Part 4 | School

121 8 0
                                    

Sekolah baru, kehidupan baru. Teman teman baru, kelas baru dan masalah baru. Itulah gambaran seoarang Rafa saat ini. Tepatnya berada di sebuah gedung sekolah yang notabennya sangat megah dan hanya bisa dihuni oleh orang orang berotak Einstein dan bukan untuk Rafa.

Menyibakkan tas punggung di pundaknya, kini langkah Rafa melangkah menyambut hari hari membosankan dan semoga saja tidak dengan muridnya.

"Lo ditembak? " Pekik Belfa hampir saja menarik perhatian semua orang. Namun dengan cepat Rachel membungkam mulutnya.

"Shuttttt... Diem" Peringatnya.

Keadaan ramai membuat Rachel lebih waspada sekarang apalagi area kantin di sekolahnya ini sudah memasuki jam masuk sekolah. Setiap pagi bahkan mungkin akan ada banyak siswa yang memilih sarapan di sekolah.

"Trus trus gimana? Lo Terima? " Tanya Belfa sangat penasaran.

Rachel menggeleng kepalanya pelan pertanda tidak atau lebih tepatnya belum.

"Yah... Hel. Lo udah nyia nyiain berlian di depan mata lo. "

"Berlian apaan sih Bel. Gue justru pusing sekarang" Sahut Rachel berdecak.

Benar saja Rachel sangat pusing, Rachel kira pertemuan kemarin hanya akan berjalan biasa saja. Tetapi Ghery justru berbeda.

Kemarin

Bioskop mall daerah jakarta. Rachel dan Ghery sudah sampai tepatnya saat ini mereka berada di eskalator menuju lantai paling atas, tempat bioskop berada. Rencananya mereka akan menonton sebelum makan.

"Hel. Ambil tiket dulu ya. " Ujar Ghery di angguki oleh Rachel. Ghery berlari untuk mengambil tiket yang sudah ia pesan lewat aplikasi.

Sedangkan Rachel sudah menuju ke arah popcorn dan memesan dua buah minuman untuk dirinya dan Ghery.

Ghery bilang mereka akan menonton film yang sedang ngetren saat ini. Entahlah apapun itu judulnya, Rachel hanya mengiyakan selagi masih wajar.

Ghery berjalan ke arah Rachel dan memberikan tiketnya untuk Rachel.

"Ily? " Ujar Rachel agak sedikit heran dengan judul film ini.

Perasaan tidak ada film yang judulnya sepeti ini. Apalagi tayang di bulan ini.

"Ayo" Tanpa aba aba Ghery langsung menarik tangan Rachel dan memasuki teater bersama dengan nnya.

Di dalam studio bioskop Rachel menautkan alisnya tatkala tidak ada penonton satupun yang ada disana. Hanya ada dirinya dan Ghery.

"Gher. Kayaknya kita salah teater deh. " Rachel hampir memutar balik namun tangan tegas Ghery menahan tubuhnya.

"Nggak, ini bener "

"Tapi Gher...

Belumlah Rachel berucap Ghery sudah membawanya duduk di kursi bioskop. Seorang pegawai bisoskop datang dan memberikan sebuah minuman.

Et.. Tunggu, bukankah Rachel sudah memesan.

" Maaf mbk udah ada. "Tolak Rachel halus

"Kamu yakin? " Tanya Ghery lalu Rachel menoleh dan mengangguk.

Pegawai itu pergi lalu meninggalkan Ghery dan Rachel disana.

Perasaan Rachel tidak enak, entah kenapa ia mulai curiga dengan gelapan Ghery akhir akhir ini.

"Gher." Panggil Rachel.

RAFAEL (Squel Alya Dairy)Where stories live. Discover now