Chairmate [End]

1.4K 181 7
                                    


Tak terasa sudah seminggu berlalu ujian berlangsung. Dan selama itu pula rose harus menahan emosinya kala gio terus menggoda dirinya dan terus mengungkit masa masa pdkt mereka dahulu.

Namun sekarang ini rose sudah mulai terbiasa dengan tingkah gio dan tidak lagi emosi ketika dirinya bertemu dengan gio.

Bisa dibilang rose sudah mulai menerima kehadiran gio kembali namun rose akan tetap menahan diri agar tidak terlalu berharap lagi kepada gio dan jika pun nanti dirinya kembali ditinggalkan rasanya tidak akan sesakit dahulu.

Berbeda dengan Rennatha yang setelah seminggu duduk sebangku dengan Raffa membuat mereka kini semakin dekat.

Sebenarnya Raffa yang terus mendekati Rennatha entah dia serius atau hanya main-main saja Rennatha pun tidak tahu.

Tapi yang jelas sekarang ini perasaan Rennatha kepada Raffa hanya sekedar mengagumi saja tidak lebih.

Untuk saat ini..

"Eh Ren, gue liat Lo makin deket aja sama kak Raffa, udah jadian yaa?" Rennatha menggelengkan kepalanya sambil terus mengunyah makanan yang sedang di makannya.

Mereka saat ini sedang berada di kantin, setelah seminggu mereka melaksanakan ujian, pihak sekolah memberikan jatah jam kosong selama 3 hari itung itung-itung me-refresh otak setelah seminggu dipaksa berfikir keras.

"Gue gak ada hubungan apapun sama kak Raffa, Ros." Rose mengerutkan dahinya bingung.

"Lo di gantung, Ren?" Tanya rose yang dibalas gelengan oleh Rennatha.

"Gatau."

"Loh tapi sering chatting kan sama kak Raffa?"

Rennatha mengangguk "iya sering."

"Kok gak di perjelas sih status nya." Dengus rose sedikit tidak suka dengan tingkah kakak kelasnya yang menurutnya tidak jelas itu.

Rennatha menghela nafas kemudian menghentikan acara makannya sebentar.

"Ya Lo jangan tanya gue Ros, tanya tuh kak Raffa kenapa gantungin gue." Kata Rennatha sedikit marah.

"Jadi Lo mau pacaran sama gue?"

Loh?

Rennatha terkejut kala mendengar suara yang sangat familiar di telinganya, kemudian dengan cepat ia menolehkan kepalanya ke belakang, terlihat Raffa tengah berdiri tepat di belakang tubuhnya sambil memegang kursi yang Rennatha duduki.

"Loh kak!" Raffa tersenyum melihat wajah terkejut Rennatha yang menurutnya sangat lucu itu.

"Kenapa?" Tanya Raffa dengan suara yang penuh kelembutan.

"Sejak kapan Kakak berdiri di belakang aku?" Kata Rennatha dengan ekspresinya yang masih menunjukkan wajah terkejut. Raffa sendiri merasa gemas dengan wajah tak terkontrol Rennatha.

Raffa pura pura berfikir kemudian melirik jahil kearah Rennatha, "Sejak Rose bilang kalo gue gantungin Lo."

Rennatha kemudian menatap kesal kearah rose yang sedang tersenyum kearahnya.

"Hehe...gue cabut dulu ya, Ren, ada janji sama gio, bay-bayy!!" Setelah berucap demikian, Rose melenggang pergi meninggalkan Rennatha berdua dengan Raffa.

"Eh-eh, Ros!!" Teriaknya berusaha memanggil Rose agar tidak meninggalkan dirinya bersama dengan Raffa.

Rennatha mengalihkan pandangannya kearah Raffa yang sedang berjalan kearah tempat duduk yang baru saja di duduki rose.

"Gimana?" Tanya Raffa setelah duduk di hadapan Rennatha.

"Apanya?"

"Mau pacaran sama gue?" Raffa bertanya to the point.

𝐎𝐮𝐫 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 ||𝐋𝐤|| Where stories live. Discover now