. Bersusah payah Rachel memperbaikinya. Bahkan ada bekas retakan dimana mana.

Dahi Rachel mengerut, siapa yang berani menelponnya pagi pagi seperi ini. Karena kesal Rachel menolaknya. Namun lagi dan lagi ponsel Rachel berdering, dengan kesal Rachel memencet tombol hijau dan langsung menyentak orang yang menghubunginya itu.

RAFAEL (Squel Alya Dairy)Where stories live. Discover now