32

1.4K 280 74
                                    

Ini masih berantakan karna belom direvisi, kalo ada typo bilang aja yaa :>

◤━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━◥






Apa yang kalian lakukan jika terjebak di ruang kosong serba hitam tanpa adanya pintu keluar? Tanpa jendela, tanpa materi, bahkan tanpa lantai dan langit-langit. Kurang lebih seperti ruang hampa di luar angkasa. Sama-sama tidak memiliki gravitasi dan udara, tapi hebatnya aku masih bisa bernapas.

Sebelumnya aku pernah ke tempat ini, tepatnya ketika dalam pengaruh cuci otak si rambut ungu. Entah sudah berapa lama aku terjebak. Padahal beberapa saat lalu sedang rebahan (disekap) di markas Penjahat.

Kalau diingat-ingat, aku tidak tahu pasti letaknya di mana, karena begitu bangun tubuhku sudah diikat di atas ranjang operasi. Bukan tangan dan kaki saja yang diikat, perut dan leherku juga! Ini berlebihan, jauh lebih parah dibanding Katsuki saat upacara penghargaan di festival olahraga.

Sesaat aku mengira bahwa aku akan dijadikan subjek percobaan untuk penyuntikan T-virus. Anjirlah, belum mau jadi zombie!

Eh, tapi kalau nanti ketemu Akang Leon boleh juga, hehe. Tapi aku nggak mau jadi Ashley yang beban, kerjaannya cuma teriak-teriak minta tolong.

Omong-omong, para penjahat kayaknya beneran menyuntikkan sesuatu padaku selain obat bius, karena aku Quirk-ku tidak bisa berfungsi. Rasanya aneh, seperti kembali menjadi ras manusia hampir punah kalau kata Katsuki, alias Quirkless.

Jangan-jangan Quirk-ku dicuri?!

Yah, nggak masalah sih kalau kembali jadi Quirkless, toh aku juga puyeng punya Quirk yang makin hari makin nggak jelas.

Kerjaanku selama disekap cuma diem-diem bae, tiduran, menatap sekeliling, dsb. Aku juga sadar kalau di dekatku ada banyak peralatan dokter dengan segala macam kabel kusut yang aku nggak ngerti kegunaannya. Tapi gobloknya dengan peralatan selengkap itu mereka hanya membiarkan lukaku tanpa diobati.

Punya dokter elit, mengobati sulit.

Di saat aku bengong, pintu di depan terbuka. Masuklah pria berjas hitam dengan topeng pipa yang menutupi seluruh wajahnya. Kalau mengingat cerita All Might, kutebak pria itu adalah All For One. Selain karena tercium bau-bau tanah, aura pria itu kerasa ngeri banget gile, bikin tubuhku merinding hebat. Menelan ludah pun sulit kulakukan.

Nggak bohong, aku takut. Tapi karena lagi diikat dan nggak bisa apa-apa, jadinya ya pasrah saja.

"Dari terakhir kali aku melihatmu, sekarang kau sudah tumbuh besar ya, Fukushima Kin."

Aku berjengit, kaget mendengar suaranya. Aku menelan ludah sekali lagi, menatapnya. "Siapa yang kau maksud? Sepertinya kalian salah target. Aku tidak mengenal siapa pun itu nama yang kau sebut."

"Benarkah? Bagaimana bisa kau tidak mengenal dirimu sendiri?"

Dahiku mengernyit. Masa iya Kin-chan itu aku?? Namaku Mikazuki (Name), dan sudah jelas Mikazuki adalah marga orangtuaku.

"Oh, benar, Mikazuki (Name). Itu adalah nama baru yang diberikan Sora untuk menyembunyikanmu dariku. Wanita itu pekerja keras, loh. Maka dari itu kuberi balasan untuk semua jerih payahnya, yaitu tempat peristirahatan terakhir di surga."

Aku melotot tak percaya. Perkataan Mari-san tentang orangtuaku yang dikalahkan penjahat itu maksudnya All For One?

"Jadi itu kau?! Apa yang sebenarnya kau inginkan??" bentakku.

All For One menyeringai, terdengar dari nada suaranya.

"Sebetulnya orangtuamu tidak perlu mati, terutama Fukushima Hinoto. Dia berguna bagi dokter kami. Yang kubutuhkan hanya Quirk Space And Time milikmu. Hanya saja, orangtuamu itu berganti menghalangi jalanku. Semua yang menghalangi harus disingkirkan, bukan?"

𝐓𝐈𝐌𝐄  ||  𝐁𝐍𝐇𝐀 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang