00 || Kelahiran Edwin

182 13 2
                                    

"Welcome to the dark story!"

Hidup ini tak seindah mimpi, semua tidak bisa sesuai dengan ekspektasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hidup ini tak seindah mimpi, semua tidak bisa sesuai dengan ekspektasi. Siksa, amarah, luka, kematian mungkin saja akan datang mengakhiri semuanya.

Seorang bayi laki-laki lahir, tepatnya di London, 12 April 2002. Di sebuah rumah besar dengan penjagaan ketat, semua yang ada disana menantikan kehadiran bayi itu dengan suka cita.

Suara lolongan anjing saling sahut menyahut tepat pukul 12:00 malam. Seakan kelahiran bayi itu adalah penantian dari seluruh makhluk di bumi.

Setelah lahir, suster segera membersihkan tubuh bayi yang dia bawa, lalu membalutnya dengan kain.

"Selamat Nyonya atas kelahiran anak Anda, dia sangat tampan seperti Tuan Elias," ucap suster dengan senyum merekah.

Sang istri yang mendengar hal tersebut, hanya bisa membalas ucapan suster dengan senyum kecil.

"Letakkan dia di samping saya suster," pinta Aney.

Suster segera meletakkan bayi tersebut di samping Aney. "Kehadiran bayi ini, sama saja dengan kelahiran penerus keluarga Sanandra," timpal Aney, menatap sendu ke arah anaknya.

"Benar Nyonya, dia pasti akan menjadi penerus keluarga Sanandra yang hebat dan pemberani," sahut suster.

Saat sedang asik mengobrol, suara berat dari seorang pria paruh baya memenuhi ruangan persalinan.

"Dimana anak tampanku? Aney!" ucap pria yang memasuki ruangan.

"Nyonya, tugas saya sudah selesai. Saya permisi," ujar suster sembari sedikit menundukkan kepala.

"Baik, terima kasih karena sudah membantu persalinan saya. Upah akan segera diberikan oleh asisten saya."

"Terima kasih kembali, Nyonya." suster segera pergi dari ruang persalinan.

"Kamu mencari anak tampanmu ini, sayang?" tanya Aney dengan senyum jahilnya.

Elias yang melihat itu, segera menggendong anaknya dengan pelan dan lembut. "Tampan sekali anak kita, Aney."

Mendengar penuturan Elias, Aney hanya tersenyum kecil. "Tentu saja, memangnya siapa yang tampan diantara kita?"

"Haha, kamu bisa saja. Mau kamu beri nama siapa anak tampan kita ini?" tanya Elias sembari melirik bayi yang ia gendong.

"Bagaimana kalau Edwin?" tanya Aney, memberi penawaran.

"Edwin ya? Hmm ...."

"Iya, Edwin. Dia mempunyai arti terhormat, makmur, beruntung dan kaya," ungkap Aney.

"Hanya Edwin? Tidak ingin memberi nama tambahan lagi?"

"Kenapa aku saja yang memberi saran, kamu juga dong!" ujar Aney, sedikit kesal.

"Sebentar, aku masih mikir." Elias terdiam beberapa saat, setelah mendapatkan nama yang tepat Elias mengangguk pelan.

"Oke dapet! Putra Sanandra, mempunyai arti anak laki-laki dewasa dan membawa marga Sanandra yang dikenal sebagai keluarga mafia nomor satu di dunia. Kalau disatukan jadi, Edwin Putra Sanandra, menurutmu?"

"Boleh, nama yang tidak buruk. Oke, Edwin Putra Sanandra, anak kesayangan papa Elias dan mama Aney." setelah mengatakan itu, mereka berdua tertawa kecil sembari bercanda dengan putra semata wayang mereka.

Kebahagian tidak selalu akan menyertai, sebuah dendam akhirnya tiba saat seseorang mengambil sebuah hal yang paling berharga.

Apa yang akan dilakukan setelah semua itu terjadi? Pembantai? Balas dendam? Pembunuhan? Atau ... sebuah teror? Kita tidak mengetahuinya sampai benar-benar ada sebuah pembuktian dari artinya kehilangan.

 sebuah teror? Kita tidak mengetahuinya sampai benar-benar ada sebuah pembuktian dari artinya kehilangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Two Face About Me [Slow Up]Where stories live. Discover now