Mendengus kecil, "Tak usah mengungkit tentang itu." Membuang wajahnya ke arah lain.

Kini mata Jaehyun menatap rupa Taeyong dari samping, "Tapi Eunwoo sudah menciummu," ujarnya terdengar sendu.

"Aku cemburu."

Mendengar itu membuat Taeyong kembali menoleh pada Jaehyun. Menyebalkan, hatinya terasa menghangat mendengar itu, terlebih mata sendu Jaehyun seakan ingin merobohkan pertahanannya sekarang juga.

"Lalu apa perduliku?" Hanya itu kalimat yang mampu Taeyong ucapkan, tak tahan dengan tatapan itu, Taeyong beranjak dari duduknya, berniat untuk pergi, "Sudahlah, cepat masuk! Kau sudah melantur!"

Belum sempat tungkainya melangkah, Jaehyun menarik pinggang Taeyong hingga tubuh yang cukup jauh lebih kecil dari Jaehyun itu terduduk di atas pangkuannya. Mata Taeyong melotot lebar, bahkan bibirnya tak mampu untuk berucap protes seperti biasanya.

Jaehyun membenamkan kepalanya pada ceruk leher Taeyong, menghirup aroma tubuh Taeyong yang sama sekali tak berubah. Selalu menenangkan dan selalu menjadi kesukaan Jaehyun.

"Taeyong. Sayang, aku benci melihatmu bersama yang lain," ucapnya begitu lirih, Taeyong merinding saat hembusan nafas hangat Jaehyun menerpa lehernya, "Harusnya aku yang menggenggam tanganmu, harusnya aku yang memelukmu, harusnya aku menciummu. Bukan orang lain."

Taeyong hanya diam membiarkan Jaehyun meracau sembari mengeratkan pelukannya. Tubuh dan hati Taeyong menghangat, berada dalam dekapan Jaehyun adalah hal terbaik yang pernah dirinya rasakan. Sangat nyaman, hingga tanpa sadar Taeyong memegang lengan Jaehyun yang melingkari tubuhnya.

Hembusan nafas yang terdengar lelah, "Jika saja semua ini tak terjadi, kita pasti akan bahagia sampai sekarang."

Suara Jaehyun yang menggumam mampu Taeyong dengar dengan jelas, namun dirinya tak tau maksud dari perkataan Jaehyun itu. Kernyitan di dahi Taeyong terlihat hingga membuatnya menoleh ke arah Jaehyun.

"Semua ini tak terjadi? Apa maksudmu?"

Jaehyun mengangkat kepalanya ketika mendengar pertanyaan dengan raut wajah bingung dari Taeyong, Jaehyun tak sadar mengucapkannya.

"T-tidak..." Jaehyun segera menjauhkan kepalanya dan memutuskan kontak mata mereka, "Ayo kita masuk saja."

Taeyong yang tau bahwa Jaehyun sedang menghindarinya, menangkup wajah itu, "Jaehyun." Memaksa Jaehyun agar menatap dirinya, "Apa maks—hhmpph!"

Belum sempat Taeyong menyelesaikan pertanyaannya, bibirnya ditekan oleh benda kenyal basah milik Jaehyun, dikecup. Pertanyaannya sukses menggantung di udara dan melayang entah ke mana. Seketika kepala Taeyong kosong melompong.

Jaehyun masih menjadi kelemahannya ternyata, selalu.

Jaehyun menjauhkan sedikit wajahnya, "Manis." Jempolnya mengusap bibir tipis pink Taeyong dengan lembut, "Bibirmu manis," bisiknya.

Taeyong luluh, lantak. Tak bersisa.

Dengan sisa kewarasan yang tak seberapa, Taeyong melingkarkan lengannya pada leher tebal Jaehyun, kembali mempertemukan bibir mereka. Jaehyun bahkan tak menduganya, namun di detik berikutnya, Jaehyun tau apa yang harus dirinya lakukan.

Bibirnya lebih dulu melumat bibir tipis itu pelan, mengecup kemudian menghisapnya dengan lembut. Semilir angin malam di antara pepohonan rindang menjadi saksi akan pertama kali bibir mereka bertaut setelah sekian lama saling mendamba.

Taeyong menggerakkan bibirnya amatir namun tak ingin kalah untuk melumat bibir Jaehyun yang terasa tebal baginya. Akan tetapi Taeyong akhirnya pasrah ketika Jaehyun melumat penuh bibirnya.

Taeyong mungkin akan menyesali ini dan mengutuk dirinya sendiri nanti. Tapi untuk saat ini dirinya hanya ingin bertingkah seakan-akan akalnya hilang entah ke mana.

Untuk kali ini, Taeyong mengesampingkan seluruh balas dendam dengan bertingkah kejam pada pria itu dan membiarkan dirinya terlihat pasrah untuk pria itu.

Bunyi kecipak basah menjadi pemisah antara kedua belah bibir yang bertaut. Menghasilkan sebuah benang saliva yang terhubung pada bibir keduanya, entah milik siapa.

Jaehyun memandang lekat dari dekat wajah memerah Taeyong dengan nafas terengah karena oksigennya yang direnggut oleh pria yang memangkunya ini.

Taeyong seakan meleleh ketika elusan-elusan lembut yang dirinya dapatkan dari Jaehyun. Dirinya tak berani menatap Jaehyun, hanya mampu menatap ke bawah karena takut jika akan memohon pada pria itu untuk meminta sebuah ciuman manis lagi.

Apalagi kini hidung mereka saling bersentuhan karena Jaehyun hanya menjauhkan sedikit wajahnya.

Sebuah kecupan singkat pada sudut bibirnya Taeyong dapatkan, "Tidur di kamarku ya, malam ini," bisik Jaehyun dengan nada beratnya.

"Aku merindukanmu, Yongie."

Hanya anggukan yang dapat Taeyong berikan.


TBC


NEW STORY!!! CHECK THIS OUT!😍

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

NEW STORY!!! CHECK THIS OUT!😍

How was your day?
Hope it's a nice day~
Happy Reading 💖
Jangan lupa vote dan komen ya~

Love you all!!!❤️❤️❤️

Back To You (JAEYONG)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt