39

1.2K 221 129
                                    

Hai? :D

◤━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━◥


"POWERRR ...!"

Hanya dalam waktu singkat Togata berhasil menumbangkan hampir seluruh adik kelasnya yang mengepung dari segala arah. Dimulai dari tim petarung jarak jauh yang pertama. Banyak dari mereka yang tak siap menghadapi serangan mendadak Togata, terlebih saat melihat semua pakaiannya copot tak tersisa.

Mau tak mau kesucian mata (Name) ternodai oleh sesuatu yang belum seharusnya dia lihat.

Oh, tunggu, ada apa dengan Todoroki di pojok sana? Mengepalkan tangannya kuat dan menahan diri untuk tidak ikut masuk ke pertarungan. Bukankah niatnya ingin menjadi penonton saja?

Oke, mari kita anggap dia hanya ingin membantu (Name) yang telah mendapatkan tiga jotos di perut. Todoroki tentu ingin membantu jika temannya itu kesulitan.

"Sejauh ini kau yang paling keras kepala ya, (Name)-san." Togata mengambil ancang-ancang untuk serangan berikutnya. "Yosh, aku takkan menahan diri lagi, loh!"

"Mirio, tunggu!" sergah Amajiki.

BUAKH!

Akibat lengah, tubuh (Name) langsung terpelanting hingga menabrak gunung semen di belakang sana. Togata tidak main-main dengan ucapannya. Strategi yang (Name) susun berdasarkan observasi dan pengorbanan teman-temannya berakhir percuma. Hanya karena interupsi Amajiki yang membuyarkan semua konsentrasinya.

Siapa suruh punya suara ganteng begitu?? Bikin (Name) salah fokus saja.

(Name) merintih menahan sakit di perut, lebih ngilu saat tubuhnya berusaha ditegakkan. Serangan Togata sedetik lalu berbeda dari pukulan-pukulan yang sebelumnya (Name) dapatkan.

"POWER ...!"

Pertarungan berakhir. Midoriya dan (Name) merupakan sedikit orang yang berhasil bertahan lebih lama dari yang lain. Namun, pada akhirnya mereka tetap kalah.

Meskipun (Name) susah payah memakai otak untuk mencari celah serangan Togata, tetap saja pemikiran senpai-nya itu sudah selangkah lebih maju darinya. Dan lagi semua serangan balasan yang satu kelas lancarkan tidak berefek apa pun selain menembus tubuh Togata. Julukan Big Three yang melekat padanya memang bukan sekadar isapan jempol semata.

"Ne, ne, Togata-san itu semakin kuat, ya." Hado menghampiri Amajiki yang sibuk bergumam di pojok dinding.

"Sejak kecil Mirio memang kuat. Hanya saja, seharusnya dia belajar untuk menahan diri."

Amajiki menatap kasihan pada (Name) yang meringkuk setelah serangan penghabisan Togata tadi. Nasib baik tulang-tulangnya masih utuh.

"Tidak adil. Kenapa hanya aku yang dapat bogeman paling keras?" (Name) berpegangan pada gunung semen, mencoba bangkit. Namun tiba-tiba, sebuah tangan terulur di depannya.

"Sakit?"

Itu adalah pertanyaan basa-basi yang sangat basi menurut (Name).

"Pakai nanya. Ya sakit, lah! Huhu, kayaknya ginjalku hilang satu."

Todoroki yang membantu (Name) bangkit itu mengerutkan dahi. "Kok bisa?"

𝐓𝐈𝐌𝐄  ||  𝐁𝐍𝐇𝐀 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Where stories live. Discover now