Bagian Dua Puluh Tiga

727 102 3
                                    

Melihat kamera tergeletak, Hyoryeong segera meraih benda itu. Dia kemudian mencoba membuka menu di sana, menemukan tampat menyimpan file rekaman kamera.

Sebuah file menarik perhatiannya. Itu rekaman klub paduan suara, mereka seharusnya akan ikut kompetisi sebentar lagi, begitu juga dengan Jimin yang bergabung di klub itu. Namun sekarang, sepertinya tidak ada yang tersisa di kelompok paduan suara, Jimin juga sudah meninggalkan mereka semua.

Suara nyanyian segera menarik perhatian Nayeon, "Hei, matikan. Itu mungkin akan menarik perhatian zombie," ujarnya pada Hyoryeong.

Mendengarnya, Hyoryeong mengangguk pelan dan segera menghentikan pemutaran video itu. Ia kemudian beralih kembali ke menu, seketika mendapatkan Ide. Gadis itu menekan tombol merekam, mengarahkan kamera pada dirinya sendiri.

"Eomma, Appa, annyeong." Hyoryeong melambai pada kamera, "Putri kalian baik-baik saja di sini. Teman-temannya memperlakukannya dengan baik, apa kalian mau melihat mereka?"

Hyoryeong mengarahkan kamera ke teman-temannya yang sedang duduk tak jauh darinya. Mereka memberikan reaksi yang berbeda, misalnya Daesu yang membungkuk memberi salam atau Nayeon yang hanya tersenyum dan melambaikan tangannya canggung.

"Jadi, Eomma, Appa, aku... aku merindukan kalian. Aku sangat merindukan kalian," kata Hyoryeong yang matanya mulai berkaca-kaca, "Maafkan aku."

Tidak bisa melanjutkan kata-katanya, Hyoryeong segera mematikan kamera. Dia menundukkan kepalanya untuk menahan tangis, tangannya yang memegang kamera sedikit gemetar. Gadis itu kemudian memberikan kameranya pada Nayeon.

"Kau tidak apa-apa?"

"Ya..."

Nayeon menerima kamera dari Hyoryeong sambil beberapa kali mengusap punggung Hyoryeong untuk menenangkannya. Setelah kesedihannya sudah mereda, Nayeon melakukan hal yang sama, merekam dirinya sendiri.

"Ini Nayeon. Eomma, apa kemarin syutingmu lancar? Aku rindu mendengar suara Eomma di iklan televisi," kata Nayeon sambil tertawa kecil, "Appa, bagaimana keadaan di bandara? Aku yakin kau lelah mengurus bandara setelah kejadian ini."

"Aku harap... kalian baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku. Aku yakin, aku bisa keluar dari sini bersama teman-temanku yang baik ini."

Nayeon menutup kamera, memberikannya pada Woojin kemudian. Satu persatu dari mereka mulai merekam diri mereka sendiri. Mulai dari Woojin yang minta uang jajannya dinaikkan, Joonyeong yang mengungkapkan kesedihannya, Daesu yang menyanyikan lagu tentang makanan—setelah menyanyi itu, dia segera memakan keripik kentang, membayangkannya sebagai daging babi—lalu Gyeongsu yang malah berkata jika ia ingin makan ayam goreng Cheongsan lagi. Kamera kemudian diberikan pada sahabatnya, Cheongsan.

"Eomma, ini aku. Appa baik-baik saja, kan?" Onjo yang duduk di sebelah pemuda itu menoleh memperhatikannya.

Onjo dapat melihat banyak hal yang sebenarnya ingin diungkapkan sahabatnya sejak kecil itu, tapi nyatanya Cheongsan berhenti merekam setelah mengatakan jika mereka baik-baik saja. Itu cukup bagi Onjo untuk mengetahui jika Cheongsan sebenarnya sedang tidak baik-baik saja.

Onjo pada akhirnya mulai merekam juga, "Appa, kau baik-baik saja kan? Eomma juga?"

"Aku sudah menunggu semalaman, tapi Appa tidak datang. Tapi tidak apa-apa, aku yakin Appa sedang menyelamatkan banyak orang di luar sana. Tolong selamatkan kami jika yang lainnya sudah diselamatkan."

"Isak dan Soyeon sudah meninggalkanku, yang tersisa hanya Cheongsan. Dia selalu melindungiku. Appa, jika kau bertemu dengan Cheongsan selanjutnya, tolong perlakukan dia dengan baik," ujar Onjo sambil tersenyum kecil.

Attack On SchoolWhere stories live. Discover now