Taman Bunga

4 0 0
                                    

Lima belas menit berlalu namun Rachel belum turun dari montor Rafa. Sedangkan Rafa asik bermain game di sisi kursi di pinggir trotoar itu.

"Sikat... Sikat... " Ujarnya sembari memainkan permaian yang bernama free fire itu.

"Ck... "

Untuk kesekian kalinya Rachel berdecak melihat Rafa. Dan untuk pertama kalinya, Rachel bolos sekolah dan itu karena Rafa. Rachel dari khawatir dengan dirinya jika Rafa masih saja mem ganggu hari harinya sepetu ini. Bisa berdampak buruk bagi rachel.

Der... Der... Der..

Kill...

Sepertinya itu suara pistol. Dengan kesal Rachel turun dan menghampiri Rafa.

"Rafa.. " Panggil Rachel.

"Maju lo bambank"

"Rafa.. "

"Shh.... Nyawa gue.. "

"Woy!!! " Pekik Rachel. Berhasil membuat Rafa menoleh.

"Hmmm.. Kenapa? "

"Anterin gue kesekolah cpt. "

"Males ah. " Tolak nya.

"Gue telat Rafa, hari ini ada kuis. "

"Trus? "

"Nilai gue bisa jeblok. "

"Trus? "Tanya Rafa lagi.

" Kalau gini rank kelas gue bakal turun. "

"Trus?? "

"Rafa!! "

"Iya sayang. "

Rachel terdiam dan menatap Rafa yang masih terfokus ke layar ponselnya. Tangan Rachel rasanya dingin. Wajahnya membeli seperti batu saja mendarat di Kutub Selatan yang dingin.Perkataan Rafa? Tidak. Kenapa harus begitu. Ada sesuatu yang, mengganjal yang belum Rachel rasakan sebelumnya. Tapi ya sudahlah, batin Rachel.

Rafmcjel tidak peduli, ia langusng duduk di samping Rafa. Dan meneteskan air matanya. Awalnya Rafa tidak begitu peduli. Namun lima menit berlalu dan Rafa selesai dengan ponselnya. Alih alih bernama dari duduk Rafa menatap sekilas ke arah Rachel.

"Lo nangis? "Tanya Rafa memadati gadis di sampingnya ini.

Tidak ada suara dari Rachel namun hanya suara kecil yang tak terlalu terdengar. Dan air mata yang terus mengalir.

"Ck.. Lo mau apasih? "

Rachel membuang wajahnya, dada Rachel begitu sesak. Seharusnya saat ini dia dikelas dan mengerjakan kuis mtknya. Rachel tau bagimana rasanya dirinya begadang tadi malam, dan itu hanya untuk kuis hari ini. Sedangkan Rafa, menghancurkan usaha Rachel.

"Diemlah.. Lo buat kepala gue pusing! "Ujarnya disertai decakan kesal.

Bukannya diam, tangis Rachel semakin menjadi jadi.

"Lo nggak tau capeknya gue Raf. "Lata Rachel dengan batu yang naik turun.

"Ck.... Capek apanya sih! "

Rachel memutar kepada menatap Rafa. "Gue capek buat siapin kuis hari ini. Tapi lo hancurin semua usaha gue! "

"Cuma kuis? "

Rachel mengerutkan alisnya pertanda lelah dengan sikap Rafa. Rafa bangkit dan berusia membeli ama gua Rachel.

"Masalah yang lo hadapi kecil. Lo nggak balam ngerti gimana masalah di dalam hidup gue! " Ujar Rafa. Lalu berjalan ke arah motornya.

"Lemah! "

Rachel sekota terdiam. Kenapa Rafa se sensitif itu. Bukannya seharusnya Rachel yang bersikap sebaliknya.

RAFAEL (Squel Alya Dairy)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें