masalah kecil

Mulai dari awal
                                    

Jadi, mau seburuk apapun masakan seseorang cobalah untuk menghargai usahanya.

Aggya tersenyum bahagia ketika sesendok nasi goreng masuk ke dalam mulutnya. Sangking enaknya sampai badannya ikut melted, masakan Bunda emang tidak usah diragukan lagi. Selalu enak dan bikin makan terus-menerus.
Ia menatap keluarganya lainnya yang juga amat bahagia.

Setelah menghabiskan makanannya Aggya membuka obrolan biar suasananya tidak sepi.

Aggya mengusap mulutnya dengan tisu terlebih dahulu baru berbicara "Oh iya Bunda," Bunda yang dipanggil tapi semuanya ikut menatap Aggya.

"Ada apa, Nak?"

"Bunda tahu nggak orang yang biasanya jogging subuh-subuh lewat depan rumah."

Risfan menghentikan pergerakan sendoknya. "Buset, mana ada orang jogging subuh-subuh." Sahut Ringan seraya memakan telur mata sapinya.

"Ih ada bang," Aggya meletakan sendoknya. "Aku biasanya pas bangun shalat subuh ngeliat itu orang."

"Masa jogging subuh-subuh? Niat amat itu orang. "

"Nah makanya aku juga bingung."

Bunda tersenyum. "Iya, itu cucunya Bu Rainan."

Sontak, Risfan dan Aggya melebarkan kedua matanya. Sedangkan Satria biasa saja malahan asyik makan nasi gorengnya karena ia sudah tahu semuanya. Mereka terkejut sekali mendengar bundanya yang mengatakan kalau Bu Rainan tetangga sebelahnya itu mempunyai cucu, mereka pikir cuman punya anak satu yaitu mas Agus. Lagipula anaknya itu juga belum menikah jadi bagaimana Bu Rainan punya cucu.

Selain itu, jarang ada orang yang datang mengunjungi rumah Bu Rainan jadinya mereka merasa aneh. Apakah Bu Rainan punya cucu dan masih punya anak lagi selain mas agus yang ada disini. Terus mengapa Bundanya baru cerita sekarang.

"Emangnya Bu Rainan punya cucu?" Tanya Aggya dengan muka cengo.

"Iya," Balas bundanya sambil mengangguk. Aggya dan Risfan saling pandang satu sama lain.

"Bu Raihan itu punya 2 anak laki-laki yang satunya  mas Agus dan satunya lagi tinggal di luar kota namanya mas Arhan. Dia Jarang pulang kesini makannya kita jarang ngeliatnya. "

Agama mengangguk paham meskipun masih ada sedikit keterkejutan di wajahnya "Oh jadi Bu Rainan punya 2 anak?"

"Iya 2 anak dan 2 cucu."

"Tapi kemarin kok aku nggak ngeliat ada tamu dirumahnya Bu Rainan."

"Iya soalnya anaknya datangnya malem terus paginya udah balik." Bunda yang selaku orang terdekat Bu Rainan, dimana Bunda seringkali pergi kerumahnya untuk menemani sekaligus menjaga Bu Rainan jika mas Agus sedang pergi bekerja.

Sangking seringnya pergi kerumahnya sekarang bundanya dan Bu Rainan itu bestie, mereka sering cerita satu sama lain apalagi bundanya yang sering memberi makanan untuk Bu Rainan. Terkadang bunda merasa kasihan pada Bu Rainan yang sendirian di rumah. Ditinggal anaknya bekerja dan anak satunya di luar kota.

Seolah tak mau membiarkan wanita paruh baya itu merasa kesepian, dia pun sering menemaninya.

"Oh gitu makannya kok subuh-subuh udah jogging, semangat amat," Cibir Aggya kembali menyantap makanannya. Akhirnya masalah lelaki yang jogging subuh-subuh itu terpecahkan meskipun Aggya tidak tahu wajahnya apalagi namanya.

"Baru tahu kalau Bu Rainan punya anak lagi."

"Bener bang, aku kira cuman mas Agus."


****

Mencintai Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang