TENTANG JANJI 14

1.6K 303 74
                                    

Aaaaadaaaa yanggg nungguuuiiinnn nggak yaaaa???😄😄


Mohon perhatian ini NOVEL, bukan CERPEN sat set sot to the point, cerita selesai.

Ini juga bukan rangkuman, tapi ini alur cerita panjaaaang, seperti halnya kehidupan manusia biasa, yang sering memikirkan hal yang sama berulang-ulang, suka berandai-andai, suka mengulik-ulik, suka menyesal lalu ngulangin lagi, suka jatuh dalam hal yang sama, dll.

So...teman-teman, harap bersabar pada setiap tokoh yang sudah ada
Yaaa...

Terima kasih untuk semua dukungan dan komentar teman-teman 🥰😘😘😘

Baik, Kita lanjutkan saja,💃💃

Like dan komentar yang baik ya teman-teman. 🙏🙏

.
.

Selamat membaca
Luv💜Octoimme
.
.

.
.



**

Cahaya masih terpaku, terdiam tak menyangka jika ini terjadi. Ia berusaha keras menenangkan dirinya.

Tapi sekuat-kuatnya ia menahan diri, kakinya terasa goyah, ia segera mencari pegangan sebelum ia terjatuh, dan lengan Jiwa lah yang bisa ia raih.

Jiwa tersadar karena hal itu, ia pun segera memegang tangan Cahaya.

Jiwa menatap Cahaya dengan wajah bersalah, ia pun sama kacaunya dengan Cahaya. Sejenak ia seperti kehilangan orientasi disekitarnya.

Tadi ia mematung memandangi foto tangan mungil yang sedang menggenggam jari telunjuk Mita. Walau gambar kini telah berganti tapi tangan mungil itu melekat erat di pikirannya.

Ia memiliki seorang putri?

Cemara Sukma Pamuncak.

Berkali-kali ia rapal nama itu dalam hatinya. Dan hatinya tergetar. Apa yang sudah ia lakukan?.

Lalu pegangan tangan Cahaya menyadarkan dirinya kembali. Dan wajah Cahaya yang terlihat terluka memenuhi netranya.

Bibir Cahaya bergetar menahan tangis, mata besarnya berkaca-kaca menunggu jatuh air mata itu dengan sekali kedipan mata.

"Cahaya...aku....". Tenggorokan Jiwa terasa kering.

"Aku sungguh tidak tahu..". Lirihnya.

Pihak WO segera mendatangi Jiwa dan Cahaya, mereka terlihat membicarakan sesuatu dengan  Jiwa dan Cahaya. Mereka tampak ikut berusaha memperbaiki suasana yang terlanjur rusak.

Momen penggantian pakaian pengantin, menjadi salah satu cara ntuk pengalihan perhatian.

"Jiwa dan Cahaya ganti kostum dulu ya gaesss..mereka nanti akan mengenakan pakaian pengantin dari desainer kaebanggaan kita Magita Kebaya...tepuk tangan dulu dong untuk jeng Magi yang punya tangan magical...". Terdengar tepuk tangan riuh dari para undangan.

Koh Candra dengan apik mengalihkan perhatian yang hadir, agar tidak lagi melirik-lirik ke arah panggung.

"Daaannn...Mari kita nikmati hidangan jamuan yang lezato mammia dari Fairy Chef Kitchen, dari chef yang centong-centong. Chef Maya, chef Kina, Chef Wulan  whooooo jangan lupa mereka sekumpulan wanita seksoy juga boookkk..". Tepuk tangan dan tawa kembali mengudara, dan panggung pelaminan telah kosong.

TENTANG JANJIWhere stories live. Discover now