Alvaro with Sabrina

635 99 7
                                    


Note : Tandai jika ada typo;)

Selamat membaca 🥰

----

Seorang pemuda tampan dengan peci hitam dan sarung yang tergantung dilehernya terlihat begitu menawan dengan dipadukan baju koko putihnya. Perkenalkan dia Alvaro Adiswara pemuda tampan idaman ciwi-ciwi. Dia nih yang suka bangunin sahur setiap pagi dengan teman-teman tongkrongannya. Keliling komplek sambil bawa alat-alat musik keadaannya.

Alvaro saat ini tengah nangkring disebuah kursi kayu dan meja yang dipenuhi beberapa makanan serta rokok miliknya dan beberapa teman-temannya. Rutinitas Alvaro sebelum berangkat terawih ya nongkrong di bawah pohon sambil memainkan gitar atau sekedar duduk-duduk melihat beberapa orang yang hendak pergi ke masjid mengingat jalan itu merupakan satu-satunya akses untuk pergi ke mesjid yang ada di kompleknya.

Komplek perumahan yang ditinggali Alvaro bukan komplek mewah yang isinya pengusaha atau pejabat-pejabat, bukan. Komplek sederhana dengan kekeluargaan yang cukup erat. Alvaro bahkan sering bercanda dengan penduduk yang tinggal di sana, sudah sangat dekat.

"Mau kemana pak haji!!" Alvaro berteriak saat melihat seorang bapak-bapak dengan sajadah mengalung dilehernya dan jangan lupakan kopiah ketat berwarna merah ati yang membungkus kepalanya.

"Gue mah mau sholat terawih! Lo pada ngapain nangkring disini, bukannya langsung ke masjid!!" Sebut saja dia Babeh Ucup. Bapak-bapak itu emang friendly dengan anak-anak muda komplek, nyambung juga kalau diajak bercanda.

Nama Aslinya Hyunsuk, beliau ini orang Korea tapi ditanya bahasa Korea sama kumpulannya Alvaro malah dijawab bahasa Betawi sama sama si Babeh. Jawabannya selalu gini 'Percuma Lo pada nanya bahasa Korea ke gua, gua kagak tau! Jiwa gua mah, tetep Indonesia walaupun tampang gua kayak oppa-oppa!" Begitulah sekiranya jawaban yang selalu Babeh berikan pada Alvaro and the geng.

Biar begitu Babeh Ucup itu ustad loh. Beliau yang ajarin Alvaro dan kawan-kawannya ngaji sewaktu kecil ditemani anak gadisnya si Nabila yang selalu ngintilin Mahen kemanapun. Dan, entah kenapa sekarang Nabila malah malu-malu kucing sama mereka.

Alvaro beserta teman-temannya tertawa menanggapi ucapan Babeh Ucup. Kemudian salah satu temannya menyeletuk menjawab ucapan Babeh Ucup dengan candaan.

"Biasalah, Beh! Lagi nungguin bidadari lewat. Cuci mata, hahahah!!" Gelak tawa kembali menguar dari keenam pemuda di bawah pohon itu.

Babeh Ucup hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir. "Mata keranjang Lo pada, ye!! Noh liat, cewek-cewek pada ogah lewat sini gara-gara digodain ama lu pada!!" Alvaro beserta teman-temannya melirik kearah yang dimaksud Babeh dan benar saja, disana ada sekitar empat perempuan bermukenna sedang berdiri menatap kearah mereka.

"Kenapa tuh, Beh?" Tanya Mahen salah satu teman Alvaro bertanya pada Babeh Ucup. Namanya Mahendra Alfikri biasa dipanggil Mahen.

"Mereka malu lewat sini. Tuh! Anak gue si Bila, dia tiap pulang terawih ngeluh mulu, katanya malu kalo ngelewatin kalian. Makanya jangan sering-sering nangkring di bawah pohon, nanti ketempelan tau rasa Lo pada." Kata Babeh Ucup menakut-nakuti.

"Yaelah si Bila! udah kenal dari orok masih aja malu-malu. Lagian, Beh! kan bulan puasa setannya diiket gimana mau ketempelan?" Kali ini Putra yang menyahut. Namanya Agustian Saputra biasa dipanggil Putra, kalo dipanggil Agus atau Tian doi suka marah-marah gajelas. Katanya gak cocok.

"Babeh juga bingung, Gus." Kata Babeh yang kelihatannya betah banget ngobrol sama Alvaro squad.

"Putra, Beh! Putraa!" Kata Putra merasa panggilan Babeh Ucup padanya harus dikoreksi.

𝐎𝐮𝐫 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 ||𝐋𝐤|| Where stories live. Discover now