TENTANG JANJI 4

1.6K 245 51
                                    

......
.........
..........


Hari itu tiba jua.

Hari dimana Jiwa kembali datang ke rumah yang mereka bangun berdua dengan penuh cinta, dengan detail yang mereka rancang sendiri.

Rumah yang menjadi surga bagi mereka berdua.

Masih kah?

Atau...

Entah bagaimana Paramita bisa merasa jika Jiwa nya datang bukan untuk kembali.

Bahkan Jiwa tak lagi menatap matanya, Jiwa seolah tak lagi terjangkau olehnya.

Jiwa tak lagi sesuai dengan rumah ini, surga mereka

Jiwa...

"Mita, aku minta maaf..."

Hati Paramita langsung hancur. Karena ia sudah bisa tahu kelanjutan kalimat itu.

Darahnya surut hingga ke telapak kaki.

Mungkin Jiwa bisa melihat wajahnya yang pias.

Tubuhnya kaku, menahan sakit yang belum pernah ia rasa sebelumnya.

"Aku minta maaf karena harus mengatakan hal ini.."

Boleh kah ia menutup mulut Jiwa, agar tak menyakiti nya lagi?

"Semua yang diberitakan benar adanya.."

Jika saja Paramita saat ini tidak sedang duduk, ia pasti langsung luruh begitu saja.

Tulang-tulangnya nya terasa lemas, tak mampu menopang bobot tubuhnya.

Jiwa tertunduk, wajahnya tampak keruh, tapi selebihnya dia terlihat sangat menawan.

Kulit wajah nya terlihat lebih segar dan bersih, pasti Jiwa melakukan perawatan.

Juga kedua tangannya yang saling bertaut, tampak bersih dan kukunya juga terawat.

Jam tangan mewah, melingkar pas di pergelangan tangannya.

Rambutnya di potong dengan style undercut. Rambut bagian atas nya yang panjang diikat rapi.

Memakai kemeja flanel kotak kotak, jeans, sabuk, lalu sepatu kets bermerk menghiasi kakinya.

Dia terlihat semakin menawan.

Dan dia bukan Jiwa yang dulu.

Jiwa yang percaya jika salon hanya untuk wanita.

Jiwa yang enggan menggunakan barang mewah. Jiwa adalah sosok yang sederhana.

Kini Mita tak lagi mengenalnya.

"Aku nggak mau menyimpan hal ini lebih lama lagi".

Bukankah beritanya sudah tersebar dimana-mana?.

Jiwa menyimpan apa?.

"Aku hanya nggak tahu bagaimana caranya ngomong ke kamu".

Jadi apa maksud pertengkaran mereka selama ini?, penyangkalan demi penyangkalan Jiwa, tuduhan jika dirinya yang tidak profesional, istri yang tidak mensupport suami. Lalu pada akhirnya Jiwa mengaku?

Paramita berusaha agar dirinya tidak meledak dalam amarah.

"Kamu pasti terluka, dan aku yang brengsek disini..".

Jiwa terdengar frustasi, tapi bagi Paramita itu sudah tak berarti.

"Nggak ada cara lain, aku nggak mau kamu tersiksa lebih lama lagi.."

Paramita tertawa dalam hatinya, jadi Jiwa sadar jika telah menyiksa dirinya?.

"Aku akui aku bajingan, aku mencintai Cahaya, sementara aku telah memiliki kamu"

TENTANG JANJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang