Bagian Sembilan

923 98 4
                                    

Suhyeok menyaksikan semuanya. Dari saat Cheongsan melompat dari jendela bersama Namra hingga saat keduanya bergantung pada sebuah selang yang penuh dengan ikatan. Pemuda itu menatap mereka berdua dengan mata penuh kebingungan.

Apalagi dengan fakta bahwa ada satu zombie yang kini bergelantungan pada kaki Cheongsan, terus menerus menggeram mengerikan.

Jelas sekali bahwa Namra terlihat kesusahan dengan berat yang harus ia topang ditambah beban Cheongsan yang memeganginya dengan satu tangan melingkar di pinggangnya. Hal itu membuat posisi mereka agak sedikit canggung saat dilihat.

"Namra! Cheongsan!" Suhyeok memanggil mereka, membuat mata kedua orang yang tengah bergantung itu melebar ketika melihat seseorang yang mereka kenal berdiri di langkan jendela.

Sejenak Namra bisa merasakan kelegaan mengalir di dalam dirinya saat melihat sahabatnya sedari kecil itu baik-baik saja tanpa luka, namun ia akhirnya kembali ke kenyataan tengah bergantung pada selang di ketinggian, "Baguslah kau baik-baik saja!" serunya pada Suhyeok.

"Lihat ke bawah!"

"Kami sudah tahu!" kata Cheongsan, ia terus menendang zombie hati-hati, tidak mau mengambil resiko terjatuh bersamanya.

"Dia memegangimu, bodoh. Apa yang sedang kamu lakukan?"

"Aku tahu itu—"

"Jatuhkan dia. Jatuhkan dia sekarang!"

"Aku sedang berusaha!" ujar Cheongsan kesal sambil terus mencoba menendang wajah zombie itu, tapi ia tidak mau melepaskan pegangannya pada kaki Cheongsan.

"Apa yang kau lakukan, bodoh," Suhyeok bergumam pada dirinya, sebelum sekilas melihat kembali ke dua orang itu, "Yak! Aku akan melompat ke sana!"

"Tidak, jangan kemari!" ujar Cheongsan cepat. Suhyeok tidak mendengarkan, ia mulai bergerak melintasi sebuah pipa yang tertempel membatasinya.

"Aku datang."

"Jangan! Kubilang jangan!"

"Tunggu!" Namra tiba-tiba berseru, membuat Suhyeok otomatis berhenti, "Suhyeok, ada satu diatasmu!"

Tepat saat Suhyeok mendongak, tetesan darah meluncur ke pipinya. Di atas sana, zombie menatapnya dengan air liur bercampur darah yang menetes menjijikan. Zombie itu menjulurkan tangan mencoba menggapai Suhyeok, hingga akhirnya melempar dirinya keluar jendela. Suhyeok tidak punya pilihan lagi selain menghindar, akhirnya melompat menuju kedua temannya.

Dia melompat ke selang dalam sekali lompatan, menyebabkan sedikit benturan ke Namra dan Cheongsan dalam prosesnya. Namra merasa wajahnya memanas ketika ia sadar mukanya kini berhadapan langsung dan hampir menempel pada perut rata Suhyeok, gadis itu akhirnya menolehkan wajahnya ke arah lain untuk menghindarinya.

Suhyeok meminta maaf pada keduanya, terlebih Cheongsan karena wajah pemuda itu terhantam lututnya dan sekarang ia mengaduh kesakitan, "Maaf ya," ujar Suhyeok kemudian menurunkan badannya menuju Cheongsan.

"Apa yang kamu lakukan?" Cheongsan memprotes, tangannya sudah panas karena berpegangan pada selang terlalu lama. Ia berharap tidak terserang kram atau semacamnya.

"Tunggu dulu," gumam Suhyeok yang masih fokus untuk turun perlahan.

Semua kejadian itu tentu menarik perhatian siswa di ruang siaran. Mereka semua mengintip ke atas saat Namra akhirnya sadar dan melihat ke bawah, "Yak! Jangan melihat keatas!" teriaknya malu.

Dia hanya mengenakan celana pendek hitam sebagai pelindung, tidak ada legging karena cuaca cukup panas dan itu akan membuatnya kegerahan. Onjo dan Soyeon yang memahami situasi sang ketua kelas segera menarik Daesu, Woojin, dan Gyeongsu kembali ke dalam ruang siaran.

Attack On SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang